"APA!?" teriak seorang cewek yang sekarang duduk di ruang tamu beserta ibu dan ayahnya. Dia Tamika Anatasia. Seorang bad girl sekaligus primadona di kampus nya.
"aduh, sayang jangan teriak teriak dong." diana mengingatkan putri semata wayang nya itu.
"yah, gimana gak teriak?! Abisnya mama sama papa mau jodohin aku!" kini tamika tak bisa menahan emosi nya. Tapi emosinya tidak berlebihan karena dia masih ingat kalau di hadapan nya ini adalah kedua orang tua yang dia sayangi.
"ini kan demi kebaikan kamu juga Tamika." kini ferry yang angkat suara.
"iya bener, apa kata papa kamu."
"tapi kan ma pa, aku kan masih semester 2 masa aku harus nikah sih? " tanpa di sadari air mata jatuh membasahi pipi tamika.
"iya, mama sama papa tau sayang, tapi kamu kan di jodohin tunggu semester 6." jawab ferry seolah tidak mau dibantah.
"tapi aku tetep gak mau paa!" kini suara tamika terdengar sedang memohon. Ya, kini seorang bad girl akut Tamika Anatasia yang tidak pernah takut apalagi memohon pada siapapun kecuali pada orang tuanya.
"papa sama mama sudah menentukan dengan siapa kamu berjodoh." ucap ferry tegas tapi tetap lembut.
Tamika kini sedang memeluk ibunya, Diana dan terisak hebat. Agar ibunya itu luluh dan berusaha membujuk ayahnya agar membatalkan acara perjodohan ini. Tapi sepertinya itu sia sia.
"ma, tamika gak mau di jodohin! Karna cinta itu gak bisa di paksain ma! " isak tangis tamika semakin nyaring di segala penjuru rumah. Bagaimana tidak? Rumah super besar sekaligus mewah hanya berisikan mereka bertiga dan ada beberapa maid disana.
"iya mama tau sayang, tapi kan ini juga demi kebaikan kamu dan juga untuk masa depan kamu sayang." diana mencoba untuk menenangkan putrinya itu.
"hiks...hiks, emang papa mau jodohin aku sama siapa? " sekarang Tamika sudah pasrah, karena kalau bersih keras menolak pun perjodohan ini akan tetap dilakukan. Jadi buang buang tenaga saja.
"nanti ada saatnya kamu tau." kini ferry tersenyum hangat kepada tamika. Putri yang ia sangat sayangi.
"papaaa! Ihh nyebelin banget sih." tamika sangat kesal terhadap ayahnya itu. Sedangkan ibu nya hanya tersenyum.
"yaudah, sekarang lebih baik kamu istirahat ini juga sudah larut malam." diana mengingatkan.
"iya ma, yaudah tamika pamit ke atas dulu ya Ma Pa." pamit tamika dengan mata sembab nya.
Tamika pun sampai di kamar nya yang bernuansa serba abu abu dan putih. Dia menduduk kan diri di bibir kasur dan menatap lurus kedepan. Ia masih tak percaya akan hal yang baru saja ia dapat tadi.
Perjodohan? Tidak tidak. Itu sangat kolot! Gue gak mau di jodohinn!!! Ahh kesel banget hari ini! Secara kan gue terkenal sebagai bad girl dan primadona kampus? Apa kabar gue kalau gosip tentang perjodohan gue tersebar ke seluruh kampus? Trus gimana nasib cowok gue?
MAMPUS GUE ANJIR!
Batin Tamika menjerit hebat.
Tbc.
Maaf ya part ini agak pendek hehe:)