Aku berlari entah kemana yang jelas aku hanya harus menjauh dari mereka.
Persetan siapa mereka dihidupku, aku tak pernah menyangka orang tuaku tega ingin melenyapkanku. Jika memang aku begitu hina lalu kenapa mereka membuatku ada didunia ini?
Tak berfikirkah mereka jika aku begitu menderita selama ini? Tak cukupkah aku menuruti keinginan mereka yang membuat diriku sendiri tersiksa?
Aku masihlah bocah jika perlu diingatkan, apa bocah berumur tigabelas tahun pantas menerima semua yang mereka lalukan?
Aku masih berjalan tak tentu arah dengan masih menggunakan seragam JHS. Entahlah setelah ini apa yang harus kulakukan, yang hanya berada di diotakku saat ini adalah terus bertahan hidup.
Aku melangkahkan kakiku kesebuah taman yang berada tak jauh dariku. Kaki ku pegal setelah sekian lama berjalan, langit sudah gelap karena matahari sudah bergantian tugas dengan bulan.
Aku duduk dibangku taman, taman semakin sepi kerena memang hari sudah semakin larut.
Besok aku harus kembali bekerja jadi kuputuskan aku akan beristirahat disini sampai besok.
*******
Esoknya Ryan pergi ke tempatnya bekerja, bekerja sebagai pencuci piring, lucu memang Tokyo yang begitu maju dan dipenuhi orang orang yang beperadaban tinggi masih mempekerjakan anak dibawah umur sebagai pencuci piring, tak apa bagi Ryan itu justru sebuah keberuntungan, karena dengan begitu ia bisa bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
"Hey bocah!! Cepat cuci piring itu! Mereka tidak akan mencuci sendiri jika kau masih berdiam diri disana" Hardik salah satu pegawai di tempat Ryan bekerja.
Ryan mengangguk tidak berani membantah, karena ia tahu sedikit saja ia membantah maka imbalannya dengan ia dipecat dari tempat ini.
"Bocah!! piring ini kau harus mencucinya!" Ucap pegawai lain pada Ryan, Ryan berbalik untuk mengambil piring itu belum piring berada ditangannya pegawai itu sudah melepasnya.
Pranggg...
"Yak!! Apa kau tidak bisa bekerja dengan benar!! Bagaimana jika bos tahu? Kau bisa menggantinya???" Pegawai itu memarahi Ryan karena piring yang ia berikan jatuh kelantai dengan mengenaskan.
"Ma-maafkan aku, aku tidak sengaja, aku bersumpah" Ryan menunduk tak berani menatap pegawai itu.
"Maaf kau bilang? Akan ku maafkan jika maafmu itu bisa mengembalikan piring itu seperti semula!" Kata pegawai itu dengan nada marah.
"Ak--"
"Ada apa ini? Kenapa ribut sekali?" Suara itu membuat mereka menoleh lalu menunduk setelah melihat siapa yang menyela mereka tadi.
"Maaf nyonya, Dia sudah menjatuhkan piring itu dengan sengaja, Dia memang tidak pantas dikasihani, pecat saja dia" ucap pegawai itu memanasi.
"Apakah benar Ryan?" Ryan menggelengkan kepalanya kuat.
"Tidak nyonya, saya tidak melakukannya dengan sengaja, itu tidak disengaja" jelas Ryan, wanita yang dipanggil nyonya itu tersenyum "nah Ryan berkata itu tidak disengaja bukan? Lagipula itu hanya sebuah piring, tidak apa-apa Ryan, lain kali berhati-hatilah, kaliam semua kembali bekerja" titah wanita itu.
"Terimakasih banyak nyonya" ucap Ryan sambil membungkuk, wanita itu tersenyum lalu berlalu pergi.
"Kali ini kau selamat! Awas saja besok!" Ucap pegawai tadi lalu pergi meninggalkan Ryan dan cucian piring.
*********
Sore harinya Ryan sudah pulang dari tempatnya bekerja, sekarang Ryan berjalan tak tentu arah karena memang ia tidak mempunyai tempat tinggal.
Ryan berjalan menyebrangi jalan saat matanya menangkap seorang wanita yang menyebrangi jalan yang tidak menyadari sebuah truk melaju kencang kearahnya.
Tanpa fikir panjang Ryan berlari menghampiri wanita setengah baya itu lalu mendorongnya ketepi jalan.
"NYONYA AWASSS!!"
CKITT.....
BRAKKK...
To be Continue.
![](https://img.wattpad.com/cover/150647580-288-k453760.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt > He Is A Fail?[END]
Roman pour AdolescentsAku hanyalah seorang manusia yang diperlakukan tidak manusiawi. Seorang lelaki berumur 13 tahun yang begitu pengecut karena tidak mempunyai tujuan hidup. Seseorang yang bahkan tidak bisa melindungi dirinya sendiri. Sekeras apapun aku mencoba melawan...