1. That Boy

3.8K 315 30
                                    

SMA Pelita Kusuma, menjadi SMA mereka sekarang. Setelah mereka berhasil menyelesaikan kasus besar itu, keberanian mereka diapresiasi banyak orang. Tak sedikit juga yang memberikan mereka hadiah serta ucapan terima kasih. Mereka juga ditempatkan di SMA negeri terdekat--bukan hanya mereka--tapi seluruh siswa yang bersekolah di SMA bermasalah itu.

Tapi, sayang sekali. Penempatan Mina tidak di SMA yang sama dengan mereka. Membuat mereka terpisah saat ini. Tapi, setidaknya mereka masih sering bertemu di luar sekolah.

Hari-hari pertama mereka bersekolah disini pun, mereka seakan disegani. Ah, lebih tepatnya ditakuti. Entahlah, sampai saat ini, belum ada yang mau mengajak mereka berkenalan, sekadar bertegur sapa pun tidak. Apa yang sebenarnya ditakuti? Toh. Sesama manusia biasa, kan?

Tidak adanya teman baru disini, membuat mereka jadi berkumpul seperti dulu. Mengobrol hanya dengan sesama mereka saja tanpa adanya orang lain.
Contohnya seperti saat ini, saat ada jam kosong. Disaat satu kelas sibuk mengobrol, mereka dihiraukan.

"Benci banget deh, gue. Kenapa kita harus ngulang satu semester?!"

"Ya ... mau gimana lagi? Kita disana aja banyak gak belajar, banyak liburnya. Sekalinya belajar, eh ada teror."

"Gue males harus sekelas sama bocah-bocah kecil kayak mereka." Lucas menunjuk sekumpulan anak yang sibuk bermain game online.

Dino terkekeh pelan. Kemudian melihat ke arah yang ditunjuk Lucas.
"Mereka tuh kenapa,ya? Kayak segan banget deket sama kita?"

Tzuyu mengangguk mengiyakan. "Di pikirnya kita hobi bunuh orang kali? Gara-gara wawancara itu."

Mark merotasikan matanya malas. "Yakali ah mereka gak ngapa-ngapain kita main tebas aja,"

Tzuyu tertawa pelan. Manik matanya kemudian melirik handphone-nya yang sedari tadi seperti tak ada tanda kehidupan. Notifikasi yang ia berharap segera muncul di handphone-nya tak kunjung datang.

"Mark,cewek disini lumayan cantik-cantik loh," Dino menaik-turunkan alisnya.

"Dasar ya,Dino ngerdus mulu!" Tzuyu mendesis.

Mark tersenyum,ia menggelengkan kepalanya. "Lo aja deh. Gue masih harus cari dia,"

"Mark. Gue tau lo sedih,tapi hidup ini harus ada progress. Lo gak bisa gini terus,Mark. Jelas-jelas kan dia sudah--"

"Dino." Potong Mark tegas. "Selagi jasadnya nggak ada,gue gak akan percaya dia mati,"

Dino menelan salivanya kasar. Mark belum pernah seseram ini. Suasana menjadi canggung sekarang.

TRING!

Bunyi notifikasi dari handphone Tzuyu memecah keheningan yang tercipta. Dengan sigap,Tzuyu segera mengeceknya.

"Akhirnya!" Tzuyu berteriak senang. Ia buru-buru mengambil handphone-nya sambil tersenyum sendiri.

"Eh ngomong-ngomong,ada nih yang lebih gue benci," Lucas melirik Tzuyu sekilas. "Kenapa si jelek Jungkook harus satu sekolah sama kita,"

Tzuyu berhenti mengetik,ia menatap Lucas sinis,memberikan death glare.
"Apa lo bilang?"

"Jungkook j-e-l-e-k,"

"Mata lo katarak?! Dasar gorilla sinting!"

"Mata lo mati suri! Gantengan gue kemana-mana dibanding dia!"

"Heh! Lo belum aja ketemu dia!"

"Apa? Maksud lo apa? Begitu ketemu dia gue jadi jatuh cinta?!"

Change! | Lucas-Tzuyu✓(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang