Part 17

13.8K 393 99
                                    

#CINTA_DI_LANGIT_ALEPPO
#PART_17
#KEINDAHAN_MEDITERANIA
______

Sayyidah roboh, matanya terbelalak dan memerah, hatinya pilu, mengetahui kebenaran bahwa Amir bukan lelaki baik yang ia pikirkan selama ini. Wanita itu terisak menahan sesak di dada ketakutan hingga sulit bernapas. Khawatir menyambangi hati, kehilangan Eru suaminya, membayangkan Amir akan menikam jantungnya.

“Aku mohon datanglah …. kamu di mana? Aku mohon … aku membutuhkanmu! Aku tak ingin kamu mati, aku mohon datanglah!”

Suasana mencekam memenuhi kamar Sayyidah. Malam menjadi menakutkan baginya, pikirannya terus terbang memikirkan nasib keluarga juga lelaki yang teramat ia cintai. Ia meringkuk di atas ranjang menangis. Berharap lelaki itu datang mengusap keresahan, berharap lelaki itu datang dan memberikan maaf atas kekeliruannya.

“Room Service!”

“Im sorry! I don’t request anything.”

“Mrs Madina ask me to tell you, its time for dinner.”

“Thank you, please tell her I can’t go down now, im so sleepy!”

“Ok. Madame!”

Sayyidah terduduk di ujung ranjang, menekuk lututnya seraya berdzikir, menutup wajah dengan kedua belah telapak tangan. Hening. Hanya suara isak tangis yang terdengar. Ia begitu takut lelaki berwajah garang itu akan menemuinya atau membunuh suaminya. Rasa lapar sirna, wanita ini tak ada gairah untuk bangkit dan menyelesaikan masalahnya.

“Room Service!”

“I told you before … I cant go down, Now!”

“Sayyidah ini aku! Buka!” Suara tebal itu akhirnya terdengar, suara yang begitu menenangkan jiwa. Kesulitan serasa jatuh bersamaan dengan tetesan mata terakhir. Wanita yang sejak tadi menangis itu mengusap kasar wajahnya lalu berlari, menapaki karpet tebal dan buru-buru membuka pintu. Napasnya tersengal, Eru terlihat mengenakan kaos hitam dan jaket hijau lumut juga topi yang menyamarkan wajahnya. Tangan kanan membawa kantung berisi makanan.

“Boleh aku masuk?”

Sayyidah diam mengizinkan lelaki itu masuk, sorot matanya masih tajam. Kekecewaan masih terasa nyata. Meskipun begitu hati Sayyidah merasakan kenyamanan teramat dalam. Ia melangkah masuk meletakkan makanan di atas meja.

“Dengar Sayyidah … apapun alasanmu, kamu harus makan … aku cari kau di bawah! Kamu sakit?”

Sayyidah diam lalu memeluk lekaki di hadapan.Tubuhnya bergetar, mendekap erat pada tubuh kekasih yang terdiam. Hingga pelan-pelan terdengar isak tertahan. Mengeras. Seperti terbang ke angkasa Eru merasakan rindu yang kian lapuk terbayar malam ini. Wanita di hadapan terlihat lemah dan kacau, rindu yang ia rasakan seperti sama besarnya. Tangan Sayyidah semakin erat memeluk, tubuhnya gemetar begitu pun napas yang tersengal. Pelan tangan Eru membalas pelukannya, menarik tubuhnya ke hadapan. Mengusap basah di wajah hingga kering.

“Sayyidah apa yang terjadi?”

“Aku mohon jangan pergi!”

“Apa yang terjadi?”

“Lelaki itu akan membunuhmu Eru … dia akan membunuhmu.”

“Lelaki siapa? Katakan?”

“Amir … dia akan membunuhmu!”

“Bagaimana bisa?”

“Tadi dia ke kamarku!”

“Apa yang ia lakukan?!”

“Ia berusaha untuk menyentuhku …!

“Lalu?”

“Aku menolak, aku katakan aku sudah menikah lagi!”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 03, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta Di Langit AleppoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang