Chapter 1

12.1K 583 16
                                    

Happy reading

.

.

.

"hoi peng!"

"peng!!"

"HOI JUMPOL!!!!!" teriak Tay tepat di telinga Off sehingga membuat Off tersentak kaget. Dia menatap Tay dengan tatapan tajam karena sudah mengganggunya

"kenapa memandang ku seperti itu hah?!" tantang Tay "kau tak melihat nong Gun sudah menunggu mu di depan kelas sejak dua jam yang lalu!" tambahnya

Tatapan Off pun beralih ke tempat yang Tay maksud. Benar, Gun sedang berdiri disana dengan senyum canggungnya

"hmm, kalau begitu ayo pulang" ujar Off dengan wajah tak bersalahnya dan segera menghampiri gun

Tay mendengus dan memutar bola matanya malas, ia jengah dengan perilaku sahabatnya itu

"kenapa tak masuk ke kelas ku saja tadi" tanya off

"tak sopan bila ada seorang nong yang memasuki kelas phi nya hanya untuk kepentingan pribadinya phi, jadi aku menunggu" jawab Gun sopan

Ya, Off dan Gun memang beda angkatan di kampus mereka. Off tengah di semester 4 sedangkan Gun di semester 3

Tunggu, lalu Tay? Ah Tay satu angkatan dengan off

Hubungan antara Off,Gun,dan Tay memanglah dekat. Off dan Tay sudah bersahabat sejak kecil. sedangkan Gun masuk dalam lingkungan persahabatan mereka semenjak kuliah di tempat yang sama dengan mereka

"kali ini ingin nebeng di siapa nong?" tanya Tay pada Gun

"umm—"

"dengan Tay saja, aku harus menjemput Mook hari ini" potong Off sebelum Gun menjawab

Bukan tak ingin, tapi Off tak bisa mengantar gun pulang. Ia harus menjemput gadisnya-Mook- hari ini

Gun hanya tersenyum kecut dan mengiyakan ucapan Off

"nah kalau begitu ayo nong, kita tinggalkan saja singa tua ini" ucap Tay sembari menggandeng tangan Gun menuju parkiran. Meninggalkan Off sendirian di halaman kampus mereka. Off mendengus tak suka lalu kembali tenggelam pada layar handphone yang berisi chatnya dengan Mook

.

.

.

"kau sangat menyukai nya ya nong?" tanya Tay sambil memelankan kayuhan sepedanya

"apa aku terlihat semenyedihkan itu phi?" Gun balik bertanya tanpa menjawab pertanyaan milik Tay

"Gun dengar aku, kau juga berhak bahagia,  jangan siksa dirimu terlalu lama"

"....."

"bukan maksudku untuk mengecilkan nyali mu, tapi kita sama sama tau. Off dan Mook sudah bersama selama 7 tahun, menurutku mustahil untuk memisahkan mereka nong" Tay berucap dengan lirih

Gun termenung,diam seribu bahasa

Kata demi kata yang Tay ucapakan terasa seperti kilatan tajam yang mengikis hati kecil nya, mengingatkan bahwa ia bukanlah siapa siapa

"apakah aku tak boleh berharap walau hanya 0,01 persen phi?" tanya Gun memelas

Tay hanya mampu menghela nafas, entah pertanyaan itu sudah berapa ratus kali ditanyakan oleh Gun

'tak bisa kah kau mencoba walau sekali saja untuk melihat kearah ku'
Monolog Tay dalam hati

Tay menghentikan sepedanya ketika sudah berada didepan rumah gun, jarak antar kampus dan rumah mereka bertiga memanglah dekat. Maka dari itu mereka memilih menggunakan sepeda untuk pergi ke kampus. Biasanya Tay dan Off akan mengantar atau menjemput Gun bila mereka memiliki jadwal yang sama, namun jika berbeda Gun akan menggunakan sepedanya sendiri

Gun turun dari boncengan sepeda Tay dan menatap Tay sejenak

Tay yang tau arti tatapan itu pun berdiri dan memeluk Gun, mencoba menyalurkan kekuatan pada Gun

"sshh,, semua akan baik baik saja nong. Phi akan selalu menjaga mu" ucap Tay penuh kasih sambil menepuk pelan punggung Gun

Tay mengeratkan pelukannya sebentar lalu melepasnya.mengusak rambut Gun dan mencubit pipinya

"Aku pulang dulu ya, nanti ku kabari setelah sampai" pamit Tay dengan senyum indah miliknya

Ia mengayuh sepedanya, meninggalkan Gun yang masih mengingat kata kata yang terlontar dari mulut Tay

Perlahan ia melangkahkan kakinya menuju rumahnya, saat ia masuk pemandangan pertama yang ia lihat adalah isi rumah yang berantakan, ada beberapa pecahan vas dilantai, miniatur rumah yang rusak, dan sofa yang melenceng jauh dari tempatnya

Ia hanya menghela nafas, pasti orang tuanya bertengkar lagi

Saat melangkah menuju kamarnya,  tiba tiba ayah Gun memukul Gun menggunakan sapu, ia terlonjak kaget
"KENAPA IBUMU SELALU MENYALAHKAN AKU HAHH!!!!"bentak ayah Gun tepat diwajahnya

"AKU HANYA PERGI UNTUK MAKAN MALAM DENGAN SEKERTARIS KU LALU IA DATANG DAN MENAMPARKU DIDEPAN SEKERTARISKU!!" lanjutnya sambil memukuli Gun

Gun mencoba melindungi dirinya dari pukulan ayahnya yang membabi buta

Gun memohon mohon pada ayahnya agar ayahnya menghentikan pukulan itu

"IA MEMBUATKU MALU!!!!!!HARUSNYA AKU DULU TAK MENIKAHINYA!!!!" ucap ayah Gun penuh emosi sebelum akhirnya meninggalkan Gun yang terduduk lemas di lantai

Perlahan Gun bangkit untuk merapikan rumahnya. Air matanya tumpah kala mengingat semua beban yang ia rasakan hari ini

Ia merapikan rumahnya dengan isakan yang memenuhi ruangan

Setelah selesai ia segera masuk ke kamarnya, membanting pintu kamar dan segera merosot setelahnya

Meratapi segala nasib yang ia rasa tak pernah berpihak padanya

Menangisi semua hal buruk yang selalu berjalan bersamanya

Ia lelah

Gun berjalan menuju meja belajar nya saat tangisnya mereda. Mencoba mencari sesuatu di tumpukan buku buku miliknya

'ketemu'

Ia menatap benda kesayangan yang selalu ia simpan selama ini. Benda yang selalu menjadi pereda luka pada batin nya. Benda yang belum pernah dilihat seseorang selain dirinya

Gun menarik salah satu ujung dari benda tersebut, memunculkan bagian yang lebih tajam daripada pelindung luarnya

Ya, itu pisau lipat miliknya

.

.

.

Hai

Gaje ya? Iya nyadar kok😁

Ini cerita pertama yang aku buat tentang offgun-eh mungkin offguntay😁

Kalo gak suka jangan dilanjutin ya bacanya. Ntar malah nambah dong yang nge-bully aku hehe

020519

PAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang