Part 21

11.3K 232 15
                                    

Sejak itu Narendra selalu berada di sekitar Lasmini. Mengamati dan mengawasi secara bersamaan. Narendra tahu Lasmini mangsa empuk bagi makhluk halus. Baik untuk dirasuki atau disetubuhi.

Termasuk dirinya.

*****

hah hah hah!

Aku mencoba mengatur nafasku, setelah berlari dengan perasaan takut yang tidak kunjung hilang hingga detik ini. Nafasku masih memburu.
Jantungku berdebar tidak karuan.

Aku masih mengingat bagaimana mengerikannya sosok yang ku lihat tadi.. sesosok tinggi besar tanpa kepala.
Berdiri mematung di bawah pohon besar yang aku tidak tahu apa namanya. Pohon besar dengan daun yang rimbun berada tepat di ujung jembatan, jalan pintas yang harus ku lalui sepulang kerja. Ohh Tuhaaaan...

Karena mataku yang sedikit rabun, aku mengira dia hanya manusia biasa dari kejauhan. Sampai aku berada di tengah jembatan, aku mencium bau anyir yang sangat tajam.
Aku mencoba mengabaikannya, karena ku pikir datangnya dari sungai di bawah jembatan.
Tapi perasaan tetap tidak bisa dipungkiri. Aku ketakutan.

Aku berjalan secepat yang aku bisa..

Hawa yang semakin dingin menusuk kulitku, membuat bulu kudukku meremang dari ujung kaki hingga ujung kepala.

Waktu benar-benar terasa lambat . .

Semilir angin datang menerpa wajahku saat aku hampir sampai di ujung jembatan.

Aku yang ingin beramah tamah untuk menegur sapa, mengurungkan niat saat ku lihat hanya ada sebuah badan yang berdiri tegap tanpa bagian kepala.

Aku tidak mampu bersuara.

Kakiku pun terasa lemas rasanya.

Dengan segera ku palingkan muka untuk secepatnya berjalan pergi dari tempat mengerikan itu.

Derap kaki seakan menggema di kedua indera pendengaranku. Keringat dingin membasahi keningku. Kepalaku terasa berdenyut yang membuat langkahku mulai gontai, mungkin wajahku sama pucatnya dengan apa yang ku lihat sekarang . . .!?

BUG!!

"Las! Bangun! Kok tiba-tiba pingsan ? kamu sakit ?" tanya bapakku yang tampak khawatir.

Saat ku buka mata, aku sudah berada di ruang tamu rumahku.

"emm.. gak apa-apa pak, mungkin anemia, tapi sekarang sudah merasa baikan." jawabku menenangkan bapak. Karena tidak mungkin aku menceritakan kejadian sebenarnya.

"Ya sudah kalau begitu, kamu istirahat di kamar. Bapak kaget kamu datang di gendong temanmu. Katanya pingsan di dekat pos."

"Temanku siapa pak ?" tanyaku penasaran, karena seingatku aku berjalan sendirian tadi. Karena di kampung tempat tinggalku, jam setengah sebelas sudah sepi.

"Ya tidak tau Las, wong kamu gak pernah ngenalin siapa-siapa temanmu. Lagian kan bapak mana sempet namatin mukanya, wong khawatir kamu kenapa-kenapa. Lain kali kalau mau pingsan dirumah aja." kata bapakku dengan santainya.

"Bapak lucu deh!" jawabku sok jengkel. Aku mengapit tangan kiri bapak dan mengantarnya masuk ke kamarnya.

*****

Bukan pertama kalinya Narendra membantu Lasmini menyingkirkan makhluk halus yang berniat mengganggu. Hanya ketika membopong tubuh Lasmini lah yang menjadi pertama kalinya bagi Narendra.

Merasakan sentuhan langsung dengannya membuat jantungku yang sudah lama mati kembali berdetak.
Aku tidak menyangka aku akan jatuh cinta lagi.
Jatuh cinta kepada manusia.

Yang berat bukan sangsi yang akan ku dapat dari kaumku.
Tapi bagaimana caranya supaya Lasmini menerima makhluk mengerikan sepertiku.

Dan meskipun Tuhan tidak berkehendak.
Aku tetap akan memaksa . .

Aku sudah lama menahannya.
Aku ingin sekali merasakan hangat tubuhnya. Memeluknya, menyentuhnya, menikmati setiap inci dari manis tubuhnya.

Aku terus mengingatkan diriku bahwa aku berbeda dari setan cabul lainnya. Aku masih punya hati. Tapi itu tidak berarti banyak saat kamu menatap tubuh yang menyeramkan.

Aku tidak ingin menakutinya.
Sungguh.
Hanya ini yang bisa ku pikirkan..

Mungkin aku harus mencoba melakukan satu hal yang biasa di lakukan oleh makhluk halus.

Merasuki manusia.... seperti tadi.





>>>>>

Lasmini (SEGERA TERBIT "The Secret of Lasmini")Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang