9. Spy

1K 176 16
                                    

"Jadi kenapa?"

Lucas menatap lamat Tzuyu yang kini melipat tangannya di depan dada. Ekspresinya kesal. Tanpa ba-bi-bu Lucas langsung menyuruhnya untuk datang ke rumahnya yang sekarang dihuni oleh Lucas segera. Tanpa mengucap apapun setelah seharian tak memberi tahunya beberapa kejadian penting yang harusnya ia tau.

"Lo kenapa manyun gitu? Tambah ganteng kan guenya," Celetuk Lucas asal.

Tzuyu melempar lembar brosur yang ia genggam ke wajah Lucas. Ia geram. "Lo itu ya kayak nggak ada salahnya banget. Kenapa hari ini lo gak masuk,hah? Padahal kan kita masih mau nyelidikin semuanya. Apalagi lo udah tau perihal Jisung dari semalam. Lo mau kabur dari masalah?"

Lucas mengambil laptop yang sempat ia jauhkan. "Bilang kangen aja susah banget. Perempuan emang seribet itu,ya?"

Tzuyu memelototi Lucas. Ia tak terima dibilang merindukan manusia abnormal seperti Lucas. Ia sebenarnya tidak mau bersama Lucas terus-terusan kalau saja bukan masalah ini.

Tzuyu menarik nafas pelan. Berusaha menenangkan dirinya. "Terus masalah Jungkook ternyata suka gue?" Tanyanya. "Kenapa yang ini juga gak lo kasih tau?"

Lucas diam tak bersuara. Yang terdengar hanya lah suara yang dihasilkan oleh jari-jari Lucas yang bergerak lincah di atas keyboard laptopnya.

Tzuyu menghembuskan nafasnya kasar. "Lucas,gue nanya,"

"Gue gak mau jawab."

"Kenapa?"

Gerakan jari Lucas terhenti. Ia mengalihkan tatapannya. "Males aja,"

Tzuyu berdecak. Lucas sangat menyebalkan. Kenapa ia sangat sulit menjawab pertanyaan yang bahkan sangat sederhana?

"Gue gak sekolah bukan menghindari lo karena Jungkook. Apa lagi buat nyantai-nyantai. Lo pikir gue bisa tenang setelah nerima rekaman itu? Enggak,Tzuyu." Lucas membuka suara setelah diam beberapa saat.

Tzuyu memicingkan matanya. Ia menatap Lucas intens. "Terus,kenapa lo gak langsung cerita ke gue? Kita bisa kan selesain bareng?"

Suara yang berasal dari keyboard itu terhenti. Lucas mengalihkan fokusnya ke Tzuyu. "Gue cuma gak mau buat lo repot lagi,"

"Udah cukup gue nyeret lo ke dalam permainan berbahaya kayak gini. Gue gak mau buat lo repot lagi," Lucas melanjutkan.

Tzuyu sedikit terhenyak. Ia berdehem pelan. "Kalau gitu,kenapa masih panggil gue kesini,terus minta bantu?"

Lucas menyengir lebar. Ia menggaruk kepalanya. Tzuyu menanggapinya dengan senyum yang dipaksakan. Lucas tetaplah Lucas. Awalnya sok jadi pahlawan,tapi ujung-ujungnya masih saja merepotkan.

"Awalnya sih gue pede gak minta bantuan. Tapi kalo buat yang kayak gini gue gak bisa sendiri kayaknya,"

Tzuyu mengernyit. "Emangnya,apa yang mau lo kerjain?"

"Mata-mata. Gue mau nyelidikin mereka satu-satu. Gue gak bisa percaya sama satu diantaranya," Lucas menyodorkan laptopnya ke hadapan Tzuyu. "Itu untuk sadap ponsel mereka,"

Tzuyu memperhatikan apa yang Lucas tunjukkan padanya. Ia lalu melirik Lucas dan laptopnya secara bergantian.

"Kenapa,sih? Salah?" Lucas mengernyit heran.

"Lucas . . . bukannya ini gak boleh? Ini ngelanggar privasi orang,kan?" Tanya Tzuyu pada akhirnya. "Kalo kita nanti dilaporin ke polisi gimana?!"

"Aduh,Tzuyu. Santai lah,santai,Lucas ini." Lucas membusungkan dadanya sambil menepuk-nepuknya.

"Santai maksud lo apa hah?! Kalo nanti lo dipenjara terus masih bisa bilang santai?!"

"Tzuyu,dengar." Lucas merubah posisi duduknya. Nada bicaranya serius. "Kita gak bisa percaya sama Jisung atau Jungkook kecuali setelah menyelidikinya. Maka itu jalan satu-satunya. Kita cuma bisa dapet petunjuk dari Jisung. Nah,kalau ternyata Jisung kasih petunjuk yang salah? Kita akan terjebak. "

Change! | Lucas-Tzuyu✓(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang