sebelas

85 1 0
                                    

Satu bulan sudah berlalu semenjak kejadian di kantor. Kini raga semakin pendiam saja yang membuat ayumi kesal.

"Maaf ga ini ada dokumen yang harus lo tanda tangan" ayumi menyimpan semua dokumen di atas meja, sedangkan raga sama sekali tak mengalihkan perhatiannya dari jendela.

Ayumi menghela napasnya panjang dan langsung keluar dari ruangan raga.

"Ayumi ayo kita makan bersama" ajak rina ramah.

"Ayo mbak" sahut ayumi dan menggandeng tangan rina.

"Wah makanan disini memang selalu enak" senang rina sambil melahap makanannya.

"Iya ya, pak raga itu memang selalu perhatian sama karyawan" puji wiwit.

"Iya kan yum" ucap wiwit meminta pendapat ayumi.

"Gak tau wit ah, ayumi lagi pusing" ucap ayumi lebay.

"Lebay banget sih yum, emang yum-yum nya kita pusing kenapa?" Tanya hani setengah meledek.

"Biasa kalau orang kuliah mah, pusing sama tugas" jawab ayumi

"Sabar ya yum-yum" ucap mereka menyemangati.

"Iyalah ayumi mah selalu dalam mode fighting" puji ayumi pada dirinya sendiri.

****

Ayumi berjalan di koridor perusahaan sambil mengotak-atik hp nya.

"Ayumi" ayumi mengalihkan perhatiannya dari hp nya.

"Kenapa?" Tanya ayumi pada raga yang menghampirinya.

"Ayo kita pulang" ajak raga.

"Ya udah ayo" sahut ayumi.
*

Ayumi dan raga baru saja sampai di apartement. Mereka langsung menyibukkan diri dengan kegiatan masing-masing.

Ayumi melihat dokumen yang ia bawa dari kantor yang mesti di tanda tangani oleh raga.

Dengan santai ayumi membawa dokumen itu ke ruang kerja raga dengan segelas teh hangat di tangannya.

"Sorry ga gue ganggu" ucap ayumi sambil memyimpan dokumen itu di atas meja raga.

"Ini semua dokumen yang harus lo tanda tangani" jelas ayumi spontan.

"Iya makasih" ucap raga dingin.

Ayumin lagi-lagi menghela napasnya panjang dengan sikap raga yang semakin dingin.

Ayumi sudah tak tahan dengan semua sikap raga, dia melihat gelas yang ia pegang dan sekilas melihat raga.

Ayumi mengangkat gelas itu tinggi dan langsung membantingnya samapi gelas itu hancur.

"Hentikan semua ini" teriak ayumi. Raga langsung berdiri dari duduknya.

"Lo pikir gue ini apa hah?, pelampiasan?" Tanya ayumi.

"Kamu ini kenapa hah?" Tanya balik raga.

"Kenapa, lo nanya gue kenapa. Lo yang kenapa, lu putus sama dia bukan gara-gara gue ga. Tapi kenapa semua kekesalan lo limpahin ke gue. Lo nyadar gak gue capek dengan semua ini, gue capek" kini semua kekesalan ayumi terlimpah sudah.

"Dan gue mohon sama lo, mulai hari ini jangan pernah ngelakuin seuatu yang bikin gue salah paham. Jangan pernah jadikan gue sebagai pelarian lo dengan kata-kata manis yang lo berikan sama gue" raga diam, benar juga apa yang di katakan ayumi. Kenapa dia jadi kesal pada ayumi, padahal ayumi tak punya salah apapun padanya.

Ayumi keluar dari ruang kerja raga dengan kemarahan yang masih memanas di ubun-ubunnya.

Ayumi langsung masuk ke kamar dan meminum pil tidurnya dalam dosis yang cukup banyak karena dia perlu tidur yang panjang untuk malam ini.

Raga menyusul ayumi ke kamar namun ternyata ayumi sudah terlelap.

"Dia sudah tidur, jam segini" raga berlari menuju lemari dan melihat pil tidur ayumi yang ternyata hanya tinggal sedikit lagi.

"Dia meminum ini dalam jumlah banyak, ya tuhan. Apa yang sudah aku lakukan" pikur raga.

****

Raga sudah bangun dari tidurnya sejak pagi tadi tapi dia belum berangkat kerja bahkan belum bersiap-siap. Dia masih duduk menyender pada ranjang menunggu ayumi bangun dari tidurnya.

Ayumi mulai menggeliat dari tidurnya dan membuka matanya.

"Kamu udah bangun?" Sapa raga.

"lo kok belum berangkat kerja sih ga, ini juga jam berapa lagi" ucap ayumi yang membuat raga lagi-lagi merasa bingung karena ayumi bersikap seolah-olah tak pernah terjadi apa-apa.

"Hari ini kita berdua libur kerja" ucap raga.

"Kok libur, inikan baru hari kamis, bukan minggu" heran ayumi.

"Iya tapi aku sengaja ambil cuti untuk kita berdua" jawab raga.

"Oh gitu, ya udah kalau gitu gue mau mandi dulu abis itu masak buat kita berdua" ayumi langsung turun dari ranjang dan melesat masuk ke kamar mandi.

"Dia itu benar-benar luar biasa. Bagaimana bisa dia melupakan segalanya dalam semalam" ucap raga aneh dengan semua sikap ayumi.

****

"Kita mau ngapain nih libur kerja kaya gini?" Tanya ayumi sambil memakan camilannya.

"Ngapain aja terserah" jawab raga dengan tatapannya yang fokus ke televisi.

"gak asik banget sih lo" kesal ayumi.

"Ya udahlah, mumpung sekarang hari gue ini free dari segala aktivitas yang melelahkan, jadi gue mau ngebentuk otot gue lagi dengan latihan di sasana tinju" putus ayumi akhirnya dan bangkit dari duduknya yang membuat raga langsung mengikuti langkah ayumi.

"Sasana tinju apa maksudmu?" Tanya raga.

"Iya dulu gue itu petinju dan gue juga sering kok waktu sekolah ikut lomba bela diri, kaya silat, taekwondo, wushu. Ya lumayan kan duitnya bisa gue tabung" papar ayumi sambil memakai jaketnya.

"Nggak, gak boleh" raga menarik kembali jaket yang sudah ayumi pakai dengan paksa.

"Apaan sih lo ga, lagian hari ini juga kita gak ada kegiatan apa-apa kan?" Kesal ayumi.

"Ada, aku cuti sama kamu itu karena aku mau ngajak kamu ke pesta pernikahannya arista tapi aku takut kamu nolak" ucap raga spontan dan dengan spontannya juga ayumi tertawa terbahak-bahak.

"Jadi ini penyebabnya lo diem mulu dari tadi. Parah banget sih, padahal mah ngomong aja kali" ucap ayumi dan melempar jaketnya di ranjang.

my perfect husbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang