Jealous

2K 272 444
                                    


Maaf Typo

.
.
.
.

Author POV

23.00 KST

Tak!

"Argh!"

Tak!

"Sialan! Siapa yang berani me--"

"Mwo?? Kau ingin menyalahkanku?"

Seketika nyali detektif yang 'katanya' handal tersebut menjadi ciut setelah melihat pelaku pelemparan sepasang sepatu yang mendarat mulus di kepala indahnya.

"Hehe bossku yang dermawan sudah pulang ya?" ucap Hendery dengan cengiran bodohnya.

Taeyong yang baru saja pulang dari rumah kekasihnya itu hanya berdecih dan berjalan santai menuju sofa empuk mendaratkan bokong minimalisnya di sana.

"Kau habis dari mana? Kau terlihat kacau sekali sampai menyambutku dengan lemparan sepasang sepatu mahalmu itu. Keterlaluan!" tutur Hendery yang merengut menahan jengkel sambil mengelus belakang kepalanya yang terasa berdenyut.

Hening!

"Yak! Jawab pertanyaanku bodoh!" teriak Hendery dengan tidak sopannya.

Hendery memutar bola matanya malas melihat tingkah menjengkelkan bossnya.

Setelah hening beberapa saat, sebuah suara lirih mengalihkan perhatian Hendery yang tengah bercumbu dengan game di ponselnya.

"Apa yang kau lakukan jika kekasihmu mengabaikanmu?"

Sebelah alis Handery menukik tajam menggambarkan kebingungan melanda dirinya.

Belum sempat Hendery menjawab Taeyong kembali berujar.

"Bagaimana jika kekasihmu memilih lelaki lain dari pada dirimu?" sambung Taeyong dengan raut wajah tak terbaca.

Hendery semakin di buat bingung dengan pertanyaan yang di lontarkan oleh Taeyong yang mengandung unsur percintaan.

Selama ini yang dia ketahui, Taeyong tidak pernah tertarik kepada wanita apalagi memiliki kekasih. Itu mustahil.

Kecuali satu gadis.

Setelah otaknya memproses. Hendery sudah dapat menangkap maksud dari pertanyaan dari sahabat karibnya.

"Kau sedang membicarakan Jesun?" tebak Hendery tepat sasaran.

Taeyong langsung memutar kepalanya kesamping, memandang sengit lawan bicaranya yang menebak terlalu tepat.

"Mwoya? Jadi benar? Kau dan Jesun sekarang telah menjadi sepasang kekasih dan kau diacuhkan dan dicampakan sekaligus?" cecar Hendery penuh keingin tahuan.

"Jesun memang kekasihku. Selamanya memang begitu. Dan jaga mulut licinmu itu. Aku tidak dicampakan! Aku hanya.. Hanya terancam sedikit" ucap Taeyong dengan nada lirih di akhir kalimat.

Seketika tawa Hendery menggelegar melihat tingkah sang sahabat yang menurutnya sangat langka.

Bagaimana tidak tertawa. Taeyong yang terkenal kejam dengan wajah dingin, sekarang bertingkah konyol menekuk wajahnya dan terlihat kacau hanya karena seorang gadis.

"Berhenti tertawa! Dasar kakek lampir!"

Namun Hendery tak bergeming. Dia tetap tertawa terbahak-bahak hingga tubuhnya meluruh ke lantai dengan tangan memegangi perutnya dan kaki yang menendang-nendang ke udara.

Taeyong yang sangat kesal pun melemparkan semua bantal sofa ke tubuh kurus Hendery.

Sepertinya Taeyong salah memilih orang sebagai tempat pencurahan hatinya.

The Owl Key Chain | Taeyong ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang