Tap - tap - tap . . .
Derap kaki menggema di seluruh penjuru ruangan.
"Niken, Rani, Naya, Dara, kalian di mana?" tanya Senja pada udara di sekitarnya, namun tak ada respon apa pun dari orang-orang yang dipanggilnya.
Ketakutan begitu menghatui dirinya.
Di sinilah Senja sekarang, di sebuah ruangan tanpa penerangan.
Sendirian.
Tak berselang beberapa lama terdengar suara tawa dari pojok ruangan. Senja seakan mengenal suara tersebut. Namun ia tak dapat memikirkan itu sekarang.
"Siapa kamu?!" tanya Senja tegas, melawan ketakutan dalam dirinya.
"Ciiihh... Apa kamu benar-benar tak mengenaliku?" tanya orang itu.
"Ja-jangan main-main!"
"Seharusnya kamu yang tidak boleh bermain-main denganku,"
Senja menelan saliva-nya, seketika setelah sinar yang berasal dari pojok ruangan tepat mengarah kepadanya.
Senja mengerjapkan matanya karena sinar itu semakin terang, dan seolah berjalan ke arahnya.
"Apa kamu benar-benar tidak mengingatku?" tanya orang tersebut.
"Ka-kamu..."
Dooorrr!!!
*****
Pagi kembali datang, membawa pesan-pesan baru bersamanya.
Hari telah berlalu, dan kini bulan-bulan pun berganti singkat. Waktu berjalan begitu cepat bagi segelintir orang yang merasakannya.
Senja menarik kursi di depannya kemudian duduk dan bersiap untuk mengisi perutnya.
Gadis itu tampak lebih murung dari biasanya, mungkin karena hal-hal buruk itu kembali menghantui pikirannya.
Beberapa bulan telah berlalu, tapi itu tak cukup untuk menghilangkan memori tak mengénakkan tentang kejadian itu yang menambah sisi buruk dalam hidupnya.
"Non Senja udah bangun?!" tanya seorang wanita paruh baya yang datang dengan membawa sepiring roti panggang dan segelas susu.
Senja tersenyum tipis membalas perkataan tersebut.
Wanita yang tak lain adalah asisten rumah tangga itu menyiapkan meja makan untuk Senja. Gadis itu mengambil sepotong roti lalu memakannya dengan perlahan.
"Bi, aku mau sekolah." ujar Senja.
"Tapi Non Senja kan belum sehat,"
"Aku udah gak apa-apa. Lagian hari ini pertama kali aku masuk SMA."
Wanita itu terdiam sejenak.
"Non yakin?"
"Aku kuat kok," ucap Senja meyakinkan dengan senyum menghiasi wajah ayunya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Senja dan Fajar
Teen FictionJika kalian ketemu cowok ganteng satu ini, aku saranin mending kalian lari, deh. Dia berbahaya. Kenapa begitu? Ya, soalnya ada cewek yang udah pengalaman didatengin cowok ganteng ini - panggil aja Fajar - malah gak bisa tidur. Kasihan, kan? Salah Fa...