part 2

70 17 18
                                    

Alhamdulillah Kajian jumat, hari ini berjalan lancar. Semoga akan selalu begini.

Aku berjalan menuju kelas dan segera mengambil mukena untuk menunaikan sholat dzuhur. Berjalan sendiri kemushola sekolah bagiku sudah biasa bukan berarti aku tidak ingin menunaikan sholat bersama teman kelasku yang lain. Hanya saja aku ingin lebih cepat dalam melaksanakan ibadahku. Lebih cepat lebih baik, ibadah yang sudah kita kerjakan akan membuat hati lebih tenang kebanding harus menunda-nunda yang akan berujung menjadi malas, sholat disaat jam pelajaran selanjutnya akan dimulai akan membuat sholat kita menjadi tidak karuan karena pikiran kita yang sedikit terburu-buru.

*******

Sampainya di kelas...

"Kai gimana tadi kajiannya? Kamu ikutkan? Pastilah aku yakin itu." Ucapku sembari tersenyum lebar pada kaila

"Memangnya kamu tau apa tentang kajian? Kamu aja gak pernah ikut kajian. Gimana mau tau tentang kajian". Katanya dengan nada sinis padaku.

Aku hanya tertunduk diam dan berjalan menuju bangkuku sembari meninggalkan kaila. Rasanya hatiku sedang ditusuk oleh belati yang begitu tajam. Kenapa kaila mengatakan hal itu padaku? Aku rasanya ingin menangis tapi tidak mungkin aku menjatuhkan air mataku ini. Apakah kaila tidak tahu apa yang selama ini aku lakukan saat semua orang sedang mengikuti kajian jumat? Tanyaku dalam hati. Jika aku disuruh memilih aku akan memilih mengikuti kajian jumat daripada menjadi panitia kajian jumat. seperti yang kata pepatah memang benar bahwa lidah lebih tajam dari pada pisau.

******

Dikamar

Pukul 21:00
Setelah mengerjakan tugas sekolah dan menyiapkan buku pelajaran untuk esok hari dan memasukkannya ke tas sekolahku. Aku membaringkan tubuhku diatas kasur yang sudah tidak empuk lagi namun nyaman untukku sambil menarik selimut hingga kedada. Ucapan yang dilontarkan kaila tadi tidak kunjung hilang dari pikiranku. Ucapan masih tergiang ditelingaku hingga saat ini dan membuatku sulit untuk tidur. Air mataku terjatuh karena sudah tak mampu lagi kubendung.

Aku sempat berpikir apakah lisan kailalah yang dibenci oleh teman-teman sekelas?

Ah itu gak mungkin. Mungkin kaila tidak menyadari ucapannya. Mungkin kaila sedang capek tadi. Aku yakin kaila orang yang baik. Semua orang pasti pernah mengucapkan perkataan yang membuat hati seseorang tergores karena tidak sengaja dan tanpa sadar padahal tidak ada niat untuk menyakiti hati seseorang sama sekali. Dan kaila juga seperti itu dia sedang tidak sadar dan tidak sengaja membuatku sakit hati.

Aku juga terlalu lebay hanya perkataan seperti itu aku sampai menangis tapi emang benar sakit. karena apa? Karena aku selalu menjaga perasaan seseorang sebelum mengatakan sesuatu. Apalagi perasaan sahabatku.

Ah lebih baik tidur ajalah dari pada mikirin perkataan kaila yang nantinya membuat berlian bening jatuh lagi dari mataku. Untunglah aku sudah ambil wudhu jadi langsung berdoa dan menjalankan sunnah tidur lainnya

*******

Fafha nurlaila?

"Hadir bu" ucapku sambil mengajukan telunjuk tanganku

Nama absen memang berakhir dinamaku. Namaku memang berada paling bawah.

"Kumpul tugasnya sekarang dimeja ibu" ucap guru matematika sambil menunjuk kearah mejanya.

Aku berdiri dan mengahampiri kaila yang tetap terduduk dibangkunya demgan raut wajah datar tanpa senyum dan terlihat sedikit bimbang.

"Ada apa kai? Kok kamu gak kumpul tugas?" Tanyaku sedikit penasaran. Apakah dia tidak mengerjakan tugasnya.

"Sudahlah fa jangan banyak tanya kamu udah tahu. Aku gak kerjain tugas semalam aku ketiduran." Jelasnya singkat

"Jangan tertawakan aku fa saat aku dihukum nanti" lanjutnya.

Aku terdiam dan bingung. Aku tidak akan tega jika melihat kaila dihukum dengan guru. Teman kelas lainnya pasti bahagia banget lihat kaila dihukum

"Kaila kenapa tidak mengumpulkan tugas?" Tanya bu guru

"Aku ketiduran bu" jelas kaila singkat.

"Baiklah sekarang berdiri di tengah lapangan sambil menghormati bendera." Ucap bi guru tegas.

Kaila berjalan menuju lapangan dengan kepasrahan hatinya ia berdiri dan menghormati bendera merah putih yang masih berkibar disana.

"Bu saya juga lupa mengerjakan tugas sekolah tadi malam".ucapku berbohong. Aku berharap kebohonganku ini dimengerti oleh Allah. Sungguh aku benar-benar tidak tega jika melihat kaila berdiri sendiri ditengah lapangan dan dibawah terik matahari. Lebih baik aku menemaninya dan menanggung malu bersama. Maafkan aku ya Allah aku berbohong.

"Kaila. Aku akan menemanimu disini." Ucapku pada kaila yang tak memperhatikan kehadiranku disampingnya.

"Fafha kok kamu gak kumpulin tugasmu?" Tanyanya penasaran

"Aku gak tega lihat kamu sendiri disini aku mau temani kamu disini."kataku singkat sambil tersenyum.

"Makasih ya. Tapi kalau kamu cuma kasihan sama aku gak usahlah fa."ucapnya sambil tertunduk.

"Apa maksudmu kai?" Tanyaku mulai sedikit kesal.

"Gak apa-apa lupain ajalah. Gak penting juga." Singkatnya.

*******

Makan malam telah usai aku mencuci piring dan kakakku merapikan meja makan padahal dia itu seorang laki-laki tapi dia lebih cepat saat mengerjakan pekerjaan seorang perempuan. Fatih nugraha namanya dia adalah kakak terbaik untukku. Selalu membantu mengerjakan tugas sekolah dan pekerjaan rumah.

Setelah semuanya beres aku malangkahkan kakiku menuju kamar dan melihat bayangan diriku dicermin basar dan panjang yang terletak disamping pintu kamarku.

Aku teringat dengan kata-katanya saat dilapangan tadi. Tapi kalau kamu cuma kasihan sama aku gak usahlah fa. Apa maksud kaila sebenarnya? Apa salah aku menemaninya dilapangan tadi aku hanya melakukan tugasku sebagai seorang sahabat saja aku benar-benar tidak tega padanya. Jelaslah aku kasihan padanya tapi apa aku salah? Dimana salahnya coba?. Aku sedang berdebat dengan hati dan pikiranku sendiri. Berbicara sendiri didepan cermin sungguh aku merasa kesal saat ini.

"Ditolong salah,ditemani salah. Apasih maumu kaila". Bentak hatiku.

Fafha sabar sabar.....

Ya aku harus sabar dia mungkin lagi banyak masalah. Besok aku akan mengajaknya jalan-jalan dan berbincang bersama ditaman kota. Besokkan libur jadi refreshing pikiran dulu.

Baca terus ya...
Tunggu part selanjutnya




sahabat terbaik(Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang