Chapter 3

4.3K 427 1
                                    

Happy reading

.

.

.

'kriiiiiiiiinggg'

Off  menggeliat. Merenggangkan tubuhnya sebelum akhirnya mematikan jam weker sialan miliknya

Tangannya meraba raba handphone miliknya di sekitar kasur dengan mata yang masih tertutup

Ia mengucek matanya sebentar sebelum menyalakan benda tersebut. Mengirim beberapa pesan pada Mook lalu beranjak untuk mandi

.

.

.

"bagaimana dengan kuliah mu Off" tanya ayah Off  saat sarapan bersama istri dan anak semata wayangnya

"baik pho, hanya saja akhir akhir ini dosen memberi kami tugas yang banyak sehingga aku tak memiliki banyak waktu untuk beristirahat"jawab Off

"lau bagaimana hubungan mu dengan Mook? Apa kalian tetap ingin menikah setelah kalian menyelesaikan kuliah? Bukankah itu terlalu cepat nak" kali ini ibu Off yang bertanya

"itu tak apa sayang, lagipula lihatlah aku. Aku sudah cukup tua untuk mengurus perusahaan. Aku perlu pengganti" jawab ayah Off tiba tiba.membuat Off hanya mampu tersenyum sedang ibunya mendengus, memutar bola matanya malas

"percayalah padaku mae" ujar Off meyakinkan ibunya

Ibunya menatap Off lalu tersenyum dan mengangguk tanda setuju

Suara dentingan sendok dan piring bersaut sautan di ruang makan keluarga Adulkitiporn

"oh iya, mae sudah lama tak melihat Gun main kemari. Kapan kapan ajaklah Gun kemari,mae rindu padanya.rindu membuatkan Gun lontar coklat kesukaannya.rindu melihat tingkah menggemaskannya" ujar ibu Off menggebu "haishh, sebenarnya berapa usia Gun saat ini. Mengapa bisa ada seorang anak laki laki yang cukup imut sepertinya di dunia ini"lanjutnya. Ia gemas sekali pada Gun

"hmm,,,akan ku bawakan nong Gun padamu mae. Lagipun ia memang sering memintaku untuk membawanya padamu akhir akhir ini. Hanya saja aku selalu sibuk dengan tugasku" jawab Off

.

.

.

"cepatlah Gun!" teriak Off yang tengah menunggu Gun

Ia dan Tay sudah menunggu Gun dari 30 menit yang lalu, namun pria kecil itu tak rampung rampung dengan urusannya

"hosh hosh,, sudah ayo berangkat phi"ujar Gun mendudukkan dirinya pada boncengan sepeda Tay dengan nafas tersenggal setelah mondar mandir mencari kaos kaki dan sepatu didalam rumahnya

Semalam setelah merapikan rumahnya ia lupa menaruh rak sepatu miliknya dimana, membuatnya harus ekstra mencari keberadaan sepatu dan kaos kakinya yang berada dalam rak tersebut. Begitulah Gun, ia memang orang yang pelupa dan juga teledor

"eh, kenapa kau tak duduk bersamaku?" tanya Off

"bukannya kemarin ketika berangkat aku sudah bersamamu? Sekarang giliran phi Tay" jawab Gun

PAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang