Bagian 10

8.3K 317 3
                                    

Hollaaaa gais, lama tak berjumpa wkwkwk. Sekedar pemberitahuan.

sejujurnya aku dah lupa sama ini jalan cerita dan udah agak agak males buat ngelanjuttin (auto bully author gara-gara gak konsisten). Tapi tiba-tiba pengen ajak ngetik lagi, dan klo menurut kalian ceritanya mulai ngaco atau gimana-gimana atau ada masukkan, kalian bisa chat aku lewat wp, atau klo mau lewat WA bisa kalian bisa chat aku di no 081213039908 oke.

Btw yang belum 21+ jangan baca dulu klo udh 21+ baru boleh oke oke, happy reading gais....

***

"bun.... Ran pulang.... Bunda dimana?"

Tidak ada jawaban dari ucapaannya itu, dan Ran lebih memilih langsung kekamar nya untuk bersih-bersih dan tidur.

Saat Ran mulai menutup matanya, berselang 10 menit kemudian dia merasakan ada rasa hangat ditubuhnya, dia memutar badannya dan merasa lebih hangat lagi. Dia mempererat pelukkannya kedalam hal hangat itu, Ran mulai membuka matanya karena tenggorokannya yang meraung raung akibat rasa haus yang menyiksanya.

"kenapa terbangun sweetie ? "

"aus lah"

Ran yang masih belum sepenuhnya sadar hanya terduduk dikasur sambil memejamkan matanya, Ardan ya Ardan seseorang yang sedari tadi memberikan rasa hangat kepada Ran langsung menuangkan air kedalam gelas dan memberikannya kepada Ran. Dengan santainya Ran meneguk air itu sampai habis dan melanjutkan tidurnya kembali.

Sampai pada akhirnya dia merasa ada yang aneh dan membuka matanya selebar mungkin.

"kenapa kamu terbangun sweetie ?  Apakah kamu kembali haus ? Jika kali ini kamu haus aku akan langsung memberikan cairan saliva ku dengan senang hati sweetie"

"weh anjir gila, kenapa lo disini dah. Jijik goblok. Lo gila ya bisa-bisanya masuk ke kamar gw"

"ck ayolah, aku memang gila aku gila saat aku tau, kau bermain dengan sahabat ku sendiri tapi selalu menolak jika ku ajak bercinta"

"aa... Apaan.. paan sih goblok gak jelas lo" ucap Ran dengan memasang wajah nya yang tidak tau menau.

"Ran saya tahu anda bermain dengan Raedan, dan semua itu terekam didalam blackbox" ucap Ardan dengan dingin namun mampu menusuk diri Ran, Ran hanya bisa terus mengelak tanpa berani menatap wajah Ardan.

"cih... Ap... Apa kau gila ?!  Bermain ?....  Bermain ?  Apaa sih gak jelas" mata Ran berusaha memfokuskan kearah lain, dia tidak berani menatap mata Ardan.

"jika sedang berbicara dengan saya tatap mata saya" lagi-lagi ucap Ardan dengan nada dingin dan tatapan tajam yang bisa kapan saja membunuh.

*flashback on

"darimana aja lo Rae" melihat kemeja Raedan yang berantakan membuat diri Ardan sangat penasaran dan curiga sedikit.

"brisik"

"gila, gw serius juga nanya nya dasar om jones"

Wajah Raedan yang terlihat kacau benar-benar membuat Ardan curiga dan setelah Raedan pulang, Ardan langsung menyuruh bawahannya untuk mengambiik blackbox yang ada didalam mobil yang tadi dipakai Raedan.

Betapa marahnya Ardan saat dia melihat, saat saat dimana Raedan berhasil membuat Ran mendesah sedangkan dirinya sendiri sangat kesusahan untuk mengajak Ran bercinta.

Selama beberapa hari Ardan menjadi seseorang yang sangat arogan, saat pelayannya melakukan hal kecil saja Ardan tidak segan-segan untuk memukuli dan memecatnya. Seperti saat ini.

"silahkan Tuan ini, teh nya"

Belum Ardan meminumnya jangankan meminum, menyentuhnya saja Ardan sangat segan. Dia langsung menendang teh bersama dengan meja yang ada didepan matanya itu.

"apa kau gila ?!  Kau ingin membuat mulut ku melepuh hah ?!  Sekarang akan ku buat kau tidak bisa merasakan mulut mu lagi wanita sinting ! "

Ardan langsung memukul wajah wanita itu, satu pukulan langsung membuat wanita itu jatuh teesungkur hingga aroma darah segar yang mengalir dari bibir wanita itu bisa tercium dengan pasti. Ardan menginjak-injak tubuh wanita itu, pelayan yang lain hanya bisa melihat dengan wajah yang datar, bukan mereka tak ingin membantu namun mereka masih menyayangi nyawa mereka.

Setelah selesai meluapkan amarahnya Ardan langsung pergi meninggalakan pelayan itu tidak lupa dia berkata bahwa pelayan itu dipecat.

Setelah merasa agak tenang, Ardan mulai masuk kantor lagi seperti biasa. Baru dia sampai dan masuk ke dalam lift Ardan langsung menatap wajah yang saat ini sangat dia benci.

"hey kemana saja kau, apa kau gila, kau tidak masuk ke kantor berhari-hari. Aku harus mengatasi semua sendiri karena sikap dirimu"

Tanpa menjawab kata kata Raedan Ardan langsung menarik kerah baju Raedan dan langsung meninju nya dengan sangat keras. Mendengar bunyi pintu lift yang terbuka, Ardan langsung menarik tubuh Raedan keluar dan memukuli nya, dia mengambil kursi yang entah darimana dan langsung melemparkannya ke tubuh Raedan. Raedan tentu saja tidak akan tinggal diam, dia bangun dari posisinya sekarang yang sedang terkapar dan langsung memukul kepala Ardan yang mengakibatkan Ardan jatuh tersungkur.

"kau cari mati ya bangsat ?!  Akan aku kirim kau keneraka sekarang ! " ucap Raedan dengan penuh amarah

Raedan menginjak muka Ardan berkali-kali hingga wajahnya mengeluarkan darah segar, setelah puas Raedan menarik tubuh Ardan kearah balkon kantor dan mendorongnya dan yang tersisa hanya kaki Ardan yang masih ia pegang. Mereka berada dilantai 7 jadi wajar saja jika ini sangat tinggi dan membuat Ardan sedikit pusing.

"aaargggh dasar gila kau membuat ku emosi sialan ! " Raedan tentu tidak benar-benar akan membunuh sahabat baiknya itu, dia langsung menarik tubuh Ardan ke atas dan meninggalaknnya begitu saja.

*Flashback off

"Randys Quina Nata  saya bilang tatap saya jika sedang berbicara dengan saya"

Ran yang mendengar itu langsung melihat wajah Ardan, tapi justru Ardan langsung memegang tengkuk Ran dan langsung mencium bibir Ran yang sudah sangat dia rindukan. Ran yang mendorong keras dada Ardan justru malah Ardan menarik pinggang Ran untuk semakin mendekatkan  kepada pelukannya.

Ran tidak mau membuka mulut nya sama sekali, Ardan akhirnya mengigit bibir bawah Ran namun hasilnya nihil, Ran tetap tidak membuka mulut nya. Tapi disaat Ardan menjilat bibir Ran dan memberikan cairan saliva nya Ran membuka mulut nya untuk mencaci-maki pria gila ini namun yang ada justru pria gila itu memasuki mulut Ran dengan leluasa dan memainkan lidah milik Ran dengan bebas.

Ran yang mulai terhasut oleh nikmatnya permainan Ardan tiba-tiba....

____________________________________

Hem.... Ngegantung ya ?  Sengaja wkwkwkwk auto di tabok nih. Sebenernya males banget buat lanjut tiba-tiba ngetik dan bakal langsung up. Dan bakal lanjut klo  yang vote udh 20 wkwkwk. Mungkin ada yg mikir yaelah thor cuma 20, eh jangan salah 20 itu sangat berharga untuk aku wkwkwk. Dan aku bisa ngerti sih kenapa cuma pada baca tp gak vote tapi tolong lah. Vote dari kalian sangat membantu aku.

Makasih gais hehe

my teacher is a hypersexsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang