Warning 📣 :
Tolong tinggalkan jejak voment.Happy Reading ☕
Typo di maklumi
¤¤¤
"Ta, lo harus inget ucapan gue ya. Lo nggak boleh deket-deket apalagi berhubungan sama yang namanya Bintang."
"Gue yakin, selama ini dia cuma mau mainin lo aja deh." Tambah Karin.
"Karin, Pelita nggak papa kok."
"Nggak papa apanya, kemarin aja dia bawa selingkuhannya ke sekolah. Secara terang-terangan lagi"
Pelita menghembuskan nafasnya, ia menatap ke luar kaca mobil Karin. Cuaca pagi ini begitu mendung, mungkin beberapa menit lagi rintik hujan akan turun.
Begitu pun dengan hati Pelita yang sedang mendung bergerimis.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih lima belas menit, akhirnya mereka berdua telah sampai di sekolah. Lumayan sepi, karena ini masih sangat pagi.
Karin tadi pagi ngotot bilang padanya ingin menjemput Pelita. Katanya ia tidak mau kalau Pelita telat lagi dan nantinya akan di hukum.
"Yuk ke kelas" ucap Karin.
Mereka berdua berjalan beriringan di lorong kelas 12. Dan sialnya, mereka berpapasan dengan Bintang, jangan lupakan cewek kemarin yang bergelanyut di lengan Bintang. Bahkan sekarang pun cewek itu masih bergelanyut manja pada Bintang, seolah sudah menempel permanen di lengan Bintang. Cih.
Pelita memberanikan diri menatap Bintang, Bintang pun sama, menatap Pelita. Namun tidak ada percakapan yang terucap dari keduanya. Seolah dengan pancaran mata, mereka berdua sedang berkomunikasi.
Namun bedanya, Pelita menatap mata Bintang dengan pandangan nanar dan lembut. Sedangkan Bintang menatap mata Pelita dengan tatapan tajam.
"Sayang, mereka berdua kan cewek gila ke marin kan?" Tanya Jasmin.
Bintang menoleh dan menatap mata Jasmin lembut, kemudian dirinya mengangguk sebagai jawaban.
"Iya, mereka cewek kemarin"
"Dasar brengsek, gue tegesin sama lo ya Bintang Aksara. Mulai saat ini atau sampai kapan pun, gue nggak rela bener-bener nggak rela Pelita, sahabat gue, jadi pacar lo. Dan, mulai saat ini gue harap lo jangan pernah deket-deket Pelita lagi. Ngerti lo?!!!"
"Emang dia pacar gue. Ngaco lo" ujar Bintang sambil tersenyum miring, seolah meremehkan.
"Oh oke kalau lo nggak mau ngakuin, jadi sekarang Pelita bisa sadar gimana cowok brengsek kayak lo ini."
"Heh lo cewek gila, lo berani-beraninya ngatain cowok gue. Emang lo siapa?" Ujar Jasmin.
"Lagian ya, Bintang nggak mungkin lah punya cewek yang.... nerd kaya gitu, kelihatannya juga dia bukan dari kelas sosialita" Jasmin berucap sambil menunjuk wajah Karin.
"Emang kenapa? Emang dia cowok brengsek, lo aja yang udah ketipu sama tampangnya dia. Oh, atau mungkin lo juga sama-sama brengsek kayak dia kali. Woahh, cocok banget nih, brengsek sama brengsek"
Tangan Jasmin berhenti di udara, ia hendak menampar Karin, namun sebuah tangan menghalanginya.
"Jangan pernah sakitin sahabat Pelita. Kamu boleh ngatain Pelita, sakitin Pelita, tapi jangan sahabat Pelita. Emang Pelita cupu, emang Pelita nggak kaya seperti kalian berdua, tapi Pelita punya hati untuk nggak nyakitin hati orang lain." Ujar Pelita sambil melirik Bintang, seolah kata itu ia tujukan untuk Bintang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart Girls
Teen Fiction___________________________ Gara gara game Truth or Dare. Kedua anak manusia ini terlibat game love yang rumit. Sampai sampai harus ada yang merasakan apa yang namanya 'SAKIT HATI' dan 'TERSAKITI'. ______________________________ "Oh, jadi selama ini...