"Mbok Asih? Mbok Asih ada didalemkan?" Masih tak ada jawaban didalam sana. Elsy mulai panik, ia mendobrak pintu kamar mbok Asih. Dengan mengeluarkan tenaga yang tak terlalu kuat pintu pun langsung terbuka lebar.
Mata Elsy terbelalak. "Mbok!!!" Jerit Elsy.
Elsy berlari mendekat ranjang mbok Asih. Mbok Asih sudah tak sadarkan diri, banyak serpihan beling gelas yang pecah.
Apa iya mbok Asih bunuh diri?
Elsy menangis,pikiran negatif langsung menguasai otak Elsy, ia melihat tak ada luka sedikitpun ditubuh mbok Asih, dan mbok Asih masih bernafas.
Elsy langsung meminta bantuan warga, ia berlari keluar "Tolong!!! Tolong!!!!" Teriak Elsy nyaring.
Beberapa warga datang dengan wajah panik. "Ada apa neng Elsy?" Ujar pak Jupri selaku tetangga paling dekat rumahnya dengan Elsy.
"Pak Jupri tolong mbok Asih pak! Mbok Asih pingsan, bawa dia kerumah sakit pak." Ujar Elsy disertai air mata yang terus mengalir
Beberapa warga langsung masuk dan membawa mbok Asih ke rumah sakit dengan menggunakan Angkot yang lewat.
Ya Allah selamatkan mbok Asih, jangan ambil dia- Batin Elsy.
Diperjalanan air mata Elsy terus mengalir,melihat kondisi mbok Asih yang sudah pucat, dan tak merespon apapun.
Setelah sampai disalah satu rumah sakit di Jakarta. Mbok Asih langsung dibawa ke IGD. Elsy terus mendampingi mbok Asih ketika brankar rumah sakit dibawa ke ruang IGD.
"Maaf de,adek dilarang masuk, silahkan tunggu disini." Ujar salah satu suster yang ikut masuk ke dalam ruangan IGD.
Mbok harus kuat, mbok pasti bisa sembuh, demi Elsy mbok- Batin Elsy
Airmata Elsy terus menerus mengalir deras, semua rasa takut, panik, cemas, khawatir bercampur aduk.
Elsy mengambil ponsel nya, ia bingung harus menghubungi siapa, untuk memberitahu berita ini. Ia melirik jam yang ada di ponselnya nya, jam menunjukkan pukul dua belas malam, tengah malam gini siapa yang bangun?
Vernan!
Satu nama yang muncul di pikiran Elsy, Elsy mencari nomer Vernan dikontak ponselnya dan menemukannya, ia langsung menelpon Vernan, namun suara oprator yang menjawab. "Apa Vernan ganti nomer ya?"
Elsy kembali berfikir ia harus menghubungi siapa. Pikirannya kembali muncul satu nama
Tasya!
Ia langsung menelpon Tasya. Sambungan pertama tidak diangkat, ia menelpon kembali. Dan diangkat.
"Hallo Elsy, ada apa? Tumben telpon malem-malem." Kata Tasya dengan suara serak orang bangun tidur, berarti Tasya kebangun oleh telponnya.
"Tasya, hiks."
"El,lo kenapa?" Nada suara Tasya kini menjadi khawatir.
"Mbok Asih, masuk rumah sakit, hiks hiks."
"Astagfirullah, rumah sakit mana El? Gue kesana sekarang, lo kirim alamatnya ya."
"Iya"
Sambungan telpon terputus, Elsy langsung mengirim lokasi. Memang Tasya yang selama ini terus membantunya, ketika ia membutuhkan bantuan Tasya lah yang pertama akan membantu.
Elsy duduk dikursi yang ada didekat ruang IGD, Elsy hanya bisa menangis dan berdoa, ia tak tau harus bagaimana lagi. Kalo mbok Asih ga ada dia sama siapa? Otak Elsy dikuasai oleh pikiran negatif.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELSY
General FictionCinta? Baginya itu adalah hal yang tidak penting dan tidak harus dipikirkan selain nasib hidupnya. Begitulah menurut Elsa Axelia cewe cantik yang duduk dibangku akhir SMA. Hidup nya jauh dari keluarga dan orangtua ia harus bekerja untuk biaya sekol...