[5] : Topeng

612 46 0
                                        

"Ryan!!"

Ryan membalikkan badannya kearah suara yang tadi memanggilnya.

"Kenapa Nit?" Tanya Ryan pada Nita.

"Gapapa, hehehe, oh iya aku pengen minjem PR kimia gapapa kan?" Tanya Nita, Ryan mengangguk lalu menyerahkan buku kimia miliknya pada Nita.

"Lain kali kerjain sendiri ya, siapa tau kalu aku udah gak disini, kamu kelimpungan" ucap Ryan, perkataan itu sontak membuat Nita bingung.

"Emang kamu mau kemana?" Tanya Nita heran.

Ryan menggeleng,"Gak kemana mana Nit, ya cuma buat jaga jaga aja" balasnya.

"Hmm terserah deh, yaudah aku mau ngerjain ini dulu, makasih ya Ryan". Setelah itu Nita berlari kekelasnya meninggalkam Ryan dengan tatapan sendu.

Ryan berjalan kekelasnya setelah Nita meninggalknya.

"Ryan!!"

Lagi lagi Ryan membalikkan badannya melihat Rion berjalan menghampirinya.

"Kau sudah baikan?" Tanya Rion.

"Memangnya aku kenapa?".

Rion terkekeh,"Tak apa kau sekarang pucat sekali, lebih baik istirahat saja, takut semakin parah" nasihat Rion.

Ryan tersenyum," Tak apa, aku baik baik saja, hanya kelelahan biasa".

"Baguslah"

"Hmm Rion, kufikir aku akan berhenti" ucap Ryan membuat Rion menghentikan langkahnya.

"Maksudmu?" Tanya Rion tak mengerti.

Ryan menggeleng," tak apa, kufikir aku akan merindukan kalian semua nanti, yah tak begitu penting sebenarnya". Ucap Ryan, Rion menggeleng ia kira ada apa.

"Maka dari itu ayo buat kenangan yang indah, agar kita bisa mengingatnya saat kita merindukan ini semua nanti" usul Rion.

"Kalo begitu mari kita pergi ketaman bermain nanti sepulang sekolah". Ajak Ryan yang disetujui Rion.

"Baiklah nanti kuajak Nita" Ryan mengangguk.

Sebentar lagi.

*********

Sesuai yang dijanjikan Rion dan Ryan tadi pagi sepulang sekolah Ryan,Nita dan Rion sepakat pergi ketaman bermain.

Mereka terlihat bersemangat sekali, tapi ada salah seorang diantara mereka yang berusaha menahan rasa sakit yang dideritanya.

"Kenapa disaat seperti ini?"

"Ryan, sekarang kita akan naik apa?" Tanya Nita bersemangat tapi Ryan tidak menjawab.

"Ryan? Ryan? RYAN!!"

"Ah ya, bagaimana jika kita difoto bertiga?" Usul Ryan.

"Kau tidak apa apa Ryan? Muka mu pucat sekali" tanya Rion dengan khawatir.

"Tidak apa apa, tenang saja, ayo kita foto bertiga" ajak Ryan sekali lagi, mereka mengangguk setuju.

Setelah beberapa jam mereka berkeliling tak terasa waktu sudah sangat larut. Mereka akhirnya memutuskan pulang.

"Terimakasih untuk hari ini, aku pasti sangat merindukan kalian" ucap Ryan setelah mereka sampai di apartemennya.

"Hm baikalah sampai jumpa besok disekolah" kata Nita, setelah itu mobil Rion pergi meninggalkan kawasan apartemen.

Ryan memhembuskan nafasnya lega, lalu tangannya otomatis memegangi kepalanya, kakinya melangkah menuju apartemen miliknya dengan tertatih.

"Kumohon jangan sekarang" ucap Ryan lirih, pandangannya buyar dan kepalanya seperti dihantam batu, Ryan buru buru keluar dari lift dan memasuki apartemenya.

Ryan menghela nafas lega, saat Ryan akan melangkah ke kamarnya pandangannya mendadak buyar tak lama setelah itu semuanya gelap.

Ryan pingsan.

To be Continue.

Hurt > He Is A Fail?[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang