"eh mik!" panggil siska teman satu fakultas tamika.
"apaan?" balas mika dengan wajah datarnya.
"gu...gue mau kasih tau lo sesuatu." kata siska dengan terbata bata.
"ada apaan sih?" mika memutar bola matanya malas.
"it...itu cowok lo..." siska benar benar gugup.
"hah? Kenapa si aldi?" tamika menyatukan alis nya heran.
"janji ya tapi lo ga bakal marahin gue." ucap siska memastikan.
"iya iya, emang ada apaan sih?" mika sudah benar benar penasaran kalau sudah menyangkut aldi, pacarnya.
"tadi gue liat di parkiran motor si Aldi mesra mesraan sama Raya."
"lo pasti salah liat deh, sis. " mika berusaha untuk tidak mempercayai perkataan siska.
"nggak mik! Ini kalo lo gak percaya." siska mengeluarkan ponsel nya dan menunjukkan pemandangan yang membuat hati tamika terasa tercubit.
Tamika tidak bisa berkata apapun sekarang, dia pun berlari meninggalkan siska yang masih berdiam diri.
"hallo, mil." ucap tamika lirih. Ya dia menelpon sahabat nya itu.
"lo kenapa mik? Sekarang lo dimana? Ngapain lo nangis? Gue susul lo sekarang oke!" cerosos mila dengan panik.
Tak lama kemudian ponsel siska mendapat sebuah nontifikasi Line dari tamika. Yang mengirimkan keberadaan tamika dimana saat ini.
Sekarang mila sudah sampai di taman belakang kampus dan mendapati Tamika duduk di kursi pojok taman seorang diri dan terisak pelan.
"eh eh, lo kenapa mikaa?" tanya mila yang melihat bahu sahabatnya bergetar hebat. Dan segera memeluk tamika.
"di..dia jahat sa..sama guee mill." ujar mika sambil sesenggukan.
"hah? Dia siapa maksud lo?" ucap mila lembut dan berusaha menenangkan sahabatnya itu.
"aldi, mil." jawab mika lirih dan hampir tak dengar.
"DIA NGAPAIN LO MIK!?" tanya mila setengah berteriak.
"hiks..hiks dia selingkuhin gue mil." mika semakin membenamkam wajahnya ke pelukan sahabatnya itu.
"memang aldi brengsek!!" kini emosi mila sudah tak tertahankan.
Memang dari awal mila tak suka pada aldi, tetapi apalah daya mila karna mika tidak mau mendengarkan nya. Alhasil tamika lah yang tersakiti seperti saat ini.
"udah ya, nangisnya mik." ujar mila lembut.
"gue benci sama dia!" tegas tamika walau air mata masih berjatuhan di pipi nya.
"udah dong ya nangisnya? Masa bad girl akut gini nangis cuman gara gara satu cowok doang sih? Eh inget ya mik! Lo itu primadona kampus! Jadi banyak yang ngantri buat jadi pacar lo!" tegas mila kepada sahabatnya itu.
Sedangkan tamika hanya mengangguk ngangguk dan segera menghapus air mata nya.
"gimana kalau kita pergi ke cafe ntar malem?" ajak mila antusias.
"oke." mika juga tampak semangat.
"gini dong! Ini baru Tamika Anatasia yang gue kenal." ucap mila dengan senyum sumringah nya.
Tbc.
Sorry ya part ini pendek soalnya mager buat nulis:)
Oh ya! Kalau kalian pada heran kenapa bab IV yang aku publish dulu, karena kemaren wattpad aku error dan gak tau kenapa bisa kayak gini. Trus aku nggak tau cara benerin nya hehe:) jadi yaudah baca bab IV dulu baru bab III. Oke?