VOTE GUYS
Happy reading~
**************************************
Esya mengendarai mobilnya tak ada tujuan. Ia harus kemana mencari Elsy? Sungguh ia merindukannya. Esya gatau perasaan apa yg ada dirinya, baru ketemu tapi sudah memiliki perasaan padahal pacarnya sudah bayank.
Ponsel Esya berbunyi menandakan ada panggilan masuk. Nama Vicky tertera dilayar ponsel Esya.
"Esya lo dimana?" Suara Vicky dari sebrang sana terdengar sangat ramai dengan musik musik Dj.
"Dijalan raya." jawab Esya
"Kesini buruan, gua lagi di club biasa."
"Iye."
Setelah mematikan ponselnya Esya menancapkan gas mobilnya menuju club diaman teman temannya berkumpul disana.
Asap rokok dan musik keras langsung menyambut Esya ketika memasuki club tersebut, tak sulit mencari teman-temannya karena memang mereka memesan meja paling mahal yg sudah pasti sangat hafal Esya menemuinya.
"Akhirnya datang juga lo curut." ujar Dhika setengah mabok.
Esya melihat temannya yang sudah setengah mabok. Tidak banyak teman-teman Esya hanya Vicky,Dhika,dan iqbal. Dhika dengan keadaan setengah mabuk, sedangkan dua teman lainnya mencar entah kemana.
Pelayan club tersebut menghampiri Esya menawarkan minuman tentu saja Esya tidak menolak.
Ketika Esya sedang menikmati segelas minuman alkohol, Vicky datang dengan keadaan masih sehat dan masih sadar.
"Kemana aja lo?" tanya Vicky
"Ga kemana-mana dirumah doang." jawan Esya santai.
"What?! Seorang Esya diem dirumah? Menakjubkan." Seru Vicky sambik bertepuk tangan.
"Lebay." cibir Esya.
"Btw tadi si febiola telpon gua katanya lo pergi ninggalin dia dirumah lo." kata Vicky sambil meminum segelas alkohol.
"Emang."
"Parah lo, si febiola bening kaya gitu masih aja lo buang." Kata Vicky tak habis pikir.
"Ambil aja sama lo." ujar Esya santai, sambil membuka ponselnya.
"Males gua, bisa-bisa dompet gua tiap harinya jebol."
"Gua lagi suka sama cewek." kata Esya menyenderkan kepalanya ke sandaran kursi sembil memejamkan matanya.
Bukan hal yang aneh ditelinga Vicky ketika seorang Esya menyukai cewe lain ketika masih ada cewe yg berstatus pacarnya.
"Bosen gua dengernya, suka sama cewek baru abis itu ditelantarin." ujar Vicky malas.
"Ini beda,gua ngerasain yg beda Vick, gua ga pernah nyari-nyari dia, gua ga pernah ngegalauin cewek sampe diem dikamar. Ini aneh Vick." Kata Esya menjelaskan apa yang dia rasa.
"Mampus kena karma kan lo! Ngegalauin cewek, tapi cewekny kaga hahaha." Tawa Vicky pun pecah.
"Ngomongin apaan si sampe si Vicky ketawa keras gitu." Iqbal datang dan ikut duduk bergabung disana. Melirik Dhika yang memang sudah teler akibat minuman dan tertidur.
"Biasa lah, si Esya suka sama cewek sampe digalauin." Ujar Vicky masih disertai kekehannya.
Iqbal terkekeh "Serius lo? Gila gila, secantik apa tu cewek sampe lu galauin."
Esya memutar bola matanya malas "Gua serius bego, malah diketawain."
"Ya maap, btw namanya siapa?" Tanya Vicky yg sudah berhenti tertawa.
"Elsy." ujar Esya singkat.
"Elsy yang satu sekolah sama kita?! Yang cantik?! Yang pinter?! Yang cuek?! Yang dingin tak tersentuh?" Cerocoh Vicky.
"Yang digoyang goyang yang..." Esya membalasnya dengan potongan lagu.
"Goblok gua nanya bener juga." kesal Vicky
"Lah emang iya, Elsy yg satu sekolah sama kita." kata Esya.
"Gila lo, gue denger-denger nih ya banyak cowok yg deketin dia tapi langsung ditolak mentah-metah, gua si kasian aja sama lu takut ditolak terus bunuh diri haha." Kata Vicky disertai dengan ketawanya yang menggelegar.
"Eitsss selo dong mas nya." Canda Iqbal. "Udah malem nih. Ke jalan yok." ke jalan yang dimaksud Iqbal adalah membuat rusuh dijalan sepi dan berakhir mengacak-ngacak ruko yang masih buka. Ya itulah kegiatan rutin malam mereka ya walaupun nanti akhirnya akan diganti kerugian sang pedagang tapi apapun yg membuat mereka senang, akan mereka lakukan, termasuk memainkan perasaan perempuan haha.
"Noh si Dhika teler gitu, mau ditinggal?" Ujar Esya sambil melirik Dhika.
"Bawa aja udah anterin ke rumah gua, kan deket." kata Iqbal sambil memapah tubuh Dhika.
Setelah mengantarkan Dhika ke rumah Iqbal. Esya,Vicky dan Iqbal, kebut-kebutan dijalan sepi, saling membalap, menyalip, dan beratraksi dengan motornya.
Untunglah jalanan sepi dan tak ada polisi, jadi mereka bebas. Saling memberi umpatan setelah itu tertawa. Begitulah pertemanan mereka.
Disepanjang jalan mereka melihat warung kopi yang masih buka yang memang buka 24jam. Mereka berhenti dan mengambil makanan semau mereka, penjual tidak melarang hanya bisa pasrah dan menunggu ganti rugi.
Sudah tidak aneh untuk para pedagang warung kopi 24jam ketika sudah mendengar suara motor yang saling bersahut-sahutan, siapa lagi kalo bukan Esya CS.
Hingga waktu dini hari mereka memutuskan untuk pindah tempat, mencoba tempat baru. Itulah mereka. Bahagia tanpa memikirkan oranglain.
===================================
Hai para pembaca cerita Elsy, sory lama up karna author baru selesai ujian. Dan sekarang udah bebaaassss jadi insyaallah bakal update nya ga lama-lama.
Buat pemanasan setelah hiat aku kasih segini dulu yak..
Vote
&
ComentSalam kangen
Lyra twins jennie kim
KAMU SEDANG MEMBACA
ELSY
General FictionCinta? Baginya itu adalah hal yang tidak penting dan tidak harus dipikirkan selain nasib hidupnya. Begitulah menurut Elsa Axelia cewe cantik yang duduk dibangku akhir SMA. Hidup nya jauh dari keluarga dan orangtua ia harus bekerja untuk biaya sekol...