3 . 6 SURPRISE (NC 21+)

13K 532 119
                                    

○● The Truth Untold ●○

Pagi hari sudah menjelang. Serpihan cahaya yang menembus kaca jendela dan hembusan angin yang masuk melalui ventilasi di atasnya pun menyibakkan kain tirai yang berwarna kelam.

Penghangat ruangan yang di atur menyesuaikan suhu udara saat itu juga semakin membuat nyaman kedua insan yang masih terlelap berselimutkan tebal berwarna hitam bercorak garis. Meringkuk, saling memeluk satu sama lain. Saling membutuhkan.  Mencari kenyamanan di setiap sentuhan.

Bahkan keringat yang semalam sempat membasahi dan menempel di sekujur tubuh akibat pergumulan panas yang melelahkan juga nikmat sudah tak lagi di hiraukan. Mungkin sudah mengering terserap sprei saat mereka sudah terlelap semalam.

Ketika sapuan angin yang berhembus menyentuh permukaan kulit kakinya yang mengintip dari balik selimut, barulah salah satu diantara keduanya mencoba membuka mata. Baru menyadari jika di luar jendela sinar sang surya sudah mulai berpencar. Menyinari sang bumi yang membutuhkan kehangatan dari sinarnya.

Meregangkan otot sebentar adalah kegiatannya setelah membuka mata. Sebelum menemukan orang yang sangat di cintainya tengah tertidur dengan berbantalkan lengan kekar miliknya, dan satu tangan kecil yang melingkari pinggang kurusnya. Bahagia. Iya, sesederhana itu definisi bahagia yang ia rasakan saat ini. Sungguh ia sangat merindukan momen seperti ini.

Senyuman itu tak bisa di tahan. Hatinya sungguh menghangat melihat pemandangan pagi harinya yang sedikit berbeda setelah sekian lama. Semoga selalu bisa seperti ini.

Di belainya lembut surai kelam milik yang lebih muda, di sibaknya poni yang mengganggu mata bulatnya yang sedang terpejam itu ke belakang. Menampakkan kening sempit yang sangat terlihat nikmat untuk di kecup.

Ku mohon jangan bertanya, hal itu sudah terjadi saat ia baru melihatnya.

Dan kini giliran jemari panjangnya yang bergerak. Telunjuknya sibuk menyusuri wajah bak pahatan itu dari mata pemilik bulu yang lentik dan lebat, hidung yang mancung dan kecil, hingga berakhir di bibir tipis yang menjadi favoritnya. Ia sentuh bibir itu beberapa lama sebelum menekannya menggunakan ibu jari. Sungguh lembut dan empuk. Membuat empunya tak nyaman dan mengusak-ngusakkan kepala semakin masuk ke dada bidang sang dominan.

Dan senyuman itu muncul kembali.

Pergerakan yang dilakukan si kelinci nakal sangat membuatnya gemas.

Namun ia tak menyerah untuk menggoda kekasihnya. Mengingat siang ini mereka ada jadwal. Ia harus segera membangunkannya. Walaupun ada sedikit rasa tak tega karena semalam ia telah menghabisinya.

Bibir itu ia toel hingga menciptakan suara kecipak yang lucu dan menggemaskan. Membuatnya lagi-lagi tertawa geli dan ingin terus mengulang karena membuat candu. Hingga tanpa sadar ia langsung mengecupnya sedikit lama sambil memejamkan mata. Merasakan setiap detik waktunya untuk melupakan segala beban yang selama ini ia rasakan. Dan hanya menyisakan bibir yang saling menempel memberi gelenyar nikmat kepada seluruh tubuhnya yang lelah.

"Eenngg...." erangnya lucu saat tautan bibir mereka di lepas. Namun mata bulat itu masih  tak kunjung terbuka.

Sang dominan sampai terkekeh, tak kuat menahan betapa menggemaskannya si manis satu ini. Ia sungguh menyesal pernah membuatnya berubah menjadi seseorang yang jauh sekali dari kata menggemaskan. Padahal sebenarnya, pria manis ini sangatlah baik dan berhati lembut. Walaupun kadang-kadang selalu menguras isi dompet hanya untuk sebuah martabak manis rasa keju.

Mengingatnya membuat Taehyung memejamkan mata dan menghembuskan nafasnya pelan, sungguh menyebalkan. Namun cukup, semua masalah itu sudah berlalu dan ia bersiap untuk melanjutkan kisah baru yang lebih indah tanpa ada satupun yang saling menyakiti.

The Truth Untold - YoonMin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang