1 . 8 STEP BY STEP

7.2K 573 99
                                    

○● The Truth Untold ●○

Aku berlari. Aku pergi dari ruangan Jimin. Aku tahu itu semua salahku, tapi aku tak kuat jika di pojokkan seperti itu. Aku tak biasa menjadi orang yang lemah.

Tujuanku kini hanya satu, mobilku. Aku tak tahu kemana lagi aku harus melangkah. Aku juga tak tahu apa yang harus aku lakukan setelah ini. Ku yakin sekarang wajahku sudah memerah karena emosiku yang meluap-luap. Dadaku sampai memanas dan nafasku tercekat.

Di dalam mobil pun aku tak berbuat apa-apa selain diam. Dan diamku membuat otakku kembali berputar. Membawaku ke dimensi waktu yang berbeda. Tiba-tiba terbayang kembali saat bagaimana aku yang membentak Jimin berulang kali, bahkan mengusir Jimin dari kamarnya sendiri, dan aku juga telah membuatnya mendapatkan luka-luka itu walaupun tak langsung dari tanganku sendiri.

"ARGHT!!!"

Kepalaku jadi pusing. Aku keterlaluan. Aku sangat kejam. Aku jahat kepada orang yang sangat kucintai.

Oh Tuhan.

Kenapa waktu tak pernah memihak kepadaku?

Seandainya saja waktu itu pikiranku dan orang-orang egois yang memaksaku untuk menjauhi Park Jimin tak pernah ada, mungkin sekarang Jimin sedang berada di jok sebelahku. Kita akan pergi ke kedai es krim dan akan membeli es krim coklat untukku dan yang pisang untuknya.

Ya Tuhan, bantu aku menyelesaikan masalah ini.

Apa ini hukuman darimu atas permintaanku waktu itu?

Aku menerima semua hukumanku, apapun itu. Asal jangan lukai Park Jimin. Bukankah Kau sudah berjanji padaku?

"Ya Tuhan!"

Lalu kenapa aku masih membela Hoseok tadi?

Padahal di sisi lain, aku masih sangat mencintai Park Jimin. Dan Hoseoklah yang menjadi sebuah kesalahan dalam hidupku, dalam hubungaku. Aku sangat jahat telah membuat Jimin selayak tumbal yang harus ku relakan pergi hanya untuk kepentingan diriku sendiri.

"AARGHH!!!!!!!"

Aku kesal sampai menjambak rambutku sendiri. Setir ku pukul berulang kali hingga tanganku lecet. Aku bingung.

Sampai akhirnya aku meraih ponsel dan mulai mencari sebaris nama di kontak dan menghubunginya.

"Halo? Kau ada dimana?"

"..."

"Aku akan menjemputmu!"

○● The Truth Untold ●○

"Jimin, sudah. Tenangkan dirimu. Aku tak mau melihatmu seperti ini lagi. Lihat ini, tanganmu sampai berdarah gara-gara infus itu kau tarik paksa. Untung dokter cepat datang."

Taehyung masih setia menemani Jimin di  sempit itu. Sedang yang di temani tak henti-hentinya menangis. Jimin tak pernah merasakan sesakit ini. Pikirannya kacau. Bahkan untuk memarahi Taehyung yang sedari tadi protes saja sudah malas, padahal pria itu sangat berisik dan mengganggu.

"Taehyung, aku ingin berbicara padamu. Biarkan Jin hyung yang menemani Jimin di sini."

"Ne, hyung." Taehyung mengangguk dan mengikuti kemana Namjoon pergi. Sedang Seokjin segera menggantikannya untuk menenangkan Jimin dan duduk di kursi yang di tinggalkan Taehyung.

Namjoon keluar kamar dan menghentikan langkahnya di sebuah lorong yang sepi tak jauh dari ruang perawatan Jimin. Taehyung masih sangat antusias, namun tak bisa bohong jantungnya jadi tak karuan saking takutnya. Tahu sendiri bagaimana Namjoon yang tadi menghakimi seorang Min Yoongi.

The Truth Untold - YoonMin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang