Chapter 21

3.7K 344 14
                                    

Happy reading

.

.

.

Gun menggeliatkan tubuhnya malas. Ia baru saja bangun padahal ini sudah pukul 8. Salahkan sang kekasih. Siapa suruh pria tan itu harus berangkat pukul 2 hingga membuatnya harus tetap membuka mata untuk sekedar melakukan videocall. Juga hari ini Gun memiliki kelas siang, jadi ia tak terlalu ambil pusing tentang bangun terlambat

Gun meraih ponsel disamping bantalnya. Mengecek beberapa pesan dari sang kekasih. Baru beberapa jam ditinggal sang pacar dan ia sudah merasa rindu

Dengan cekatan, jarinya bergerak lincah diatas layar ponsel untuk mengirim sinyal rindu pada pacarnya

Dan Gun tersenyum senyum melihat pesan dari sang kekasih yang ternyata juga merindukannya. Ah, rasanya ingin cepat bertemu

Gun bangkit dari tidurnya. Memutuskan untuk pergi mandi. Ia menyambar handuk yang tergantung didekat lemari dan segera pergi ke kamar mandi

Ia bersandar setelah menutup pintu kamar mandi. Matanya beralih pada benda yang tadi sempat diambilnya dari meja belajar. Ia sudah jarang menggunakan benda itu semenjak berpacaran. Dan ia ingin menghilangkan kebiasaan buruknya demi pria yang sedang pergi ke Phuket

Tangannya mengelus pelan benda tajam tersebut. Mengingat betapa penting benda itu karena sudah membantunya bertahan sampai sejauh ini. Dengan berat akhirnya ia memutuskan untuk memasukkan benda tajam yang sudah menemaninya dari bangku SMA tersebut dalam tempat sampah disudut kamar mandi. Ia pun kembali melangkah pelan

Good bye, manis.

Gun menghela nafas ketika melihat pantulan dirinya sendiri pada cermin.
Memandang apa yang menjadi penyebab ia dan Tay tidak bisa melakukan sesuatu yang lebih daripada ciuman. Ya, itu tentang selfharm nya. Ia belum memberitahu Tay tentang hal aneh pada dirinya. Ia terlalu takut bila pria tan itu mengetahui tabiat buruknya dan malah memandang jijik lalu memutuskan hubungan mereka

Karena kekhawatirannya sendirilah Gun harus selalu mencari alasan bila Tay sedang dalam mode terangsang. Dan itu tidaklah mudah karena sebenarnya ia sendiri menginginkan itu

'maafkan Gun na, phi Tay ' monolognya

___

Gun mengambil beberapa camilan dari dalam kulkas dan memilih bersantai didepan televisi. Masih terlalu pagi untuk bersiap pergi kekampus jadi ia ingin menghabiskan waktu dengan bersantai

Tangannya sibuk mengotak atik remote, mencari acara televisi yang ia inginkan. Tak lupa sesekali memasukkan makanan kedalam mulutnya. Kelihatan nyaman sekali dengan kegiatannya

Tok tok tok

Suara pintu diketuk pun mengambil alih perhatiannya. Dengan malas ia beranjak menuju suara tersebut berasal. Berpikir siapa yang berani mengusik acara barsantainya

Ceklek

Ia mendapati laki laki paruh baya berdiri didepan pintu rumahnya. Laki laki yang sering disebutnya dengan panggilan ayah.
Gun terdiam saat laki laki tersebut tiba tiba masuk tanpa repot repot ia persilakan

Jujur Gun masih sedih atas perceraian kedua orang tuanya. Sebagian jiwanya bertanya dimana salahnya hingga mereka memilih berpisah.Tapi Gun sangat baik dalam menutupi hal itu. Bersikap seolah tak ada yang terjadi. Seolah ia baik baik saja mengenai keluarganya

Pria paruh baya itu masuk kedalam kamar lalu keluar dengan beberapa dokumen ditangannya

"Gun" panggil ayahnya

PAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang