12. Pulang

284 33 15
                                    

.
.
.
.
.
.
.
_____________________________________

Adalah cinta, yang mengubah jalannya waktu.
Karena cinta, waktu terbagi dua.
Denganmu dan rindu untuk membalik masa. -AADC 2
______________________________________
.
.
.
.
.
.

**

Jantungku berdebar keras dalam setiap detik yang terlewat. Perasaan yang aneh namun terasa familiar selalu kurasakan setiap kali memikirkan bahwa aku akan segera bertemu lagi dengan Athar, perasaan itu seakan terus-menerus berkeliling melingkupi diriku.

Aku yang biasanya selalu menikmati perjalanan berkendara kini bahkan tidak bisa memfokuskan pandanganku pada apapun di sepanjang jalan. Yang kulakukan hanyalah menarik napas dalam-dalam dan meremas ponsel di tanganku erat-erat.

Rasanya asing, namun begitu kudambakan. Terasa sedikit menakutkan, namun juga amat mendebarkan.

'Aku akan bertemu Athar...
Aku dalam perjalanan pulang..'

Pada saat-saat seperti inilah kemudian aku menyadari sesuatu, menyadari hal-hal yang ku tolak dan ku langgar secara sepihak.
Aku menyadari bahwa aku tidak bisa pergi jauh dari Athar, bahwa aku entah dalam keadaan sadar atau tidak tetap tidak ingin melupakannya, tidak ingin menyakiti atau pun melukainya, juga bahwa aku sedang merindukannya.
Amat sangat merindukan Athar.

Pada awalnya Mama sempat melarangku untuk pergi, ia khawatir padaku dan menawarkan untuk mengantarkanku besok bersama Papa, namun aku menolaknya dengan cepat. Karena keputusanku sudah final. Maka setelah dipeluk dan dikecup oleh Mama, aku pun pergi meninggalkan rumah. Aku mengatakan pada Mama untuk menyampaikan maafku pada Papa karena tidak berpamitan dan aku juga meminta orang tuaku untuk tidak mengabari Athar.
Aku ingin memberikan kejutan.

Aku tidak yakin dengan tindakanku mengenai memberi kejutan, tapi entah mendapat bisikan dari mana aku merasa bahwa Athar akan terkejut melihat keberadaanku di rumah secara tiba-tiba.
Entah itu keterkejutan yang bersifat marah atau pun senang, aku tidak tahu. Aku hanya ingin muncul di hadapannya secara tiba-tiba dan melihat bagaimana reaksinya.
Aku merindukannya.

...

Keningku berkerut dalam saat aku menyadari sesuatu hal yang lain, tentang keyakinan dalam diriku bahwa aku baru melewati jalanan ini satu kali, yaitu ketika Athar mengantarkanku menuju terminal bus dua minggu yang lalu, namun dewi batinku begitu bersemangat menuntun langkahku seolah-olah jalanan itu adalah jalanan yang sudah ku lewati setiap hari selama bertahun-tahun.

Aku naik taksi dan menyebutkan alamat dengan cepat dan yakin, yang membuat diriku sendiri terkejut dan bingung tidak percaya. Tapi untuk sekali ini saja aku mengabaikan ketidakpahaman logikaku dan mencoba mempercayakan semuanya dengan mengikuti apa kata hatiku.

Semakin dekat jarak diriku dengan rumah yang kutuju, semakin cepat pula debar jantungku kian bertalu.
Untuk sejenak tiba-tiba saja aku merasakan keinginan kuat untuk meminta sopir taksi di depanku menghentikan mobilnya dan memutar balik, membawaku kembali untuk menjauhi rumah itu. Tapi untuk alasan lain yang lebih kuat, aku justru mengatakan sebaliknya.

"Pak, tolong agak cepet ya."

Lelaki paruh baya yang berprofesi sebagai sopir taksi itu kemudian hanya mengangguk dan tersenyum kecil menanggapi permintaanku.
Membuatku malu menyadari ketidaksabaranku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 25, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ATHAR [Destiny Series 3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang