Meski dia baik-baik aja dan sudah pelan-pelan memaafkan keadaan dan juga si penabrak. Tapi tetap aja ya kalau dilihat-lihat lagi bekas luka yang ada di kakinya, tetap nyesek aja rasanya. Tapi ya diabaikan saja.
Meski mereka sudah selesai ujian akhir, sekolah masih berjalan seperti biasa untuk anak kelas tiga. Yah, meski pelajaran berjalan seperti biasa, guru-guru akan lebih relaks sama anak kelas tiga yang baru ujian. Palingan ya pelajarannya cuma menjelaskan, ditemani dengan tawa canda anak-anak yang tidak memperhatikan. Sudah biasa, selesai ujian tak akan ada yang peduli. Ya ngapain juga, semuanya kan cuma formalitas. Saat bel berbunyi, Charryn langsung keluar kelas sambil nunggu Shelvy dan kawan-kawan mereka.
"Yuk ke samping. Bosen deh makan di kantin mulu. Pengen makanan Padang gitu!" Charryn menyuarakan idenya. "Samping" adalah sebutan mereka untuk warung nasi kapau yang deket sama pintu kecil yang biasa mereka pakai untuk bolos. Pintu yang hampir ketutupan tanaman jalar itu mereka juluki "Pintu Narnia". Kadang mereka juga suka ke warung nenek yang jual nasi campur dengan es teh manis yang super enak! Harganya murah pula, bikin banyak anak murid yang kadang makan di sana saat jam istirahat, lantaran bosan sama makanan kantin. Namanya warung nenek karena yang punya kebetulan nenek-nenek yang udah jualan lebih dari sepuluh tahun disini.
"Oke, go go aja aku mah," Shelvy dan yang lainnya mengiyakan setuju. Mereka lalu jalan ke area gerbang bolos dan keluar satu persatu menuju warung tersebut. Karena udah biasa, mereka langsung ambil piring dan nyendokin nasi, lalu bergantian mengambil lauk. Seperti biasa, Charryn suka ayam lado merah, daun ubi rebus dengan kuah gulai campur. Nikmat apa lagi yang kau dustakan, gusti? Udah gitu harganya cuma lima belas ribuan dan udah sama teh goyang.
***
Setelah selesai makan, mereka semua balik ke sekolah dan melanjutkan pelajaran seperti "biasa" yang kadang bisa berarti mereka tidur di jam pelajaran ataupun sambil main game di HP mereka. Charryn tidak termasuk di dua golongan ini. Dia biasanya sering menghabiskan waktu buat baca buku novel atau cerita misteri online untuk mengusir bosannya. Memang itulah "biasa" versi Charryn.
Lima belas menit lagi bel akan berbunyi, menandakan jam pergantian pelajaran. Selanjutnya adalah pelajaran Bahasa Indonesia yang dibenci cukup banyak teman sekelasnya. Tapi Charryn gak keberatan sama pelajaran ini karena dia banyak belajar mengenai bagaimana pergantian kata dan disposisi kata bisa mengubah makna sebuah kalimat. Basically, dia belajar banyak hal dari pelajaran ini; manipulasi, kebohongan, kebenaran, hingga kebenaran yang menjadi kebohongan ataupun sebaliknya.
Tepat lima belas menit kemudian, bel berbunyi dan mereka harus pindah ke lantai bawah, ruangan nomor 53 dimana pelajaran Bahasa Indonesia akan berlangsung. Ya, mereka mengadopsi sistem moving class, jadi mereka lah yang harus pindah ke kelas termaksud. Seperti biasanya, tentu banyak murid yang juga lari ke kantin dan menghabiskan waktu sambil bolos ketimbang belajar. Karena itulah kehidupan anak SMA, kan? Kalau gak pernah bolos, berarti harimu sebagai anak SMA belum lengkap!
***
Setelah memikirkannya selama beberapa hari, Charryn memutuskan untuk cari kerja paruh waktu. Jadwalnya yang biasanya penuh kini mulai senggang karna sudah tak ada lagi pelajaran tambahan dan yang lainnya. Setelah bel pulang berbunyi, dia langsung byebye-byebye sama Shelvy dan yang lainnya, lalu melangkahkan kaki keluar menuju sebuah kafe kecil beberapa puluh meter dari rumahnya.
Tak berapa lama kemudian, Charryn keluar setelah menerima konfirmasi pekerjaan paruh waktu di sana yang akan di mulai nya besok. Kerjaannya itu akan dimulai setiap hari pada pukul tiga sore hingga tujuh malam dengan gaji dua puluh lima ribu perjam, setidaknya untuk satu bulan pertama. Untuk pencapaian kecil ini, Charryn merasa cukup senang dan bahkan tak sabar untuk memulai pekerjannya besok!
Saat ini dia capek sekali. Tujuannya cuma satu: pulang ke rumah, tidur bentar untuk melepas lelah. Mungkin malam nanti dia bakal ngajak Shelvy untuk hang out, but who knows what will happen at night?
***
Pukul lima sore, Charryn terbangun mendengar bunyi berisik dari pagar rumahnya yang berarti mamanya sudah pulang. Dengan malas-malasan Charryn buka mata dan mengambil handphone-nya untuk membuka Instagram. Setelah bosan, dia pun membuka aplikasi pesan dan mengirim chat ke Shelvy berisi ajakan nongkrong sehabis makan malam. Dalam hati dia gak sabar berbagi kabar gembira soal kerja paruh waktunya. Setelah itu dia langsung keluar kamar, bertepatan dengan mamanya baru saja akan membuka pintu.
"Daa!" Charryn mengejutkan, diikuti dengan omelan mamanya soal: gimana kalau mama sakit jantung, masuk rumah sakit dan koma, serta bahasan lainnya. Ya, biasalah ibu-ibu, kalau udah ngoceh mana pernah sebentar. Charryn hanya membalas dengan cengiran lebar.
"Jadi mama mau masak apa malam ini?" Topik favorit mereka berdua ini akhirnya membiarkan mereka larut dalam berbagai diskusi pendek yang berakhir dengan: mama gak jadi masak, kita makan mi ayam di simpang depan aja ya. Diskusi itu di akhiri dengan senyum mereka berdua yang kini rasanya bisa menerangi seluruh dunia.
Malam itu pukul depalan lebih sedikit, Charryn mendengar suara klakson mobilnya Shelvy yang memanggil dia untuk keluar. Oh, shit, pikirnya. Dia lupa ngasih tau mamanya kalau dia bakal keluar sama Shelvy habis makan malam.
"Ma, sorry, Charryn lupa kasih tau! Tapi Shelvy-nya udah jemput nih! Charryn keluar dulu! Janji pulangya sebelum jam 10!" Sambil berteriak, Charryn keluar rumah tanpa tunggu-tunggu lagi.Dia bahkan tak menunggu mamanya membalas permintaan maafnya.
***
Setelah mengemudi selama kurang lebih sepuluh menit, dua cewek remaja ini turun di depan kafe dengan lampu LED yang membentuk kata Lights 'n Bites. Mereka pun keluar dari mobil dan melangkah masuk setelah bertukar sapa dengan abang-abang parkir yang udah mereka kenal sangking seringnya mereka kesini.
"Ryn cepetan! Ntar kursi favorit gua diambil orang!" sahut Shelvy sambil berlari, diikuti senyumnya pada pegawai kafe yang senyum balik padanya.
"Selow aja kali. Cuma lu nih yang suka duduk di pojok-pojok gini!" Mereka langsung masuk dan setengah lari untuk menghampiri meja pojokan favorit mereka, di balik sebuah pilar besar. Tempat ini memang spot favoritnya Shelvy yang hobi foto dan gak suka duduk di tengah-tengah keramaian manusia.
Gak perlu lama-lama untuk mereka berdua memutuskan untuk memesan lumpia goreng, dua gelas mochacinno. Memang itu sudah menu andalan mereka. Mungkin dalam satu jam lagi, mereka bakal nambah pesanan blueberry cheesecake yang akan mereka bagi dua. Tentunya berbagai diskusi, pembicaraan bahkan gossip sudah dimulai sejak pesanan mereka selesai diambil. Namanya juga cewek. Topik yang di bahas juga lompat-lompatan.
"Aku udah daftar kerja paruh waktu tadi sore, dan langsung keterima!" Charryn langsung tanpa gas memulai pembicaraan.
"Serius lu? Wahhh, mantap-mantap! Kapan-kapan gua samperin deh pas lu lagi kerja. Ntar aku kasih tips juga! Hahahah," mereka berdua kembali tenggelam dalam tawa, seperti mereka yang seharusnya. Kurang lebih 5 menit kemudian pesanan mereka datang dan membuat mereka makin larut dalam percakapan yang kian lama kian random tapi juga kian dalam. Kenapa sih, cewek kalo lagi ngomong-ngomong, makin lama omongannya makin dalam?
"Kadang aku bingung deh. Setelah sekolah ini mau jadi apa. Kayak tersesat aja gitu rasanya" Charryn bertanya dengan muka setengah sedih diikuti tundukan kecil dan pandangan kosong yang menunjukkan muka penuh tanda tanya.
"Udah lah, gak perlu mikirin itu deh. Hidup itu udah rempong, susahhh! Setidaknya untuk hari ini kita santai dulu," balas lawan bicaranya. Shelvy memang berbeda. Tentu saja! Dia Shelvy Brawijaya. B R A W I J A Y A. Tak perlu lagi kujelaskan keluarga konglomerat besar yang "menguasai" industri medis Indonesia. Dia mau jungkir balik pun gak bakal ada yang salah sama masa depannya!
Percakapan mereka tentang hidup berlangsung cukup lama, sampai akhirnya Charryn sadar kalau jarum jam udah menunjukkan pukul 10.20. Padahal dia seharusnya pulang sebelum jam 10 malam. Dengan begitu, mereka berdua ngebut habisin cemilan mereka, lalu Shelvy bergegas mengantar Charryn pulang kerumahnya.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth - She Is Not Your Friend
Literatura FaktuKita semua pasti punya seorang sahabat. Bukan, bukan baik hanya di depan saja. Tapi apakah kamu juga sahabatnya? Kamu yakin dia gak sembunyiin apapun dari kamu? *** Charryn, siswa yang cukup menonjol dan terkenal di SMA swasta favorit, dan Davin , s...