dua belas

89 1 0
                                    

"Wah sayang hari ini kamu sangat cantik" puji nindy pada jeni yang baru saja selesai berdandan.

"Kalian udah siap belum, kalau sudah kita berangkat sekarang" tanya yudha karena sejak tadi dia dan anada sudah siap.

"Udah ayo" jawab nindy dan keluar bersama.

****

Ayumi dan raga masuk ke dalam gedung pernikahan arista dan dewa. Sebenarnya ada keraguan yang besar dalam hati raga untuk menghadiri acara pernikahan arista tapi dia harus menunjukkan pada arista kalau sekarang dia bisa hidup tanpa arista.

"Wah itu keluarga hendrawanto, lihat mereka sangat cantik dan tampan" puji banyak orang saar keluarga besar hendrawanto masuk ke dalam ruangan.

Ayumi tersenyum kecut melihat keluarganya yang tampak bahagia berjalan beriringan tanpa dirinya. Dia selalu ingin melakukan hal itu tapi tak pernah terlaksana.

"Ayumi" orang yang pertama kali menyadari kehadiran ayumi tetaplah seorang ananda.

"Hallo semuanya" sapa ayumi dan raga.

"Hallo raga" sapa balik nindy hanya pada raga saja. Hati ayumi terasa sangat tersayat mendengat hal itu.

"Ayumi" jeni yang menyadari hal itu langsung memeluk ayumi.

"Kamu kok jarang ngabarin kakak sih" ucap jeni berusaha mengalihkan perhatian ayumi.

"Ayumi cuma agak sibuk aja kak" jawab ayumi.

"Sini kakak peluk" yudha menarik tangan ayumi dan langsung memeluknya sedangkan sang ibu lebih memilih pergi menemui tamu yang lain.

"Kamu yang sabar yum, suatu hari juga mama bakalan sayang kok sama kamu" jeni menepuk-nepuk bahu ayumi pelan.

"Iya kalau itu terjadi, kalau nggak gimana kak?" Ucap ananda dengan polosnya dan disini yang tak mengerti dengan percakapan mereka hanyalah raga.

"Nanda" pelotot jeni.

"Kenapa emangnya" ananda malah kembali bersikap polos.

"Nanda udah ya, mending sekarang nanda ikut kakak" yudha menarik tangan ananda karena dia tak mau membuat ayumi semakin sedih dengan kepolosan ananda.

"Sayang" panggil herry pacar jeni yang juga hadir di pesta peenikahan itu.

"Yum aku samperin herry dulu ya" jeni langsung pergi dan menghampiri herry kembali meninggalkan ayumi dan raga.

"Semuanya memang tak akan pernah bisa kembali sama. Sesuatu yang rusak tak akan pernah bisa utuh lagi" ucap ayumi dengan air matanya dan pergi meninggalkan raga.

Ayumi menatap langit yang bertaburan bintang di atas gedung. Rasanya hatinya mulai sedikit tenang.

"Pake ini, kamu akan kedinginan" raga memasangkan jasnya di tubuh ayumi setelah lama dia mencarinya..
"Ku mohon hentikan ini semua. Aku tak ingin berharap pada siapapun dan merasakan kembali rasanya sakit. Sudah cukup semua ini ku rasakan" mohon ayumi dan air matanya jatuh begitu saja.

"kau bilang kalau aku tak boleh jatuh cinta padamu kan. Tapi jika kau terus bersikap seperti ini, mungkin hatiku akan goyah. Tidak, hatiku memang sudah goyah dan aku sudah mencintaimu" air mata ayumi semakin mengalir deras.

"Hentikan semua ini, ku mohon. Aku tak ingin lagi berharap pada seseorang. Aku sangat ingin di cintai, sangat ingin memiliki tapi itu hanya mimpi semu yang akan semakin membuat ku sakit, jadi ku mohon hentikan ini" ayumi menatap wajahnya dengan kedua tangannya.

"Apakah semenyakitkan itu, hingga kau takut untuk berharap pada seseorang?" Tanya raga. Untuk pertama kalinya raga melihat ayumi serapuh itu.

"Ya tuhan kenapa kau berikan aku cobaan seberat itu. Aku lelah dengan semua ini, aku ingin menghilang dari dunia ini. Ambil saja nyawa ku" teriak ayumi semakin menjadi dan entah mengapa rasanya ada yang menyayat hati raga mendengar teriakan pilu ayumi.

"Ambil saja nyawaku" tangis ayumi semakin pecah dan di sanalah raga langsung memeluk ayumi. Memberi ketenangan dan kehangatan yang selalu ayumi mimpikan.

"Kamu bisa berharap pada ku. Aku bisa menjadi milik mu, aku akan mencintai mu" ayumi mendorong tubuh raga mendengar ucapan raga.

"Jangan pernah mencoba menghibur ku dengan kebohongan raga, lebih baik kau menyakiti ku dengah kebenaran. Jika kau berusaha menghibur ku dengan kata manis mu itu, maka aku tak akan pernah terhibur tapi malah akan semakin terjatuh keras hingga mungkin aku tak akan bisa kembali bangkit" ucap ayumi dan mundur menjauhi raga, namun belum jauh raga kembali menarik tangan ayumi dan memeluknya semakin erat.

"Aku tidak menghibur mu, tapi inilah yang ingin aku lakukan. Aku ingin membuka lembaran baru dalam hidup ku bersama mu. Mari kita lupakan semua perjanjian yang pernah kita buat dan mari kita lupakan semua penderitaan kita dengan sebuah kebahagiaan" ayumi menghentikkan tangisnya. Dia mengangkat kepalanya menatap wajah raga.

"Kamu percaya sama aku, aku akan ngelindungin kamu" sejenak ayumi diam, dan tak lama dia akhirnya mengangguk.

"Kita kembali ke dalam ya, kita harus menemui mereka" ajak raga dan melepaskan pelukannya.

"Ayo" ayumi berjalan duluan namun raga langsung menariknya kembali dan menautkan kedua tangannya yang membuat jantung ayumi seperti ada yang menggedor-gedir.

"Kita ke dalam bersama" ucap raga dan membawa ayumi masuk ke dalam.

Raga menghentikkan langkahnya saat sudah melihat arista dan dewa yang ada di pelataran sedang bersalaman dengan semua tamu.

Ayumi menatap raga sebentar dan mengeratkan tautannya di lengan raga.

"Ayo" ajak ayumi dengan senyumnya dan di saat itulah raga seperti memiliki kekuatan untuk menghadapi semua ini.

"Wah arista selamat ya atas pernikahannya" ucap ayumi dengan polos.

"Selamat ya" ucap raga dan menjabat tangan dewa, ayumi memutar bola matanya jengah melihat senyum mengejek di wajah dewa.

"Harusnya saya pak raga yang ngucapin selamet karena anda yang sudah kalah dari saya" ucap dewa mengejek.

"Dewa" kesal arista.

"Ehem, maaf ya dewa, kayaknya anda deh yang kalah dari suami saya. Anda itu pake barang bekasnya raga, anda itu seperti manusia yang mungut barang yang udah di buang terus anda jilat. Menjijikan" dewa mengeratkan urat-uratnya mendengar ejekan ayumi. Sedangkan ayumi malah mengerlingkan matanya dan menggandeng tangan raga.

"Kau...." marah dewa sambil menunjuk wajah ayumi dan ayumi tak diam. Dia menarik tangan dewa agar turun dari depan wajahnya.

"Hati-hati lo sama gue, jangan pernah lo hina suami gue dan jangan pernah berani nunjuk wajah gue lagi kalau lo gak mau hidup lo hancur" ancam ayumi.

"Dan silahkan anda ambil apa yang pernah menjadi milik saya" timpal raga dan menarik ayumi menjauh karena takutnya ayumi akan semakin menjadi.

my perfect husbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang