3 . 5 LOVE (NC 21+)

12.6K 589 169
                                    

○● The Truth Untold ●○

"Tidak!"

Semua terdiam.

Tak ada satupun yang berbicara dalam beberapa waktu. Hingga akhirnya Yoongi memutuskan untuk menggiring tubuh gemetar Jimin agar segera keluar dari ruangan serba putih tulang itu.

Jangan di tanya bagaimana perasaannya. Hancur tentu saja. Tidak ada hal menyedihkan dalam sebuah hubungan jika orang tua sudah tidak merestui. Apa yang bisa diandalkan?

Yoongi ingin menangis, tapi ia tak mau di bilang lemah. Apalagi di hadapan Jimin yang benar-benar sangat membutuhkan dirinya saat ini. Yoongi harus kuat walaupun hatinya sudah tidak bisa bertahan.

Dan pergi adalah hal yang sangat tepat menurutnya saat ini. Sepertinya Yoongi memang harus segera enyah dari tempat itu.

Untuk Jimin? Yoongi nekad membawa pria manis itu bersamanya, tentu saja.

Tak peduli dengan restu. Jika cinta dari Jimin sudah ia dapatkan dan sudah ia genggam erat, maka apalah arti dari sebuah restu jika memang mereka tak bisa mendapatkannya? Sekarang ini hanya Jimin, hanya Jimin yang Yoongi pikirkan.

"H-hyung..." Jimin menatap nanar tepat di kedua mata sipit Yoongi yamg sedikit memerah.

"Kita pergi dari sini, hm? Mereka tak menginginkan kita, Jim." Bisik Yoongi dengan hangat di telinga Jimin. Lalu ia kecup sekilas pucuk kepala yang lebih muda di rangkulannya. "Percayalah padaku."

Jangan menangis Min Yoongi!

Sedang Jimin semakin terisak. Hatinya sangat berat meninggalkan kedua orang tuanya dalam keadaan seperti ini. Ia bahkan sempat menoleh sebentar, membuat langkah kaki itu melemah dan ia semakin memegang tubuh Yoongi erat sebagai tumpuan. Ayah dan Ibunya terlihat sangat kecewa menatap ke arahnya.

"Bagus, pergilah!" Usir ayah Jimin sekali lagi saat sempat melihat anaknya yang menoleh.

Pun tak bisa di pungkiri, air bening mulai menggenangi matanya. Begitu juga sang istri yang setia menemani di sebelahnya dengan raut kecewa. Dadanya semakin ia remat penuh tenaga. Begitu teganya Jimin meninggalkan orang tua yang telah membesarkannya, hanya demi pria kurang ajar yang pernah menyakiti hatinya. Dimana pun, yang namanya orang tua hanya ingin yang terbaik untuk anaknya. Selama ini mereka sudah bersabar dan mengalah dengan hubungan tidak wajar anaknya.

Pria dengan pria.

Tapi si anak yang tidak tahu diri malah mengecewakan mereka.

Namun bagaimanapun, ibu Jimin masih tak setega itu untuk mengusir anaknya seperti sang suami. Jiwa seorang ibu lebih syarat akan kasih sayang sebesar apapun kesalahan yang anaknya perbuat.

"Yeobo... jangan sep-"

"Biarkan!" Celanya. "Aku rela melepasnya jika ia sudah tidak mau menjadi anak kita lagi." Suara gemetar itu semakin tak bisa menahan tangis.

Sementara langkah Jimin dan Yoongi yang sudah sampai di ambang pintu yang terbuka langsung terhenti karena mendengar ucapan singkat dari bibir gemetar sang ayah.

Bisa Yoongi rasakan tangan kecil Jimin yang melingkar di perutnya meremas baju yang Yoongi gunakan dengan sangat kuat. Bahkan tubuhnya semakin bergetar hebat seolah menggigil. Yoongi tahu betul bagaimana perasaan Jimin saat ini. Yoongi pernah merasakannya juga, dulu saat ia pergi dari rumah demi cita-citanya yang tak pernah di dukung sama sekali oleh kedua orang tuanya.

Hingga akhirnya tubuh ringkih itu Yoongi peluk erat. Benar-benar erat hingga tak ada sedikit pun cela untuk Jimin bergerak. Yoongi letakkan dagunya di atas kepala Jimin sambil mendongak mencari kenyamanan dengan menghirup aroma manis rambut itu. Tak peduli dimana mereka berada. Tak peduli berapa pasang mata yang menyaksikan. Yoongi terlajur tak bisa melihat Jimin yang sesedih ini. Sehancur ini.

The Truth Untold - YoonMin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang