C A N D U - 6

5.8K 111 24
                                    

Semakin meracau Melody, semakin bergairah Farrah.

Semakin tidak karuan ucapan yang keluar dari bibir Melody, semakin liar jemari, bibir dan lidah Farrah menjamah seluruh lekuk tubuh kekasihnya. Tak ada satu titik pun yang terlewati. Bahkan lidah Farrah begitu lahapnya menjamah lubang pusar Melody.

Diperlakukan seperti itu, Melody nyaris kehilangan keseimbangan. Buru-buru diraihnya ujung bak mandi. Memegang erat di sana, agar kedua kakinya bisa tetap menopang tubuh semampainya.

Melody ingin tetap bertahan dengan posisinya. Berdiri dengan kaki mulai mengangkang. Dia menginginkan hal berbeda. Ingin merasakan sensasi, dijamah dengan posisi berdiri.

Hingga dirasakannya tubuhnya tiba-tiba bergetar. Saat kecupan Farrah kendarat di sela pangkal pahanya. Belum menyentuh bibir bawahnya, namun dirasakan darahnya semakin berdesir bak aliran bah yang tai terkendali.

"Jangan menyiksaku, sayang. Lakukan sekarang," pintanya dengan suara semakin memelas.

Satu tangannya mendorong kepala Farrah. Dan dengan sedikit gerakan, dirasakannya ciuman Farrah sudah mendarat tepat dibibir kemaluannya.

"Ya Tuhan. Sayanggg..."

Lagi-lagi katanya terhenti.

"Suka ?" Goda Farrah, menghentikan jamahan bibirnya.

"Sayang. Lanjutin. Aku udah pengen banget ini," pinta Melody.

"Suka, gak ?" Kata Farrah tanpa memperdulikan kegelisahan Melody.

"Pengen sayang. Plisssss..." gairah Melody benar-benar tak terkendali. Ditariknya kepala Farrah ke arah selangkangannya.

"Jawab dululah, sayang. Suka gak ?" Farrah berusaha menahan kepalanya.

"Suka. Suka banget. Ini udah pengen gitu, sayang. Jahat loh, nyiksa aku," Melody merajuk.

Farrah bangkit dari posisinya yang tadi setengah menjongkok.

"Bilang amaku, apa yang kamu suka. Aku ingin denger," bisiknya sembari menggigit kecil cuping telinga kekasihnya.

"Puaskan M ku. Aku suka jika lidahmu di sana. Apa perlu aku sambil menangis, memohon agar kamu menuntaskan inginku ?," balasnya. Wajahnya sendu memelas.

"Akan kuberi. Akan kupuaskan, sampai kau memintaku berhenti,". Dikecupnya kening Melody sekali.

Farrah kembali menunduk. Setengah berjongkok tepat di hadapan gundukan kecil yang ditumbuhi rambut-rambut halus. Dengan dua ibu jari, disibaknya sedikit rambut yang menutupi bibir kemaluan Melody yang kemerahan dan mulai mengembang.

Sempat tengadah, memandang wajah kekasihnya yang telah dipenuhi berahi, sebelum akhirnya lidah dijulurkan dan mulai memberi jilatan-jilatan kecil. Jilatan-jilatan kecil yang sesekali melebar hingga menyentuh bagian atas klitorisnya yang mulai ikut membesar dan mengeras.

Farrah tahu, kekasihnya mulai keenakan. Itu tak bagus. Ia tak ingin menyudahinya dengan cepat. Dia ingin, permainan lidahnya kali ini membuat kekasihnya merasakan yang sangat luar biasa.

Kecupan dialihkan ke bagian paha dalam. Secara bergantian, pada paha kanan dan kiri, sembari tangannya mengusap lembut rambut-rambut halus yang tumbuh di sekitar miss-V Melody.

Melody menarik nafas panjang. Dan dilepaskan dengan sedikit kasar. Ia tahu, Farrah tengah mempermainkan berahinya. Tapi dibiarkannya saja. Karena dia tau, kecupan dan jilatan Farrah akan kembali mendarat dan memuaskan liang senggamanya.

Dan benar saja, tak selang lama, Farrah kembali mendaratkan kecupannya ke bibir M Melody. Tak hanya mengecup. Ciumannya bahkan lebih terbuka. Mulai melumat. Memainkan bagian atas dan bawah klitoris Melody. Sesekali melakukan gerakan memutar dan itu membuat Melody semakin blingsatan.

"Sayanggg..oowwhh...aku suka..itu..iyah, di situ," Melody meracau tak karuan. Kepalanya tengadah menahan tanda Ia berusaha mengimbangi nikmat yang teramat sangat. Lutut ditekuknya, hingga dirasakan lidah Farrah menempel pada liang senggamanya.

Farrah tahu, kekasih semakin kenikmatan. Itu membuatnya semakin bernafsu memainkan lidahnya di seluruh area labia minora Melody.

Dimainkannya klitoris Melody yang semakin mengeras. Disibaknya bibir kemaluan perempuan yang mengangkanginya, agar lebih terbuka lebar. Basah. Bercampur sisa air mandi dan lendir yang makin membanjir.

Dijilatnya lama memanjang dari arah bawah hingga ke atas secara perlahan. Dengan gerakan sangat lembut, Farrah merapatkan kedua bibir bagian luar vagina Melody dan dua jarinya. Detik bersamaan, tangannya yang lain mulai menekan perineum.

Melody mendesis. Dan desahannya melenguh setengah menjeri, ketika Farrah mulai memasukkan setengah jari telunjuk ke dalam vaginanya.

"Nikmat sayang. Aku suka...oohhh...Aku pengen lidah, sayang," desahnya memohon.


HAYO...NAFAS DULU 🤣
MUKANYA BIASA AJA. JANGAN TEGANG. EH, ADA YANG SAMPAI MERAH 😂
SEDUH KOPI, BIAR TENGGOROKAN BASAH

****






C A N D UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang