part 3

64 14 2
                                    

Ditaman kota

Hari ini begitu cerah cocok dengan suasana hatiku. Kaila yang sejak tadi duduk di sampingku hanya sibuk dengan ponselnya itu entah ada apa pada ponselnya sehingga ia terlihat begitu serius menekan tombol keyboardnya.

"Kai apa kamu punya masalah?"tanyaku yang sudah sejak lama ingin tahu.

"Kalau kamu punya masalah cerita ke aku insyaaAllah aku bisa bantu".lanjutku

"Masalah apa fa? Gak ada kok aku happy-happy aja. Jangan tanya hal yang nggak-nggak".jelasnya ketus

"Alhamdulillah kalau gak ada masalah". Kataku tertunduk.

Kaila chattingan bareng siapasih kok aku dicuekin kaya gini. Seakan-akan aku itu gak ada disampingnya.

******

Sampainya di rumah

Aku duduk disofa kecil yang berada disudut kamarku. Tingkah kaila yang mulai berubah dari sebelumnya selalu mengotak-atik otakku kenapa kok dia berubah banget dari sebelumnya. Dia memang suka cuekin aku,suka salahin aku dan suka berbicara dengan nada tinggi. Tapi dia tidak sampai menyakiti hatiku sampai membuat bulir air mata selalu mengalir dipipiku. Apa aku yang terlalu cenggeng atau sudah lelah dengan sikapnya itu. Entahlah sekarang pikiranku bercampur aduk. Jika aku memikirkan hal itu hanya akan membuatku menangis.

*****

Saat jam istirahat Disekolah

"Tugas yang kemarin harus dikumpul sekarang, kata bu rini karena bu rini tidak masuk kelas dulu hari ini tapi dia menginginkan tugas kita dikumpul sekarang dia ingin memeriksanya!" Ucap ketua kelasku yang sedang meminta buku tugas biologi segera dikumpul dimejanya dan dia akan membawahnya ke meja bu rini.

"Kai? Kamu bawahkan buku tugas biologiku?".tanyaku memastikan. Kaila meminjam buku tugas biologi sepulang kami dari taman kota kemarin karena tugasnya belum selesai.

Kaila tampak mengeluarkan isi tasnya satu persatu dia seperti orang kebingungan yangs sedang mencari sesuatu yang hilang. Apakah dia sedang mencari bukuku?

"Maaf fa buku tugas biologimu ketinggalan di rumah, aku hanya membawah buku tugasku saja". Jelasnya sedikit gugup sedikit merasa bersalah.

Aku hanya bisa terdiam dan merasa kecewa dan yakin dia pasti tidak akan mengumpul buku tugasnya juga agar nilainya ikutan kosong karena telah lupa membawa buku tugasku. Tapi yang kupikirkan itu salah, ternyata dia tetap mengumpul buku tugasnya padahal aku sudah susah payah mengerjakannya dia hanya meniru pekerjaanku. Padahal saat dia dihukum oleh guru aku ikut berdiri bersama dengannya ditengah lapangan dengan terik matahari yang begitu panas.

Aku begitu merasa bahwa kaila tidak pernah menganggapku sebagai sahabatnya. Apa kekuranganku? Apa aku kurang baik? Apa dia tidak ingin membalas kebaikanku sedikitpun. Aku memang tidak butuh balasan dari kebaikanku sebelumnya tapi apakah dia tidak mempunyai rasa tanggung jawab karena sudah melupakan buku tugasku dan membuat nilaiku kosong?.

Sampai sini dulu
Baca terus ya ...
Kelanjutan ceritaku

sahabat terbaik(Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang