dua

99 0 0
                                    

"Aaahhhh" ananda memejamkan matanya mendengar teriakan ayumi yang seperti petir.

"Yum jangan kenceng-kenceng. Gue jadi takut nih" ucap ananda.

"Gue benci ini semua nan, gue benci" teriak ayumi lagi dan untungnya sekarang ayumi dan ananda sedang berada di sebuah danau.

"Gue tau yum, tapi gue gak bisa bantu apa-apa" ucap ananda merasa menyesal karena sama sekali tak bisa membantu persoalan ayumi, padahal ayumi selalu membantunya.

"Pulang yu yum, udah sore nih. Mas yudha bentar lagi pulang" ajak ananda.

"Iya ayo".

****

Ayumi menatap dirinya sendiri di cermin. Air matanya jatuh begitu saja. Hari ini adalah pertunangannya sekaligus pernikahannya. Kedua orang tua sudah memutuskan melangsungkan pertunangan sekaligus pernikahan.

"Ayumi" ayumi menghapus air matanya saat mendengar sang kakak perempuan jeni.

"Iya kak" jawab ayumi dan berusaha tersenyum.

"Kakak gak pernah nyangka kalau kamu akan nikah secepat ini" ucap jeni dan duduk di hadapan ayumi.

"Iya kak, yumi juga gak pernah nyangka" ayumi kembali tersenyum.

"Ayumi ayo cepat turun, ijab kobul akan segera di laksanakan" panggil sang ibu dengan sinisnya.

"Iya mah" ayumi bangkit dari duduknya dan mengangkat gaunnya yang panjang.

"Mah ayumi biar turun sama aku aja" pinta jeni.

"Ya udah terserah kamu aja".

****

Semua resepsi pernikahan sudah selesai di laksanakan dan kini ayumi sudah ada di rumah mertuanya.

"Kalian pasti lelah banget, kalian langsung istirahat aja di kamar. Oh ya yumi, mama akan bawa semua barang kamu besok ya" ucap reni dengan ramahnya.

"Gak usah tah, eh maksudnya mah. Yumi ambil sendiri aja, soalnya barang yumi juga banyak" tolak ayumi.

"Gak papa sayang" kekeh reni.

"Jangan di paksa mah, gak papa kalau ayumi mau ngelakuin itu. Kan dia juga yang tau apa aja barang yang dia butuhkan" sanggah sang ayah tio.
*

Ayumi duduk di pinggir ranjang dan tubuhnya sudah kembali segar setelah dia mandi tadi.

Ayumi melirik ranjang tidur di mana suaminya sudah tertidur lelap.

"Gak enak banget sih ada di sini" ucap ayumi karena sejak tadi dia tidak bisa tidur.

Ayumi membaringkan tubuhnya di ranjang. namun dia tetap saja tak bisa menutup matanya dan bergerak kesana kemari hingga membangunkan tidur raga.

"Kamu bisa gak sih tidur dan gak usah gerak-gerak terus. Saya capek mau tidur" kesal raga.

"Lo pikir gue gak mau tidur apa, gue juga capek. Tapi gue gak pernah bisa tidur jam segini" jawab ayumi tak kalah kesal.

"Maksud kamu, kamu itu mengidap insomnia?" Tanya raga dan merubah posisinya menjadi duduk.

"Iya, kalau lo mau tidur, tidur aja sana. Gue mau pindah ke sofa biar lo gak ke ganggu" ayumi turun dari ranjang dan beralih tempat menjadi di sofa hanya dengan bermodalkan batal saja.

"Kamu pikir saya ini apa, saya gak sejahat itu. Sekarang kamu pindah kesini, biar saya yang di sana" raga turun dari ranjang dan menarik ayumi agar bangkit.

"Gak usah, lagian meskipun di situ gue tetep gak bakal tidur. Mending lo aja yang di sana" tolak ayumi.

"Ngeyel banget sih jadi orang. Mau kamu tidur mau nggak juha bodo amat. Udah sana" raga menarik ayumi berdiri dan dia langsung membaringkan dirinya di sofa.

"Ya udah gue tidur di sana, nih pake selimutnya biar adil" ayumi melempar selimut pada raga.

"Terserah".

*****

Hari sudah menjelang siang dan raga mulai membuka matanya.

"Kenapa gak ada yang ngebangunin. Ah pasti wanita itu masih tidur" pikir raga pada ayumi. Raga bangkit dari tidurnya dan melihat ke arah ranjang tapi ranjangnya sudah tertata rapi.

"Dia sudah bangun, aku pikir dia akan tidur sampai siang" pikir raga dan langsung masuk ke kamar mandi.
*
"Ayumi di mana mah?" Tanya raga saat dia sudah berkumpul di ruang makan.

"Ayumi tadi di telpon dari kampusnya, katanya ada hal yang sangat penting yang harus dia kerjakan di sana. Lagian ini juga masih pagi kali, kamu udah kangen aja sama dia" goda sang ibu.

"Bukan gitu mah, aneh banget aja. Semalem dia...., ah udahlah gak perlu di bahas" potongnya dan langsung menyibukan dirinya dengan acara makan.

****

"Kita makan dulu yah, gue laper banget nih. Soalnya dari kemarin gue belum sempet makan" raga menghela napasnya berat mendengarkan rengekan ayumi. Sekarang mereka sedang dalam perjalanan pulang. Sebenarnya raga segan untuk menjemput ayumi tapi jika ini perintah sang ibu, maka dia hanya bisa menurut.

"Ya ga, ayolah gue laper nih" rengek ayumi lagi.

Raga teringat dengan kejadian semalam. Raga melihat mata ayumi yang ternyata kelihatan biasa saja.

"Apa dia tak merasa pusing atau lemas, padahal dia hanya tidur satu jam saja" batin raga.

"Ga turunin gue di depan" raga mengerem mobilnya spontan mendengar teriakan ayumi.

"Kenapa?" Tanya raga menatap tajam ayumi.

"Gue mau makan, lo pulang aja duluan ga" ayumi langsung turun dari mobilnya dan melangkahkan kakinya menuju sebuah rumah makan yang ada di pinggir jalan.

Raga menarik napasnya dalam, tak mungkin dia pulang tanpa ayumi. Jadi akhirnya dia memutuskan turun dan mengikuti ayumi.

"Ini mbak nasi padangnya" ucap pelayan pada ayumi. Dia memang penggemar gila nasi padang.

Ayumi mengernyit saat raga ikut duduk di sebelahnya.

"Lo mau makan juga, biar gue pesenin" tawar ayumi.

"Gak usah, saya udah makan kok" tolak raga.

Ayumi mengedikkan bahunya acuh, terserah kalau raga mau makan atau nggak.

"Udah belum makannya, saya buru-buru" tanya raga membuat ayumi kesal karena dia sangat tak suka kalau acara makannya terganggu.

"Gue kan udah bilang, lo pulang aja duluan. Gue gak suka di buru-buru" kesal ayumi.

"Iya tapi tetep aja saya gak bisa...." ucapan raga terhenti saat ayumi memasukan makanan ke dalam mulut raga tanpa permisi.

"Enak kan ga, sering-sering deh makan disini" ucap ayumi tanpa rasa bersalah.

Raga dengan kesalnya mengunyah makanan yang ada di dalam mulutnya sambil mengelap bibirnya dengan tisu.

"Udah, ayo pulang" ajak ayumi sambil berdiri dan mengeluarkan uang lima puluh ribu.

"Biar saya yang bayar" cegah raga saat ayumi akan membayar makanannya.

"Gak usah, gue bisa bayar sendiri kok" tolak ayumi.

"Gak bisa, selama kamu jadi istri saya. Kamu hanya akan menggunakan uang saya. Meskipun pernikahan kita hanya sementara, tapi sebagai suami saya akan tetap membiayai semua keperluan kamu" papar raga sambil membayar makanan ayumi.

my perfect husbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang