Tok-tok-tok.
"Tuan.."
Seorang lelaki yang berdiri di depan jendela, menoleh pada pintu yang di ketuk barusan. "Ya, masuklah,"
Pintu terbuka, seorang wanita muda masuk dengan nampan di tangannya. Dia menunduk hormat. "Tuan, ada surat untuk anda,"
"Oh, sudah datang ya?" Lelaki itu tersenyum lebar. Dia segera menghampiri wanita itu demi mengambil amplop lucu di atas nampan.
Wanita itu tersenyum sopan sambil menunduk lagi. "Baiklah Tuan, saya kembali," katanya sambil berjalan mundur dan menghilang dari balik pintu, meninggalkan laki-laki itu sendirian dalam ruangannya.
Sekarang, laki-laki itu melangkah sedikit menuju kursi kerja dan duduk di sana, membuka surat di tangannya dengan hati-hati. Senyumnya mengembang.
Dear Tuan Kim ,
Aku agak malu saat kamu memuji cookies-ku enak. Kamu benar-benar menghabiskannya sendiri? Hehe, aku jadi tersanjung, terimakasih ya.
Sebenarnya, ini juga kali pertama aku menulis dan mengirim surat. Aku merasakan hal yang sama denganmu, jadi kupikir itu adalah hal wajar. Iya kan? Sebenarnya, aku juga nggak terbiasa dengan surat-surat ini, ini membuatku tersipu, seperti bukan diriku sendiri.
Walaupun aneh, bagiku, ini adalah pilihan lain agar aku dan kamu bisa komunikasi dengan cara yang berbeda. Dan, aku menyukainya. Aku menyukai kita berdua, seperti ini.
Ah iya, kamu bilang kamu gak punya banyak teman perempuan. Hari ini aku juga berpikir begitu, aku gak punya banyak teman laki-laki. Kupikir-pikir lagi, ternyata selama ini aku benar-benar terbiasa denganmu dan Nona Chan saja, jadi aku tak mencoba untuk mencari teman lain.
Saat memikirkan itu, aku jadi merasa kesepian, aku agak iri dengan Nona Chan yang mempunyai teman dimana-mana, yah ~ walaupun teman-temannya nggak terlalu waras, hehehe.
Tapi tak apa, aku merasa lebih baik saat bersamamu, kamu akan terus bersamaku kan?
Kemarin aku dan Nona Chan pergi ke taman hiburan. Aku mengikat rambut Nona Chan dengan ikat rambut berbentuk bola tenis dan dia hampir ngambek karna itu, haha. Lucu sekali. Biar begitu, aku berhasil membuat menghilangkan traumanya pada bola tenis.
Bagaimana dengan ceritamu ?
Salam,
Nona Kim.
p.s : stoberinya enak, terimakasih.
Lelaki itu menatap lembut surat di tangannya. Dia lalu melihat sebuah foto yang terselip di belakang kertas, ada dua gadis yang sedang menatap ke arahnya sekarang.
Salah seorang dari mereka berambut panjang, diikat dua dengan ikat rambut berbentuk bola tenis di atas kepalanya. Gadis itu tertawa lebar dengan lambang V di pipinya.
Laki-laki itu tertawa kecil, dia bisa langsung tahu kalau gadis itu adalah Nona Chan. Nona Kim benar, dia tampak lucu dan manis.
"Sebentar, kalau begitu .. Nona Kim itu yang .." mata lelaki itu pindah ke arah gadis lain di sebelah Nona Chan. Seorang gadis dengan rambut pendek sebahu dan lebih tinggi. Dia tersenyum lembut ke arah kamera sambil merangkul Nona Chan.
Jadi, dia Nona Kim?
Laki-laki itu tersenyum kecil.
"Kamu sedang apa? Senyum-senyum sendiri seperti itu?"
Lelaki itu spontan mengangkat wajahnya dari kertas surat, menoleh ke arah suara yang baru saja menyapu senyumannya.
Matanya menangkap laki-laki lain yang sedang berdiri di depan pintu dengan kedua tangan di dalam saku celana.
KAMU SEDANG MEMBACA
a Lov/e Letter [✓]
Teen Fiction"surat cinta bagai sebuah mantra. Siapa tau, mantranya bisa membuat sahabat jadi cinta. Ya kan?" Cerita ini dibuat pada tahun 2012 #1 loveletters 140723 #5 loveletters 060219