7. Marahan

58 14 2
                                    

Warning 📣 :
Tolong tinggalkan jejak voment.

Happy Reading ☕

Typo di maklumi

¤¤¤

Setelah jam sekolah selesai, Pelita segera melangkahkan kakinya keluar kelas untuk segera pulang.

"Ta, lo mau bareng gue, gak?" tanya Karin saat mereka berdua berjalan beriringan di lorong sekolah.

Pelita sedikit tersentak kaget saat mendengar ucapan Karin, karena sedari tadi ia memang melamun. "Enggak deh, Karin. Pelita pulang sendiri aja." jawab Pelita.

"Beneran nih, gak mau gue anterin?" tanya Karin memastikan sekali lagi.

Pelita menampilkan senyum tipis, "iya, gak papa kok, Pelita pulang sendiri" ucap Pelita.

"Yaudah deh, gue pulang dulu ya" ucap Karin.

Pelita segera berjalan keluar gerbang sekolah untuk segera menuju halte bus. Setelah beberapa menit menunggu bus bersama penumpang lainnya, Pelita segera naik ke bus.

Entah mengapa, suasana hati Pelita sedang gelap.  Mungkin karena ucapan Bintang beberapa saat lalu. Biasanya, Bintang akan menghubunginnya saat sudah pulang sekolah. Bahkan Bintang akan menelponnya. Namun sampai saat ini tidak ada satupun notifikasi Bintang menghubunginya, walaupun hanya sekedar pesan singkat yang di kirim. Apa semarah itu Bintang kepadanya? Sebenarnya Pelita senang, karena bearti Bintang cemburu kepadanya. Namun di sisi lain ia juga merasa tersinggung karena di katakan murahan oleh Bintang.

'Huft'

Pelita menghela nafas lelah.

Seketika rasa pusing melanda kepala Pelita, ia merasakan padangannya sedikit buram. Dengan sekuat tenaga, ia menahan rasa pusingnya.

Saat sampai dirumah, Pelita segera menuju kamar untuk mengistirahatkan badannya dan untuk sedikit meredakan rasa pusing di kepalanya.

Rumahnya masih sepi, mungkin mamanya sedang lembur. Karena biasanya jam segini mama Pelita sudah berada di rumah, namun saat ini rumahya masih kosong.

Sang mama hanya bekerja di sebuah toko kue milik sahabat mamanya, semenjak papanya meninggal, mama Pelita memang harus bekerja banting tulang untuk menghidupi dan memenuhi segala kebutuhan anaknya. Tetapi betapa beruntungnya Pelita, ia sekolah mendapatkan beasiswa, sehingga dengan itu bisa membantu mamanya untuk mengurangi keluarnya biaya sekolah dirinya.

Dirasa pusing di kepalanya sedikit hilang, segera Pelita menjalankan aktivitas rutinnya sehabis sekolah, yaitu mandi dan makan.

Sehabis melaksanakan aktivitas rutinnya tadi, Pelita memilih untuk membaca novel yang belum selesai di bacanya.

'Ting'

Pelita membuka notifikasi dari handphonya, ternyata itu pesan dari Karin.

KARIN :
Ta, jalan yuk. Gue bosen di rumah, mama sama papa gue masih di luar kota.

PELITA :
Yaudah, yuk. Pelita juga lagi di rumah sendirian. Mama masih lembur soalnya :(

KARIN :
Okee, gue jemput di rumah lo.

PELITA :
Siap Karin, Pelita tunggu :)

Segera, Pelita bersiap siap. Saat ini Pelita memilih menggunakan celana jeans warna putih di padukan dengan sweeter warna maaron. Ia memilih menggerai rambut hitam panjangnya.

Heart Girls Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang