sembilan belas

171 4 1
                                    

Pagi telah tiba, dan sang surya sudah menampakkan dirinya di balik jendela kamar.

Namun hal itu tak menganggu tidur panjang ayumi. Buktinya sekarang dia masih tertidur pulas di balik selimut tebalnya.

"Lihat dia, insomnia macam apa yang tidur sampai siang begini" ucap raga saat dia keluar dari kamar mandi dan masih melihat ayumi masih tidur padahal tadi dia sudah membangunkannya.

"Ayumi hei, bangun. Udah siang" raga menggoyang-goyangkan tubuh ayumi hingga dia menggeliat dan membuka matanya.

"Ini jam berapa ga, kok udah terang aja?" Tanya ayumi.

"Jam delapan, emang kenapa?" Tanya balik raga. Mendengar ucapan raga ayumi langsung bangkit dan merubah posisinya menjadi duduk. Namun betapa terkejutnya ayumi saat dia sadar kalau dia hanya menggunakan pakaian dalam saja. Ayumi kembali menutup tubuhnya dengan selimut.

"Aaaaaa" teriak ayumi membuat raga terkekeh.

"Malah ketawa lagi, keluar gak" kesal ayumi melempar raga dengan bantal.

"Lebay banget sih, lagian aku juga udah liat semuanya kali" kekeh raga mengacak rambut ayumi dan langsung keluar dari kamar.

"Oh my good, gue di perawanin lagi sama si mesum raga. Ah apa yang udah gue lakuin" ayumi mengacak rambutnya dan langsung melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.

****

"Jadi hari ini kamu kuliah, makannya kamu kaget tadi pas bangun kesiangan" ucap raga sambil terkekeh dan menyimpan roti yang sudah di olesi selai di atas piring ayumi.

"Iya, mana hari ini ada kuis lagi. Untung aja masih ada waktu setengah jam lagi" ucap ayumi dengan mulut yang terisi penuh.

"Udah ya aku mau berangkat dulu" ayumi bangkit dari duduknya dan langsung menggendong tasnya.

"Ya udah ayo, biar aku antar" tawar raga karena hari ini dia tak berniat pergi ke kantor.

"Gak usah, aku berangkat sendiri aja" tolak ayumi. Namun raga ya raga, dia tetap akan memaksakan kehendaknya. Dia mengambil jaketnya dan langsung menarik tangan ayumi.

****

"Belajar yang rajin ya, jangan buat masalah di kampus" pesan raga sambil mengusap rambut ayumi seperti anak kecil.

"Apaan sih ga, aku bukan anak sd kali yang suka buat masalah" kesal ayumi sambil mengikat rambutnya.

"Gak usah di ikat, di gerai aja rambutnya" larang raga dan melepaskan ikatan rambut ayumi.

"Apa lagi sih ga, emang kenapa kalau di ikat?" Heran ayumi. Raga menarik ayumi agar melihat ke kaca mobil dan memperlihatkan leher jenjang ayumi.

"Oh my, raga apaan nih" ayumi mengusap-usap lehernya yang memiliki beberapa tanda merah.

"Masa kamu gak nyadar sih yum, udah gak perlu banyak nanya. Sekarang kamu turun dan masuk, entar aku jemput kamu lagi di sini" titah raga dan mengasongkan tangannya. Ayumi yang mengerti langsung mencium punggung tangan raga dan langsung turun.

****

"Kangen ayumi, aku pengen ketemu sama dia" rengek ananda pada yudha sambil bergelayut manja.

"Iya nanti kita ke apartement mereke. Tapi nanti, aku harus kerja dulu" peringat yudha.

"Bener ya kak, jangan bohong" tekan ananda.

"Iya sayang, nanti kita ke sana" yudha mengusap puncuk kepala ananda.

****

Ayumi berdiri di depan kampusnya menunggu raga menjemputnya. Sudah berulang kali dia menelpon raga kalau dia akan pulang duluan, tapi sayang, raga sama sekali tak mengangkat telponnya.

"Tuh orang nyebelin banget sih. Gue kan mesti cepet-cepet pulang buat ngerjain semua tugas" kesal ayumi. Dia ingin segera pulang, tapi jika pulang duluan takutnya raga akan datang menjemputnya.

Ayumi mengerutkan keningnya saat dia melihat sebuah motor sport berwarna biru menghampiri dirinya dan berhenti tepat di depannya.

"Dimas" ucap ayumi saat orang itu membuka helmnya.

"Hai yum, kamu lagi ngapain disini?" Tanya dimas sambil turun dari motornya.

"Lagi nungguin raga, soalnya dia janji mau ngejemput gue" jawab ayumi judes.

"Kamu belum berubah ya, masih sama kaya dulu" kekeh dimas.

"Sikap gue emang belum berubah, ya hanya perputaran hidupnya saja yang berubah" ucap ayumi.

"Iya sih, oh ya lo mau bareng sama gue aja gak, sekalian gue juga mau ketemu sama bang raga" tawar dimas.

"Ya udahlah, dari pada gue nungguin raga yang belum jelas bakal dateng. Mending gue ikut sama dimas" pikir ayumi dan langsung mengangguk.

"Ya udah, ayo naik" ajak dimas sambil menyerahkan helm pada ayumi.

my perfect husbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang