Sadness

1.3K 206 439
                                    


Maaf Typo

Tolong perhatian kalian! Chapter ini sangat dibutuhkan perasaan dari kalian. Jadi di mohon pelan-pelan bacanya 😘

.
.
.
.

Author POV

Angin musim gugur menerbangkan dedaunan. Langit senja nampak serasi dengan warna jingga dari pepohonan yang menambah keindahan di sore hari.

"Kemarilah! Kejar aku!" seru seorang gadis kecil berambut panjang yang berlari kesana kemari menghindari kejaran sang lelaki mungil berkaca mata bulat.

"Yak! Awas saja jika nanti kau tertangkap olehku!" lelaki kecil berumur sepuluh tahunan tersebut tak menyerah mengejar lawan bermainnya.

Saat asik bermain kejar-kejaran sang gadis kecil tak menyadari jika dari arah samping nampak seorang anak laki-laki lainnya tangah mengendarai sepeda dengan kecepatan tinggi.

"Sun~ah awas!!!" seru anak berkaca mata bulat.

Bruk!

"Aw!! Huaa!!" terlambat sudah, gadis mungil itu menangis karena tertabrak sepeda dan terjatuh di jalanan dengan siku yang berdarah.

"Gwenchana?" tanya laki-laki pengemudi sepeda.

"Yak Sun~ah.. Kau tak apa? Eoh sikumu berdarah! Ayo ku bantu berdiri" anak berkaca mata bulat itu membantu sang gadis dengan lembut.

"Eommaaaa!!!" gadis berambut panjang tersebut tetap menangis histeris sembari memanggil sang Eomma.

"Mianhae, aku tidak sengaja. Aku terlalu buru-buru hingga tak sempat mengerem sepedaku" ucap sang pelaku penabrakan dengan ekspresi menyesal.

Anak lelaki berwajah tampan itu memperhatikan dengan seksama wajah sang gadis mungil.

Entah apa yang ada di pikirannya namun sebuah senyuman terpancar di wajah polosnya.

"Sudahlah, dia memang mendadak bisu jika sedang menangis! Kau tidak perlu khawatir, aku akan mengantarnya pulang" ujar bocah berkaca mata.

"Tidak! Ijinkan aku untuk mengantarnya pulang dengan sepedaku sebagai permintaan maafku" tawar si bocah tampan.

Gadis kecil tersebut hanya menganggukkan kepalanya sebagai persetujuan.

Dan senyuman manis kembali singgah di wajah sang bocah rupawan.

"Ayo naik!"

Gadis bernama Sun tersebut naik perlahan ke belakang sepeda dan berdiri di sana dengan tangan di kalungkan ke leher si bocah tampan.

"Ini tidak adil. Lalu bagaimana denganku? Kau ingin aku pulang sendiri begitu Sun~ah?" protes bocah berkaca mata.

"Kau tidak perlu pulang sendiri John! Berlarilah di belakang kami. Iya kan Oppa?" tanya gadis kecil itu pada sang pengemudi.

"Sepertinya itu lebih baik" ucapnya setuju.

Sepeda tersebut mulai melaju perlahan meninggalkan John dengan wajah melongonya.

"Yak kalian jahat sekali padaku!" meskipun sempat menggerutu. Namun John tetap berlari mengejar mereka.

Sun yang awalnya menangis sangat senang di bonceng oleh lelaki tampan. Dia sesekali menengok ke belakang untuk sekedar menertawakan sang sahabat yang kelelahan.

Sepeda berhenti melaju di depan rumah sederhana milik Sun. Gadis itu pun turun dari sepeda dan berterima kasih pada lelaki tampan tersebut.

"Terima kasih sudah mengantarku pulang Oppa!"

The Owl Key Chain | Taeyong ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang