C A N D U - 5

8.3K 115 17
                                    

Farrah tersenyum. Tatapannya pun mulai sendu. Diraihnya wajah Melody, menarik lebih dekat ke arahnya dan dengan gerakan lembut, mulai menggigit bibir bawah perempuannya. Gigitan yang lembut, membuat Melody melenguh mendesis.

Urusan ciuman, Farrah ahlinya. Perempuan berkulit sawo matang itu, bahkan mampu menghabiskan separuh tenaga kekasihnya, hanya dengan ciuman yang dimainkan dibibir hingga ke rongga mulut kekasihnya.

Tangan Melody bergerak pelan ikut membelai rambut Farrah, saat kekasihnya itu mulai memangut bibir atasnya. Sesekali menggigit dan menghisap kecil. Sangat lembut.

Lip-o-suction, menjadi ciuman favorit Melody saat lidah kekasihnya mulai menusuri seluruh rongga mulutnya. Ia membalas, menghisap bibir bawah Farrah. Terus seperti itu, bergantian. Hingga nafas mereka terdengar semakin kasar memburu. Suara decak yang terdengar sesekali, memacu keduanya semakin bergairah.

"Aku benar-benar ingin memakanmu, sayang...," kata Melody. Ucapannya terhenti, ketika Farrah meraih lidahnya dan mulai menghisap dengan gerakan cepat. Sedikit kasar. Namun itu semakin membuat berahi Melody semakin menggila.

Tubuh bak pualam keduanya begitu rapat. Payudara mereka saling mendesak, seakan tak mau kalah dan beradu.

Ciuman Farrah yang tak henti, berhasil membuat Melody blingsatan. Dikuasai nafsu yang tak lagi mampu diredamnya. Hingga dengan gerakan cepat, kedua tangannya meraih pantat Farrah yang disebutnya "pantat bebek". Montok berisi dan begitu padat. Ditariknya, hingga tubuh bagian bawah mereka betul-betul menepel tanpa cela sedikitpun. Sesekali bibir kemaluan mereka bergesekan, saat kedua tangannya mulai meremas.

"Katakan, apa yang kamu inginkan ?" Tanya Farrah, melepas ciumannya. Ia tersengal. Melody pun terlihat berusaha mengatur nafasnya.

"M ku sepertinya nagih, sayang. Kangen ama lidah kamu," katanya sembari meraih tangan Farrah dan menuntun ke bagian paling vital pada pangkal pahanya. Wajah Melody semakin sendu, tanda berahinya semakin membara.

Farrah tersenyum. Baginya, setiap permintaan Melody adalah kesempatan buat dia untuk menunjukkan, betapa Ia mampu membuat kekasihnya itu ketagihan.

"Udah kangen aja. Yang malam tadi, kamu minta ampun. Padahal lidahnya masih nyari, sayang," ejek Farrah. Jarinya mulai mengusap lembut bibir vagina Melody.

Diposisi berdiri, membuat sensasi yang dirasakan Melody ketika kekasihnya itu mulai menggoda bagian paling sensitif ditubuhnya itu, semakin membakar berahinya.

"Aku pengen, sayang. Lakukan buat aku," suara Melody terdengar memelas. Perempuan itu sudah dikuasai nafsunya sendiri.

"Apapun yang kamu minta," balas Farrah.

Dan mereka terdiam. Tak lagi ada obrolan.

Farrah mulai beraksi unjuk kemampuan. Memainkan perannya sebagai kekasih, yang diyakininya sejak awal, mampu memberi kepuasan yang belum pernah Melody dapatkan sebelumnya. Kepuasan yang beruntun, bahkan dalam waktu yang bersamaan. Hingga Melody memohon agar dia menghentikan seluruh gerakan tubuhnya.

Mengabulkan permintaan Melody, tidak serta merta bagi Farrah langsung memberi. Dia tau, kekasihnya itu terlalu mudah mengangkat bendera putih, tanda menyerah. Terlebih ketika lidahnya menari pada bagian vagina perempuannya itu.

Dengan gerakan yang begitu lembut, kecupan-kecupan kecil yang sesekali disertai jilatan mulai dia hujamkan. Dari wajah, bibir, perlahan turun ke bagian leher. Leher yang cukup jenjang, yang membuatnya leluasa memainkan ciuman cukup panjang di sana.

Melody menggelinjang. Nafasnya makin tak beraturan.

Sangat pelan, ciuman Farrah merambat turun di bagian dada. Sejenak berhenti. Memandang takjub dua gundukan padat. Lalu tersenyum puas.

Puting susu Melody diliatnya tegak. Dijilatnya sekali pada bagian kanan. Mulai mengeras, menunjukkan jika berahi kekasihnya tengah meletup-letup.

Farrah merasa begitu bergairahnya, ketika tau kekasihnya dirajai berahi. Itu akan semakin memudahkan dia menguasai tubuh Melody. Hingga perempuan itu takluk padanya.

Sambil satu tangannya meremas gemas payudara kiri kekasihnya, Farrah mulai memainkan puting kanan Melody dengan ujung lidahnya. Menghujami kecupan-kecupan kecil. Terkadang dengan gerakan tak terduga, memasukkan susu kekasihnya ke dalam mulut. Menghisapnya dalam. Hingga Melody melenguh kenikmatan.

"Sayanggg...,"

Yah, hanya kata itu yang kerap terucap dari bibirnya tipis. Selebihnya, berguman tak jelas. Mendesis seperti ular menemukan santapan besar. Mendesah bagai kepedisan.

HAYO. ATUR NAFAS DULU.

GERAK SEDUH KOPI 🤣

COBA CEK JEMURAN, KALI-KALI MASIH BASAH

*****

C A N D UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang