8. Penjelasan

67 13 5
                                    

Warning 📣 :
Tolong tinggalkan jejak voment.

Happy Reading ☕

Typo di maklumi

¤¤¤

Pelita termenung di bangkunya. Sungguh, hari ini ia tidak mempunyai mood yang baik. Ia masih kepikiran dengan pertemuan ketidaksengajaannya dengan Bintang.

"Hai, tumben udah nyampe aja" ucap Karin yang baru duduk di bangku samping Pelita.

"Eh, iya. Lagi pengen aja" jawab Pelita agak malas.

"Lo kenapa? Sakit?" Tanya Karin.

Pelita menghembuskan nafasnya, lalu menyandarkan kepalanya di atas meja, "enggak kok. Cuma lagi agak males aja"

Karin hanya ber-oh, lalu memainkan ponselnya.

Pelajaran kali ini sungguh tidak menarik minat Pelita. Biasanya ketika pelajaran, Pelita lah yang paling semangat.

Apakah sebesar ini efek dari patah hati?

Pelita menyadari, ini tidak baik untuk dirinya dan mungkin bisa saja akan menurunkan peringkat Pelita jika ia terus terusan begini.

"Kantin yuk, Ta." Ajak Karin.

"Hmm... " Pelita hanya menjawab dengan deheman.

Mereka berdua berjalan beriringan menuju ke kantin, saat sesampainya di sana mereka memilih tempat duduk yang paling pojok.

"Lo mau pesan apa? Biar gue pesanin aja" ujar Karin.

"Emm, Pelita pesan bakso sama es teh aja deh"

"Oke, tunggu ya"

Tiba-tiba Pelita terpaku ketika ada yang duduk di sampingnya. Semoga dugaanya tidak benar. Tidak mungkinkan itu Karin? Karena Karin baru saja beranjak untuk memesan makanan.

Pelita menolehkan kepalanya. Tuh kan benar, batin Pelita.

"Gue mau bicara" ucap Bintang.

Pelita diam, tidak berniat menanggapi ucapan Bintang. Entah, kesal serta kecewanya terhadap Bintang masih tersisa.

"Lo ikutin gue" perintah Bintang lalu beranjak dari duduknya.

Namun Pelita masih sama, tidak bergeming sama sekali.

"Lo, gue bilang ikutin gue. Denger nggak sih!" Ucap Bintang pelan namun terdengar tegas.

Pelita mendongak menatap mata Bintang.

"Mau apa?" Tanya Pelita lalu memalingkan wajahnya, seakan enggan menatap wajah Bintang terlalu lama.

"Makanya, ikutin gue dulu. Ada yang perlu di omongin antara kita" ujar Bintang, lalu melangkahkan kakinya.

Pelita menatap langkah Bintang malas, lalu setelah itu ia pun mengikutinya.

Mereka tiba di atas rooftop.

"Kenapa?" Tanya Pelita ketika sedari mereka sampai hingga saat ini hanya ada keheningan yang menyapa.

"Kenapa lo kemarin nggak bales wa gue?" Tanya Bintang.

"Apa itu penting?" Tanya Pelita balik.

Mendengar ucapan Pelita seperti itu, Bintang dengan cepat menolehkan wajahnya menatap Pelita.

"Apa itu penting?" Ucap Pelita sekali lagi.

'Huft'

"Lo kenapa sih, kok jadi judes gitu sama gue?" Tanya Bintang.

Heart Girls Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang