Hari ini sedang berlangsungnya pembukaan event gabungan yang dibuka resmi oleh pemilik yayasan SMA Bangsa Jaya yang bernama Rajendra Kusuma Jaya. Semua orang bertepuk tangan kala Pak Rajendra memotong sebuah tali dengan gunting dari sebuah baki yang dibawa oleh Nayla dan Nadia, pertanda bahwa acara telah resmi dibuka."Saya Rajendra Kusuma Wijaya, mewakili para pemilik yayasan swasta. Bahwa Event Gabungan dalam rangka mempersatukan silaturahmi sekolah swasta. Resmi dibuka!"
Sebuah lagu 'Good life' dari penyanyi terkenal : 'G-Eazy dan Kehlani' mengalun kencang dari arah panggung pentas seni. Semua murid tampak bersorak ria sambil mengangkat kedua tangan mereka ke atas. Bahkan ada yang melakukan siaran langsung sampai mendokumentasikan acara pembukaan yang begitu meriah ini.
"Assalamualaikum semuanya, selamat siang!!" sapa Kevan lewat michrophone.
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh, siang juga!!"
"Wahh! Meriah sekali yaa acara ini." Kevan tersenyum manis, membuat Kevano Lova langsung bersorak kagum. "Oh iya, jadwal event gabungan hari pertama ini adalah turnamen Volly, pentas seni tari dan lomba cerdas cermat eksak IPS. Persiapkan mental dan fisik kalian ya teman-teman. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh!"
Semuanya serempak membalas salam Kevan dengan penuh semangat. Apalagi siswi-siswi dari sekolah swasta lain yang tampak begitu mengagumi wajah Kevan yang berdiri di atas podium. Bahkan ketika Kevan turun, para siswi dari sekolah lain melambaikan tangannya sambil bersorak histeris. Membuat Nova, memandang mereka kesal.
Maureen yang melihat sorak sorai riuh itu dari kejauhan sambil memakan cilok Mang Udin hanya berdecak sebal. Tak habis fikir dengan mereka yang mengagumi Kevan, apa bagusnya Kevan? Jika mereka tau Kevan yang sebenarnya, mungkin saja perasaan kagum itu akan hilang seketila digantikan perasaan benci.
"Woy Maureen cepetan! Ngapain nongkrong disini?" Suara bariton itu membuat Maureen terkejut. Maureen menggeram saat mendapati seorang pria berkulit putih dan bermata sipit berdiri di sampingnya. Dia adalah Aloysius Rionaldo, wakil ketua PMR keturunan China dan beragama Khatolik yang memang sangat dekat dengan Maureen.
"Heh Rionaldo! Lo bisa gak sih gak usah ngagetin orang?!" bentak Maureen.
Aloysius Rionaldo yang sering dipanggil Rionaldo itu terkikik geli sehingga matanya terlihat terpejam karena saking sipitnya. "Lagian kayak orang gembel makan cilok sendiri disini."
"Biarin aja kenapa sih! Laper gue tau gak! Lo kira gue gak capek apa!" sungutnya kesal. Maureen memang sudah berada di sekolah sejak pukul 06.00 untuk mempersiapkan peralatan obat dan tandu, serta rapat terlebih dahulu dengan para anggotanya. Dan di rumah ia belum sempat sarapan, dari pada magh-nya kambuh, lebih baik ia makan cilok dulu meskipun tidak sekenyang ia sarapan nasi atau roti.
"Ih kasihan banget deh nih sobat gue. Ayok ke gedung olahraga. Gue bawa Brownies loh di tas, banyak lagi."
"Yang bener?" tanya Maureen terlihat antusias.
"Iya bener. Mana mungkin gue ngomong Reen..."
Maureen bersorak kegirangan, karena Brownies adalah salah satu makanan favoritnya. Kemudian Maureen pun menyelipkan tangannya di lengan Rionaldo, lantas berjalan menuju gedung olahraga yang tak jauh dari lapangan sekolah. Sesampainya di gedung olahraga, Maureen dan Rionaldo segera duduk di bangku penonton yang masih kosong, Rionaldo mengeluarkan sebuh kotak dari tas-nya, dan ternyata kotak tersebut berisi brownies yang begitu menggiurkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAUREEN-NO
Teen Fiction"Janganlah mencintai sesuatu dengan berlebihan, bisa jadi kamu akan membencinya di kemudian hari. Dan bencilah sesuatu dengan sewajarnya, bukan tidak mungkin esok hari kamu akan mencintainya. Percayalah, cinta dan benci itu beda tipis." Maure...