6. The Owner

1.2K 209 33
                                    

Hari ini Lucas berangkat pagi-pagi sekali. Alasannya tak lain adalah untuk mendalami peran sebagai Tzuyu dan untuk mencari si pemilik buku. Lucas rasanya ingin mengabadikan momen ini dan menunjukkan pada Mark yang selalu mengejeknya sebagai raja terlambat bahwa ia bisa datang pagi.

Sekolah masih sepi. Hanya segelintir anak yang datang,itu pun karena adanya tugas piket. Hawa dingin masih sangat terasa di sekolah. Langkah kaki Lucas pun bergema di koridor menuju kelasnya.

Lucas menaruh tas begitu sampai di kelas. Hanya ada Renjun--si ketua kelas--yang datang. Lucas menyapa Renjun sekadarnya,masih sedikit sakit hati karena waktu itu Renjun bilang wajahnya menyeramkan.

"Tzuyu masih lama kayaknya," Lucas bergumam pelan seraya mengecek ponselnya.

"Dino biasanya datang sepuluh menit lebih awal dari gue. Duluan aja kali,ya?" Ia bermonolog lagi. Dengan cepat,ia menyimpan ponsel di sakunya. Ia harus segera menyelesaikan ini semua,tiga puluh hari bukan waktu yang lama untuk menuntaskan semuanya.

Lucas meninggalkan kelas,ia berjalan menyusuri koridor kelas sepuluh. Tak terlalu sepi,banyak juga siswa yang sudah datang jam segini. Berbeda dengan kelas sebelas yang mulai malas-malasan atau kelas dua belas yang sudah bosan ke sekolah. Lucas mulai mencari anak itu dari kelas 10 IPA 1, matanya menelusuri kelas itu,mengabaikan tatapan heran dari beberapa siswa di kelas.

"Ada apa,Kak?" Tanya salah seorang siswa yang sedang menyapu lantai.

Lucas tersenyum manis ala Tzuyu,kemudian menggaruk tengkuknya yang sebenarnya memang gatal. "Emm ... anu. Disini,ada gak anak yang suka bawa buku banyak banget,terus bukunya suka dibawa keluar pas jam istirahat? Ciri-ciri fisik anaknya, badannya tinggi,matanya sipit,gak gemuk gak kurus,poninya nutupin dahi. "

Dahi anak itu berkerut,menandakan ia sedang berfikir. "Kalo kelas ini sih,gak ada,Kak."

"Terus? Lo kenal dia? Kelas berapa?"

Kini anak itu mengetuk-ngetukkan jari-jarinya di dagunya. "Dia kayaknya kelas 10 IPA 5,"

Lucas mengangguk-angguk. Ia tersenyum senang karena ada anak yang mengenali anak itu sehingga ia tak perlu repot-repot menelusuri kelas satu per satu. Ia mengucapkan terima kasih pada anak itu kemudian hendak melenggang pergi.

"Eh,Kak! Tunggu sebentar!"

Langkah Lucas terhenti. Ia berbalik.

"Kenapa?"

"Um ... boleh minta nomor handphone kakak?"

Lucas mengangguk,"Boleh."

Anak itu tersenyum antusias dan segera mengeluarkan ponselnya. Ia mengetik nomor-nomor yang Lucas sebutkan di layar smartphone-nya. Lucas berusaha menahan senyum gelinya sedari tadi. Membayangkan reaksi anak ini ketika tahu bahwa Tzuyu yang berdiri di depannya ini adalah seorang pria. Pengalaman pertama juga bagi Lucas dimintai nomor oleh seorang laki-laki selain abang konter pulsa.

Selesai urusannya dengan anak itu,Lucas melangkahkan kaki menuju kelas 10 IPA 5. Langkahnya agak terburu-buru. Ia ingin segera bertemu anak itu.

Lucas tersenyum sumringah ketika ia menemukan anak itu sedang fokus membaca di sudut kelas. Ia segera menghampiri anak itu tanpa menghiraukan segelintir anak yang melayangkan tatapan heran kepadanya. Kakinya dengan terburu-buru melangkah masuk untuk menghampiri anak itu.

"Hei!" Lucas menepuk pundak anak itu yang membuatnya sedikit tersentak.

"A-ada apa?"

Lucas tersenyum lebar. "Lo anak yang dua hari lalu duduk di belakang sekolah sambil bawa buku banyak,kan? Terus,ada satu buku lo yang ketinggalan,"

Change! | Lucas-Tzuyu✓(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang