Chapter 23

5.4K 358 69
                                    

Happy reading

.

.

.

Fajar menyingsing dan Tay tetap enggan beranjak seincipun dari sisi Gun yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Kondisinya memprihatinkan. Dokter bilang Gun kehilangan banyak darah, dan mungkin saat Gun sadar nanti ia memiliki trauma terhadap sekitarnya

Ia mengelus bekas luka di pergelangan tangan Gun. Baru kali ini ia melihat Gun dengan baju lengan pendek- itupun baju rumah sakit

Ia tau sekarang. Penjelasan dokter semalam membuatnya sadar apa yang membuat Gun selalu menggunakan baju lengan panjang

Tay menunduk. Merasa sangat bodoh. Sebagai orang yang berstatus kekasih ia bahkan tak tau apa apa tentang Gun. Tak tau bahwa Gun menyimpan semua lukanya selama ini sendirian

Dengan penuh penyesalan, ia menenggelamkan kepalanya pada ranjang kosong disisi Gun. Tangannya mengamit tangan Gun yang tak dipasangi infus. Menggumamkan kata maaf berulang kali

Tok tok tok

Tay menoleh. Mendapati seorang dokter dengan jubah putih ditubuhnya. Itu dokter yang merawat Gun semalam

"Ahh,, pagi khun Tay" sapa dokter itu dengan senyum yang tertutupi masker. Dokter itu nampak mendorong troli yang berisikan beberapa peralatan medis

Tay menangkupkan kedua tangannya didepan dada. Lantas dengan penuh kesadaran ia berpindah dari sisi Gun. Membiarkan dokter itu memeriksa keadaan kekasihnya

"Kapan ia akan bangun dok?" tanya Tay tanpa mengalihkan pandangannya dari Gun

"Mungkin sore atau malam hari. Kondisinya masih cukup lemah saat ini" jawab sang dokter sambil melepaskan maskernya setelah selesai memeriksa keadaan Gun. Tangannya dengan telaten mengambil suntik yang berisikan cairan berwarna kuning. Setelah mengecek suntik tersebut beberapa kali, ia menyuntikkan cairan tersebut pada selang infus milik Gun. Lalu melakukan beberapa prosedur pada tubuh Gun

Tak berapa lama kemudian, dokter selesai dengan prosedur pada tubuh Gun. Ia mengucapkan beberapa kalimat sebelum pamit undur diri dari ruangan tempat Gun dirawat

Tay hendak duduk kembali tapi sebuah panggilan di ambang pintu membuatnya urung. Mendapati seorang Off Jumpol tengah berdiri dengan balutan perban di tangan dan dahinya

Pria jangkung itu juga sempat dirawat di rumah sakit yang sama tapi hanya untuk semalam karena kondisinya tidak terlalu parah. Hari ini ia sudah boleh pulang, namun setelah mengingat alasan kenapa ia bisa masuk ke rumah sakit membuatnya ingin menetap disana. Memastikan pria kecil yang telah menyelamatkan hidupnya kembali sehat

"Tay, ayo bicara" ujarnya pertama

Tay menatap Off ragu. Ia tak ingin meninggalkan kekasihnya barang sedikitpun. Tapi melihat keseriusan diwajah Off, ia akhirnya keluar mengikuti jejak Off untuk duduk dikursi tunggu

Sejenak, suasana menjadi begitu hening. Baik Tay maupun Off tidak tau harus bicara darimana

"Maafkan aku Tay. Aku mengatakan padamu untuk mempercayakan Gun padaku tapi nyatanya priamu yang menyelamatkanku" ujar Off sambil menunduk dalam. Ia merasa tidak memiliki wajah untuk mengakui kebenaran yang terjadi malam itu

PAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang