C A N D U - 3

11.9K 161 40
                                    

Hujan deras, seakan menjadi amunisi. Malam yang makin dingin, pun bahkan tak mampu menahan butir-butir keringat, yang terus mengalir dari pori-pori tubuh Farrah, ketika dengan gerakan semakin cepat, mendorong panggulnya ke arah selangkangan Melody.

"Katakan sesuatu, sayangku," pintanya, dengan suara bergetar.

"Puaskan aku," balas perempuan yang terbujur pasrah dihadapannya. Yang juga bermandi peluh. Tanpa sehelai benang.

"Mintalah..." desak Farrah. Tubuh bagian bawahnya, terus saja meliuk. Panggulnya, berputar berirama.

"...aku ingin mendengarmu memohon," katanya lagi.

"Puaskan aku. Beri aku yang ternikmat hingga jeritanku benar-benar hilang," balas Melody, sembari mengimbangi gerakan tubuh Farrah.

Keduanya begitu berantakan. Rambut Farrah bahkan tak lagi beraturan. Keringat sebesar biji kacang hijau, ikut membanjiri kening dan bagian lehernya yang jenjang. Merembes dan mengalir pelan, hingga membanjiri bagian dadanya. Dua gundukan berisi itu, pun seakan tak letih bergoyang. Meloncat-loncat. Melambai, seakan memohon minta dijamah.

Suara desah bersahutan, memenuhi ruangan kamar. Bersahutan dan tersengal. Cukup lama. Hingga saat Melody merasakan desakan disertai gesekan memutar menggila pada bagian pangkal pahanya, lenguhannya tertahan. Tubuh bagian atasnya refleks terangkat, hingga busungan dadanya benar-benar terpampang makin jelas.

Detik bersamaan, tubuh Farrah ikut bergetar. Semakin maju desakan bagian panggulnya, semakin tubuhnya bergetar. Farrah bahkan mulai kehilangan keseimbangan tubuhnya. Gerakannya bagai meronta. Hingga akhirnya, cairan hangat dari miss-V nya, buncah. Mengalir tak tertahan. Getaran tubuhnya semakin hebat. Tulang-tulangnya bagai hilang. Rasa nikmat orgasme, menguasai seluruh rongga tubuhnya.

"Sayanggg, aku dapettt....Aku dapettt, " jerit Melody dengan suara serau. Menggelinjang hebat. Lunglai. Terkapar bermandi peluh.

Farrah menjatuhkan tubuhnya yang juga nyaris kehabisan tenaga. Menelentang di sisi Melody.

"Aku beruntung memiliki kamu, sayang," bisik Melody sembari memeluk tubuh Farrah. Menjatuhkan kepalanya diantara dua dada, kekasihnya. Kekasihnya yang masih berjuang mengatur nafas. Terdengar tersengal.

"Terimkasih, sayang," balas Farrah. Dikecup kening kekasihnya. Kecupan dalam dan panjang.

Hujan masih terdengar deras. Ruang kamar yang tadi riuh, menjadi sunyi. Hanya sesekali terdengar dengkuran halus.

Mereka letih.


Moga pembaca gak ikut letih 🤣🤣🤣


***

C A N D UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang