Bagian 2

21.9K 555 3
                                    


Holla gais aku gak pernah lelah untuk mengingatkan cek dulu ktp kalian dan lihat apakah umur kalian udh 21 atau blm yang belum bisa cari cari cerita lain dan nanti kalau udh 21 baru baca cerita ini ok gais

Happy reading

***

Ran yang mencoba lari menuju pintu tiba tiba langkahnya terhenti saat kepalanya terasa di timpuk oleh sesuatu, dia berbalik dan melihat kebawah dan mencari barang apa yang telah mengenai kepalanya itu, Ran langsung menhambil komik murahan itu dan meremasnya sekuat tenaga sambil berteriak.

"apa yang kau lakukan pada kepala indahku"bukannya menggubris kata kata Ran, Ardan justru tertawa terbahak bahak saat mendengar ucapan pria kecil yang ada di hadapannya itu.

Ardan tidak membuang kesempatan emas dia langsung berjalan kearah Ran yang sudah memasang muka sangat jengkel, "jangan menertawakan ku dan menjauhlah dari ku", Ardan yang tidak peduli akan kata kata itu langsung membawa Ran kedalam dekapan tubuhnya dan langsung melumat habis bibir Ran yang sudah basah sedari tadi karena terus menerus digigiti oleh Ran.

"hey apa kau gila! Cepat lepaskan aku" ucap Ran yang sudah sangat kesal dengan sikap Ardan yang sungguh kelewatan, "gila? Akan aku tunjukkan apa itu gila" Ardan yang sudah terlanjur kesal langsung menarik kasar kemeja milik Ran dan langsung mengecup manis bahu milik Ran dan memberikan kiss mark disana yang menandakan bahwa tubuh Ran sudah menjadi miliknya.

Sudah puas mengecup bahu Ran kini Ardan melumat habis milik Ran, Ardan yang memberikan kesempatan untuk Ran bernafas ternyata memiliki niat lain dia menunggu Ran untuk membuka mulutnya agar dia bisa menyelinap masuk dan mempermainkan lidah mugil milik Ran, kali ini Ardan benar benar tidak memberikan ruang untuk Ran bernafas dia terus mempermainkan lidah Ran sampai akhirnya Ran mengigit bibir bawah Ardan.

Bukannya marah namun itu justru membuat nafsu Ardan semakin menggebu gebu. Ardan mendorong tubuh Ran sampai ketembok dan menahan kedua tangan Ran hanya dengan satu tangan dan satu tangan yang lain berfungsi untuk bermain di dalam celana panjang berwarna abu abu itu. Mata Ran membuat saat merasakan ada sesuatu yang masuk kedalam celana dalamnya dan bermain di area intimnya, "nikmati saja permainan ku sweetie" kata kata yang begitu menjijikan sampai membuar Ran ingin memuntahkan isi perutnya itu.

Ardan lalu membuka kancing baju Ran satu persatu dan menjilati dada bidang milik Ran, tubuhnya memang tidak terlalu terbentuk namun sangat sexy tidak ada gumpalan lemak sedikitpun hanya ada badan yang berisi dengan sangat pas, Ran yang logikanya sedikit tergeserkan oleh kenikmatan dunia mulai mendesah sedikit "akhh dasar gila mmhhh..." kata kata Ran terpotong saat Ardan kembali melumat habis bibirnya, dia yakin pasti habis ini bibirnya akan menjadi bengkak.

Ran yang benar-benar kesal akhirnya menendang bagian intim dari Ardan. Ardan yang tidak kuasa menahan sakit dibagian intimnya langsung terjatuh dan meringis kesakitan. Ran langsung mengambil kesempatan itu untuk mengambil tasnya dan pergi dari rumah terkutuk itu.

***

Randys POV

Sampai kapan pun aku tidak akan pernah kembali kerumah si brengsek itu lagi. Aku langsung melajukan sepeda motorku dengan kecepatan penuh. Sesampainya aku dirumah aku langsung melempar tasku kesembarang arah dan mencari bunda yang sangat kucintai itu.

"Bun, bunda dimana?" seperti hari hari biasanya aku selalu mencari bunda selepas aku pulang.
"Bunda di dapur, ada apa?" jawab bundaku dengan pertanyaan lainnya.

Aku langsung menghampiri bundaku dan mengutarakan apa yang ingin aku katakan.

"Bun, mulai besok dan seterusnya Ran enggak mau lagi ada kelas tambahan itu", kataku sambil memasang wajah geram. Dan apa kalian tau? Bundaku menjawab dengan tidak melihat wajahku jangankan melihat melirik saja sepertinya sangat malas.

"memangnya ada apa?, bukankah om Ardan sangat baik? Jangan aneh aneh ikuti saja kelas itu dengan baik ya".
Setelah mendengar ucapan yang sangat tidak masuk akal itu aku langsung memasang wajah marah, tapi untungnya logika ku kembali menyadariku bahwa tidak sepantasnya aku bersikap begitu kepada bunda ku sendiri.

Namun aku benar benar tidak habis pikir bagaimana bisa orang sebejat itu disebut baik?, aku ingin sekali menceritakan saat si brengsek itu sedang menjamah tubuhku, tapi aku berpikir dua kali untuk menceritakan kejadian itu. Aku tidak mau bundaku sedih apa lagi aku yakin pasti hatinya akan hancur jika tau aku hampir di perkosa oleh pria yang tidak bermoral itu.

Aku kembali memohon kepada bundaku untuk berhenti mengikuti kelas tambahan itu.

"Bun, Ran mohon...., Ran janji akan belajar lebih giat lagi, Ran gak butuh kelas tambahan bun", sepertinya permintaan ku kali ini tidak akan terkabul.

"Yaudah Ran tetep mau ikut kelas tambahan tapi......." aku memotong kata kata ku sendiri berharap bundaku itu akan bertanya apa kelanjutan dari kata kataku itu, dan benar saja setelah itu ia langsung bertanya,
" tapi apa? Kamu ini kalau bicara jangan di potong potong" aku hanya tersenyum kecil sambil melanjutkan kata kata ku, "tapi kelas tambahannya dirumah aja ya bun" mohon ku memelas kepada bunda dan sepertinya akan berhasil.

"oke, tapi motor mu bunda sita selama sebulan setuju?" aku benar benar tidak percaya bundaku sangat kejam kepada anak semata wayang nya ini, "Bun.... Ayolah jangan jadikan motor Ran sebagai sandra".

Dan sepertinya kata kataku sama sekali tidak berpengaruh pada bunda ku, "mau atau tidak?" ucap bundaku sambil tertawa kecil, dan mau tidak mau aku harus setuju daripada aku harus kembali kerumah sialan itu.
"oke oke tapi kelas tambahannya di rumah ya?" tanpa menjawab kata kata ku bunda langsung mengangguk dan menyuruhku mandi karena katanya aku bau matahari, ada yang tau bau matahari itu gimana? Hehehe.

Gais makasih ya yang udh mau baca cerita gaje ini, sorry klo masih banyak banget kekurangan dalam cerita ini ya mohon di maklumi, aku juga masih belajar belajar :'))) hehehe jadi butuh kritik dan saran yang membangun dari kalian hehehe:))))

my teacher is a hypersexsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang