enam belas

91 1 0
                                    

Dimas keluar dari kamarnya dan langsung menuju meja makan yang ternyata ayahnya sudah lebih dulu ada di sana.

"Udah nangkring di sana aja pah" ledek dimas.

"Iyalah, papa kan selalu pengen jadi yang pertama nyicipin masakan mama kamu" jawab sang ayah dengan santai dan tak lama sang ibu datang dengan membawa makanan.

"Makanan udah siap, ayo kita makan bersama" ucap sang ibu dan mulai menyendokkan makanan untuk suami dan putra bungsunya.

"Oh ya mas, mama lupa mau nanya sesuatu sama kamu" ucap sang ibu pada dimas.

"Mau nanya apa mah?" Tanya dimas.

"Sejak kapan kamu kenal sama ayumi?" Dimas langsung terbatuk-batuk mendengar pertanyaan sang ibu.

"Tuh kan, sekarang mama semakin yakin kalau kamu pernah ada hubungan sama ayumi" tebak sang ibu.

"Ngapain sih mama nanya kaya gitu?" Kesal dimas dan meneguk aur putihnya.

"Udah jujur aja sama mama mas, sejak kemarin mama udah curiga tau" desak sang ibu.

"Iya mas, jangan main-main rahasiaan lah sama keluarga mah" nah ini lagi si ayah malah ikut menimpali.

"Rempong banget sih kalian berdua. Kalau dimas sama ayumi pernah ngejalin hubungan emang kenapa?" Kesal dimas.

"Nah kan ketahuan, kamu pernah punya hubungan apa sama dia?" Cehcar sang ibu.

"Oke dimas jawab, sebenarnya ayumi itu mantan dimas waktu masih di SMA tapi dimas ninggalin dia gitu aja karena dimas mua pindah ke jerman. Puas" reni membuka mulutnya lebar-lebar mendengar jawaban dimas.

"Jadi dia mantan pacar kamu. Oh pah mama gak mimpi kan?" ucap reni shock.

"Nggak mah" jawab tio tetap santai.

"Tapi dimas, kamu udah gak punya perasaan kan sama ayumi?" Tanya sang ibu khawatir.

"Nggak lah mah, masa dimas masih menyimpan rasa sama kakak ipar dimas sendiri" jawab dimas kikuk meski dalam hatinya berkata lain.

"Bagus kalau gitu, dulu kalian pacaran berapa lama?" Tanya reni lagi karena dia masih penasaran.

"Mah bisa nggak, bisa nggak gak usah bahas itu lagi. Lagian dimas juga udah lupa"

"Lupa apa......?" Dimas mengerjap mendengar suara sang kakak. Hatinya mencelos begitu saja, dia yakin kalau kakaknya pasti bersama ayumi.

"Lupa sama apa mas?" Raga yang baru saja masuk langsung menepuk bahu dimas diikuti dengan ayumi yang mencium punggung tangan kedua orang tuanya. Hal inilah yang dimas khawatirkan. Ayumi mendengar apa yang baru saja dia katakan.

"Nggak kok bang, kita cuma ngebahas masa lalu" jawab sang ibu.

"Gimana liburan kalian?" Tanya tio.

"Seru pah" jawab raga dan duduk di sebelah ayumi.

"Sayang kita ke kamar dulu yu, kamu pasti capek kan" ucap raga membuat ayumi melongo.

"Mmm masih siang raga" goda sang ibu sambil mengerlingkan matanya.

"Tau mah, raga cuma mau ayumi istirahat aja. Dia kan pasti capek" raga berdiri dan menggenggam tangan ayumi.

"Kami ke kamar dulu ya" pamit raga.

Dimas yang melihat itu hanya bisa meremas pakaiannya.

"Liat tuh pah, mereka romantis banget kan" ucap reni senang.

"Dulu juga kita gitu kan mah" reni mengerlingkan matanya sebal.

****

"Lo masih suka balapan gak yum?" Tanya aldo karena hari ini mereka sedang berkumpul di sebuah kafe. Disana juga bukan hanya ayumi dan aldo saja, tapi ada juga disha, keke, galih dan lainnya.

"Nggak lah, mana keburu gue" jawab ayumi dan menegak minumannya.

"Kalau yang udah nikah mah gitu. Sok sibuk" sahut galih.

"Iyalah, emang lo belum laku-laku. Dia mah nikah juga dapet gaji kali" timpal disha.

"Nggak tuh, aku gak sibuk" sahut ananda membuat semua orang diam.

"Serah lo aja deh nan" kesal keke.

"Tapi udah lama juga ya kita gak ngumpul-ngumpul kaya gini" senang galih.

"Iya sih, ampir setaunan kita" sahut aldo.

"Ah gue selalu berpikir kalau kita bisa balik ke SMA lagi, pasti seru banget tuh" andai disha.

"Mana bisa lah dis" sahut nanda polos.

"Gue kan bilang andai nah, andai" kesal disha.

"Sabar semua" ucap ayumi dan semua orang langsung tertawa.

"Eh yum, itu suami lo kan. Wih makin ganteng aja dia" ucap keke saat dia melihat raga baru saja masuk ke dalam kafe dan menghampiri ayumi.

"Gantengan aldo ke mana-mana lah" ucap galih yang memang sudah tau kalau aldo suka pada ayumi.

"Udah beres belum?" Tanya raga saat sudah di depan ayumi.

"Masih lama deh kayaknya kak, gimana kalau kakak kumpul bareng kita aja dulu" jawab disha antusias.

"Oh gitu, ya udah boleh" raga langsung duduk di sebelah ayumi.

"Oh my good ke, ayumi beruntung banget sih punya suami kaya kak raga. Udah ganteng, kaya, ah pokoknya..." bisik disha pada keke.

"Ngapain lo berdua bisik-bisik" ucap galih.

"sirik aja loh" kesal keke.

Aldo yang melihat itu semua hanya bisa memutar matanya tak suka. Hatinya benar-benar merasa terbakar.

"Lo mau makan gak ga?" Tanya ayumi.

"Nggak usah, aku udah makan kok di kantor" jawab raga dengan senyuman mautnya.

"Liat tuh dis senyumnya, sopan banget lagi dia" ucap keke makin kagum.

"Kalau mau bisik-bisik ajakin aku dong dis, ke" ucap ananda membuat ayumi tersenyum.

"Rasain lo berdua" puas galih.

"Gue balik duluan ya" ucap aldo dan menggendong tasnya.

"Ya do, lo gak seru banget sih" kesal keke.

"Gue harus ke kafe sekarang" bohong aldo dan langsung pergi.

"Issh si aldo kenapa sih" heran disha.

Ayumi hanya bisa menghela napasnya berat. Sebenarnya dia sudah tau perasaan aldo padanya. Itu lah salah satu alasan kenapa dirinya lebih memilih pindah ke perusahaan raga karena dia tak mau membuat aldo semakin berharap padanya.

my perfect husbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang