Bagian 5

14.1K 413 4
                                    

Holla gais aku enggak pernah lupa buat ngingetin kalian yang belum 21 cari cerita lain dulu aja ya nanti kalau udah 21 baru balik lagi kesini oke gais....

Happy reading...

***
Matahari mulai masuk kesela-sela jendela kamar Ran, dengan masih setengah sadar Ran merubah posisi tubuh nya menjadi duduk sambil mengusap-ngusap wajah nya.

Ingatannya tadi malam mulai datang dan disaat itulah mata Ran mulai berkeliling kesegala arah mencari sosok yang sudah menghancurkan harga dirinya. Dia hanya menemukan sebuah surat di atas meja belajar nya.

Untuk sweetie ku

Trimakasih atas tadi malam, maaf aku harus pergi keluar kota beberapa hari. Aku akan segera kembali.

***

Ran sontak meremas kertas itu dan langsung membuang nya ketempat sampah yang ada dikamar nya.

Ran berfikir mungkin jika dia mandi itu bisa menenangkan fikirannya, kini Ran sedang menatap dirinya didepan cermin, menatap wajah yang sudah sangat tidak pantas diperlihatkan lagi.
Ran merasa sangat murahan sekarang, dia memukul kaca itu sampai retak dan membuat tangannya terluka. Rasanya sudah sangat putus asa, Ran hanya bisa merengkuh badannya dibawah shower yang terus membasahi tubuhnya, merasa sudah agak tenang akhirnya dia membanting badannya keatas kasurnya itu.

"bunda pasti akan sangat kecewa kalau tau apa yang sudah terjadi, atau mungkin bunda akan membenciku" ucap Ran dengan perasaan sangat risau. Bahkan luka ditangannya pun sudah tidak ada rasanya lagi akibat rasa risaunya itu.

Ran memejamkan matanya untuk mengurangi rasa takutnya sambil terus berkata "maaf"

Tiba tiba ada suara ketukan pintu yang menghancurkan lamunan Ran

Tok tok tok....

"Ran, kamu gpp? Sarapan dulu yuk" ucap bunda Ran dengan suara yang agak khawatir. Mendengar suara wanita yang sangat ia sayangi itu Ran pun langsung menangis rasa takut nya langsung muncul lagi.

Mendengar suara tangis yang muncul dari kamar Ran, bunda Ran langsung merasakan khawatir dan mengetuk pintu Ran sekali lagi

Tok tok tok

"Ran, kamu baik baik aja kan? Ada apa sayang? Ayo bicara sama bunda" dengan perasaan yang sangat khawatir. Ran yang mendengar suara bundanya dengan nada khawatir sangat tidak tega akhirnya menghapus air matanya secara kasar dan langsung memasang mimik wajah cerianya seperti biasa.

" ada apa bun?, bunda kenapa wajahnya khawatir?" ucap Ran dengan sangat tenang, " kamu kenapa? Mata kamu bengkak, kamu nangis? Ada apa sayang? Ayo bicara sama bunda" Ran sangat tidak tega jika harus menceritakan kejadian apa yang telah menimpanya, "Ran gpp bun, Ran habis nonton drakor hehehe sedih banget bun, mau ikut nonton gak bun?" Jawab Ran dengan sedikit terkekeh kecil.

" mau berbohong pada bunda?" tanya bunda Ran sambil bertolak pingang,
"hah? Ran gak bohong kok bun" jawab Ran dengan wajah agak takut.
"kalau enggak bohong itu tangan kamu kenapa berdarah-darah, emang cuma karena drakor kamu bisa sampai berdarah-darah?" jawab bunda Ran sambil menggelengkan kepalanya.
"bisa dong bun hehehe" jawab Ran sambil tertawa palsu, " yaudah kalau enggak mau jujur sama bunda yang penting sekarang kita obatin dulu tangan kamu, ayo ke bawah" mendengar ucaoan itu Ran langsung menuju tangga untuk turun ke bawah.

Bunda Ran sangat berhati hati saat mengobati tangan Ran, padahal sudah sangat pelan namun ringisan dari Ran masih saja terdengar.

"aduh anak bunda lemah banget sih, masa gini aja kesakitan hehehe" ucap bunda sambil meledek Ran.
" ya gimana lagi bun, orang beneran sakit" ucap Ran dengan wajah memelas, akhirnya mereka tertawa bersama, melupakan semua masalah untuk sejenak.

Hari ini hari minggu, di hari ini juga Ran hanya mau bermanja manja dengan bunda tercintanya itu, Ran selalu mengikuti saat bundanya pergi kemana pun sambil memeluk bundanya.

"Ran lepasin bunda dong, ini bunda lagi cuci piring jadi susah aduh" ucap bunda Ran dengan sedikit kesal, "ahhh kan sekali kalli bun, udah sih cuci piring nya nanti aja, bunda temenin Ran nonton aja" rengek Ran seperti anak kecil.

Karena mendengar rengekan anak nya itu, mau enggak mau bunda Ran menuruti kemauan Ran, mereka duduk bersama di sofa dan menonton sambil berbincang bincang.

Ran yang tadi fikirannya dipenuhi oleh segala masalah kini hanya terisi oleh senyum manis dan tulus milik bundanya itu. Tapi Ran takut akan kehilangan senyum indah itu jika nantinya bunda nya tau apa yang telah terjadi pada diri Ran.

Tanpa Ran sadari air matanya menetes dan membuat bundanya itu kembali khawatir,
"Ran, Ran ada masalah ya? Cerita sama bunda dong nak, jangan gini kamu kalau kayak gini malah bikin bunda khawatir sayang" ucap bunda Ran sambil memasang wajah sedih.

"bun, Ran gak ada masalah, bunda jangan sedih ya, Ran cuma takut bakal kehilangan senyum bunda nanti" ucap Ran yang tidak kalah sedih daripada bundanya, "sayang, bunda bakal terus tersenyum buat Ran kecuali kalau bunda udah dipanggil tuhan" senyum tulus itu lagi lagi menghiasi wajah yang sudah hampir penuh dengan kriput.

Ran sontak memeluk bunda tercintanya itu sambil menangis. Mereka menghabiskan hari itu dengan penuh kasih sayang antar ibu dan anak.

Huhuhu sorry gais udh lama banget gak up, aku lagi ada banyak urusan hehehe.
Dannn sorry banget ya kalau di cerita ini banyak banget kekurangannya karena aku juga masih belajar.

Mohon saran dan kritik yang membangun ya gais.:')

my teacher is a hypersexsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang