Part 1

37.5K 539 9
                                    

Sejak ditinggal adik perempuannya menikah, Lasmini menjadi lebih pemurung. Dia menjadi jarang untuk keluar rumah.
Tinggal di kampung, membuat masalah pribadi menjadi bahan pembicaraan umum.
Di usianya yang hampir 45 tahun, Lasmini belum juga mendapatkan jodoh. Padahal semua orang pun tahu dia perempuan yang cantik dengan tubuh tinggi dan badan yang terbilang seksi. Lasmini juga orang yang mudah bergaul.

Apa yang salah dengannya ?

Dia pun ingin menangisi nasibnya.
Tapi baginya menunjukkan kegalauan adalah hal yang memalukan baginya.
Dia tidak ingin orang mengasihinya, apalagi kini dia tinggal hanya berdua dengan bapaknya yang sudah tua dan sakit-sakitan. Lasmini berusaha tegar dan berlagak seperti dia masih memiliki harapan besar untuk segera menikah. Dia tidak ingin bapaknya khawatir dan selalu mengatakan semua akan baik-baik saja.
Keadaan memang baik-baik saja, tetapi tidak dengan hatinya.
Ibunya sudah lama meninggal.
Dia anak pertama dari 2 bersaudara.
Kini dia menghidupi bapaknya dan dirinya dengan berjualan nasi dan aneka lauk pauk di teras rumahnya.
Rumahnya cukup luas dengan model bangunan jaman dulu. Ada halaman cukup luas di depan rumahnya dan di hiasi pohon kol banda/pisonia alba. Tanamannya cukup rimbun yang membuat teras rumahnya terasa lebih sejuk di kota yang terkenal panasnya. Surabaya.

7 tahun yang lalu, Lasmini masih bekerja di supermarket dekat dengan kampungnya. Dia cukup berjalan kaki dari rumahnya. Saat itu dia sedang dekat dengan teman kerjanya. Namanya Bagus. Tingginya hampir sama dengan Lasmini. Tubuhnya jangkung dan senyumnya manis, seperti artis Daniel Mananta.
Bagus sering terlihat main kerumah Lasmini, kadang sekedar mengantar pulang kerja dengan berjalan kaki berdampingan. Bagus berasal dari kota Malang, dia ngekost dekat tempat kerjanya.

Malam itu.
Lasmini tidak bisa tidur seperti biasanya. Waktu sudah menunjukkan pukul 1 malam. Lasmini masih saja merasa gelisah. Seperti ada yang salah. Seperti akan ada yang terjadi.
Tetapi apa, Lasmini tidak bisa menduga-duga, karena yang terjadi hari ini semuanya tampak normal-normal saja.

Dia meraba kasurnya mencari ponsel yang biasanya dia selipkan di bawah bantal. Dia melihat jam yang tampak di layar ponsel nya sudah hampir jam setengah 2. Dia mencoba mengirim pesan pada Bagus, sekedar menanyakan apakah sudah tidur atau belum. Beberapa menit dia menunggu balasan yang tak kunjung datang, dia meletakkan kembali ponsel nya.
Mungkin menyalakan musik ide yang bagus, pikir Lasmini.
Dan benar saja, setelah 2 lagu yang di dengarnya, dia merasa lebih tenang dan tanpa sadar dia pun tertidur.

Seperti ada yang merabaku..
Sentuhannya mengusik kesadaranku.
Entah aku sudah terbangun ataukah ini masih di alam mimpi.
Yang ku lihat saat ini begitu menggetarkan jiwa.
Tidak mungkin ini nyata, pikirku.
Pasti mimpi. Dan ini mimpi yang indah yang pernah ku alami, selain mimpi mendiang ibuku yang sudah meninggalkanku 15 tahun yang lalu.

Lasmini (SEGERA TERBIT "The Secret of Lasmini")Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang