3. Drei

1.7K 370 61
                                    

Teruntuk para pembaca,

Harap menekan tombol bintang dan memberi dukungan pada cerita ini sebagai feedback terhadap kerja keras Author. Trmksh,

_____________

Philadelphia malam itu mendadak diguyur hujan deras, petir yang menggelegar itu membuat waswas seorang gadis bersyal hitam yang baru saja melarikan diri dari rumah besar di pusat kota.

Tanpa mengenakan payung, jas hujan atau semacamnya, Candice dengan rambut dan mantelnya yang basah kuyup terus berlari secepat yang ia bisa untuk menghindari seseorang yang jahat di rumah besar itu--yang telah bersumpah untuk membunuh dirinya--tepat ketika sang ahli waris sudah tak memiliki pelindung yang disegani lagi--disaat ayahnya tewas karena penyakit berbahaya yang disinyalir berasal dari seringnya mengonsumsi racun yang mematikan.

Setelah berlari cukup jauh sekitar 50 meter dari pekarangan rumah, gadis malang itu kembali menoleh dengan airmatanya yang tersamarkan oleh tetes air hujan. Candice menatap naas bangunan megah itu, begitu hancur hatinya tatkala menyadari bahwa segala kenangan indah yang tercipta di sana kini telah lenyap seiring dengan kepergian orang-orang yang dicintainya, dan mungkin untuk yang terakhir kalinya ia datang, ia takkan pernah kembali lagi, dan ia menyesali itu, ia tak mampu berbuat sesuatu untuk mengurus jenazah Ayahnya di akhir pertemuan mereka yang singkat ini. Candice menyesali keadaannya, ia terlalu lemah dan rapuh, bahkan untuk melindungi dirinya sendiri ia tak mampu, ia tak berdaya untuk melawan kegilaan perempuan itu.

Lagi-lagi semua yang terjadi dalam hidupnya disebabkan oleh Georgina Vallery Collins, wanita gila harta yang berambisi kuat untuk membunuh siapa saja yang ia pikir akan menjadi batu sandungan terbesarnya dalam menguasai kekayaan keluarga Collins. Dan Candice-lah target selanjutnya, setelah berhasil meracuni Ayahnya yang malang selama bertahun-tahun, wanita gila itu hendak menyingkirkan Candice juga dengan segala kekuatan yang ia miliki sekarang.

Uang, pembunuh bayaran, dan kasta sosial yang tinggi. Ibu tirinya yang tidak waras itu takkan segan-segan untuk melakukan hal buruk terhadap anak tirinya setelah ia memperoleh apa yang ia inginkan.

Terlebih, mereka tahu bahwa Candice lah sang ahli waris yang memegang kunci itu. Sebuah kode rahasia dalam sebuah flashdisk yang mampu menunjukkan aset-aset keluarga Collins, yang hanya bisa dicairkan oleh mesin finger print berenskripsi canggih diatas sidik jarinya, dan hanya Candice lah yang mengetahui akses menuju aset-aset keluarga Collins yang disembunyikan. 

Itulah sebabnya Candice harus segera pergi, lari sejauh mungkin dari kota ini, dan mencari perlindungan pada seseorang yang telah dipilihkan sang Ayah.

Demi Tuhan, saat ini Candice sangat ketakutan, panik, sedih, kacau dan kecewa yang tumbuh menjadi satu kesatuan. Pesan terakhir Ayahnya harus segera ia baca melalui email, waktunya tidak banyak, sebelum Ibu tirinya sadar bahwa suaminya telah meninggal dunia begitupun dengan Candice yang melarikan diri, ia harus cepat-cepat mengetahui isi dari surat wasiat itu.

"Taxi! "

Gadis yang basah kuyup di pinggir jalanan sepi itu berteriak sambil melambai-lambaikan tangannya ke arah cab yang datang. Dengan cepat, Candice menarik pintunya dan masuk, dilanjutkan dengan memberi perintah bernada panik, "Jalan!"

Dalam sekejap, mobil kuning itu melesat jauh meninggalkan jalanan beraspal yang licin. Di dalam mobil itu, Candice yang gemetar mulai mengotak-atik ponselnya untuk membuka email yang dikirim sang Ayah beberapa waktu lalu.

"Miss, where will you go? " desis supir Taxi tersebut yang cukup membuat Candice terkejut karena panik.

"Umm--pinggir kota, Medison street nomor 22, cepat!"

Candiko ( Candice & Chiko ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang