The Truth Untold - YoonMin ✔

3 . 4 NO!

○● The Truth Untold ●○

Jika rasanya putus cinta itu sangatlah sakit. Jika di hianati juga lebih menyakitkan. Apalagi di tinggalkan hanya demi menjalin hubungan dengan orang yang terlampau dekat, atau bahkan teman satu kamarnya sendiri. Pasti akan membuat siapapun menjadi gila.

Hoseok tahu betul rasa sakit itu tidak akan bisa sembuh dengan mudahnya, karena obat yang di butuhkan hanyalah orang itu harus kembali, mungkin (?).

Jujur, Hoseok pun sama sakitnya. Walaupun itu tidak sebanding dengan apa yang sudah Jimin rasakan. Tidak sebanding dengan perjuangan seorang Park Jimin yang sudah mengabdikan cintanya kepada seorang Min Yoongi dari sejak mereka bukan siapa-siapa. Hingga sejauh ini.

Hoseok ingat betul saat Yoongi sempat frustasi bahkan hampir bunuh diri waktu itu. Dan hanya Jiminlah yang berani berjuang mati-matian untuk menyelamatkannya. Bahkan Jimin tak segan mengatakan dirinya akan ikut mati jika saja Yoongi mengakhiri hidupnya saat itu juga. Ya, itu semua ia lakukan karena ia sangat mencintai Yoongi tentu saja. Karena hanya Jimin yang bisa menaklukkan seseorang yang dingin, keras, dan bebal seperti Min Yoongi.

Sementara Hoseok sendiri baru mengagumi sosok Yoongi semenjak ia sudah menjadi seseorang yang cukup tampan dengan kharismanya di atas panggung yang mampu menghipnotis siapapun, termasuk dirinya. Hoseok hanya seorang pengagum rahasia berkedok seorang sahabat di sebuah kelompok yang sama yang menjadi statusnya. Dan entah apa yang membuatnya jadi terdorong untuk bisa memiliki Yoongi yang sudah memiliki seorang Park Jimin sebagai orang yang di cintainya. Bahkan jauh sebelum Yoongi menjadi seseorang yang terkenal dan dikagumi banyak orang di atas panggung sekalipun.

Hoseok menyesal setengah mati telah menyakiti seorang Jimin. Menghianatinya. Jimin adalah adik yang sangat baik dan lembut hatinya. Bahkan BTS bukan apa-apa tanpa adanya Jimin. Tak akan ada kue ulang tahun atau bunga-bunga saat ada member yang ulang tahun, tidak akan ada penyemangat saat ada member yang sedang mengerjakan sesuatu, tidak akan pernah ada yang mendatangi member lain saat mereka tengah sibuk mengerjakan solo karirnya, bahkan tidak akan ada yang cuma-cuma membelikan makanan atau minuman saat semuanya tengah dalam mood yang buruk, atau mungkin tidak akan pernah ada yang merengek manja karena menginginkan sesuatu. Jimin sangat melengkapi semuanya. Hoseok sadar, apa jadinya BTS tanpa adanya seorang Park Jimin yang selalu menjadi member terhangat daripada siapapun? Seharusnya Hoseok bersyukur, Jimin sangat baik padanya. Jimin itu tulus. Bukannya malah mementingkan perasaannya sendiri seperti ini.

Cinta telah membutakan hati dan pikirannya sehingga Hoseok bisa melakukan hal sekeji itu. Hoseok sendiri tak habis pikir dengan perbuatannya.

Pun diamnya dia beberapa waktu ini, bukan karena marah, bukan karena kesal. Tapi ia sibuk untuk menata hatinya dan memilih waktu yang tepat untuk segera meminta maaf dan menyatukan cinta yang semestinya bersatu.

Walaupun Jimin sudah memaafkannya sekalipun, hal itu tidaklah cukup. Meskipun Hoseok juga sudah mendapatkan ganjarannya. Harus rela di bohongi oleh orang yang benar-benar ia perjuangkan dengan menghalalkan segala cara yang membuatnya bahkan berubah tiga ratus enam puluh derajat dari seorang Jung Hoseok yang ceria, menjadi Jung Hoseok yang kejam. Hoseok menyadari perubahannya itu. Dan ia baru benar-benar sadar saat cinta telah meninggalkannya. Cinta telah membohongi bahkan membodohinya. Hoseok tahu sekarang. Ini semua memang sangat terlambat. Tapi lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali.

Hatinya berdebar tak karuan sambil terus memperhatikan kedua orang yang saat ini tengah duduk berdua di taman rumah sakit yang cukup sepi pada sore hari karena keadaan yang mulai menggelap. Hoseok benar-benar mendengar jelas apa yang kedua orang itu bicarakan.

Berdiri tak jauh dari sana, di balik batang pohon yang cukup besar dan menjulang. Hoseok seperti menjadi saksi seorang Min Yoongi yang tak mendapatkan kembali cintanya