"Nita, kau tau dimana Ryan? Kemana ia selama seminggu ini?" Tanya Rion, ya setelah kejadian bermain ditaman bermain itu, esoknya Ryan tidak sekolah, hingga satu minggu kemudian Ryan belum menampakkan diri.
Rion sudah berusaha bertanya pada wali kelas mereka, tapi beliau hanya bungkam dan mengatakan jika Ryan Izin ada urusan dengan keluarganya.
Tentu saja Rion curiga, memangnya urusan apa hingga satu minggu, lagi pula kemarin ia baru saja bertemu secara tidak sengaja dengan orangtua Ryan.
Kecurigaannya bertambah saat wali kelasnya terus menghindari tatapannya saat bertanya dimana Ryan.
"Kau dapat kabar tentang Ryan?" Tanya Rion lagi.
"Tidak, Ryan tidak menghubungiku seminggu ini". Jawab Nita.
Rion menghembuskan nafasnya, sebenarnya kemana perginya Ryan selama ini.
Kali ini Rion bertekad untuk membuka mulut wali kelasnya.
***********
Ryan berdiri di Roftoop Rumah sakit, sudah seminggu ia tinggal disini, Ryan ambruk dan itu membuatnya semakin parah karena Ryan tidak meminum obatnya.
Ryan harus meminum obat itu jika ingin melanjutkan hidup.
Ryan memejamkan matanya, memori itu hilir mudik dikepala Ryan.
Semua yang ia alami selama ini terngiang dikepalanya.
Jika difikir fikir Ryan tidak pernah merasa bahagia, selama 16 tahun hidupnya ia hanya merasa sendiri, tidak ada manusia yang tulus menyayanginya jika ada ia akan berterima kasih pada Tuhan, karena masih memberinya belas kasihan.
Ryan menyerah pada hidupnya, ia menyerah pada keadaan, ia sudah menyerah setelah mengetahui ternyata perjuangannya sia sia, orang terpercayanya membodohinya, membuat hatinya yang sudah rusak semakin parah, tidak ada gunanya ia hidup, hidup ini keras bagi Ryan.
Disaat semua orang pada usianya mendapatkan perhatian lebih, ia malah sebaliknya, tidak ada yang mencintainya dengan tulus selain dirinya.
Maka dari itu ia menyerah, ia bukan menyalahkan Tuhan, tidak ia tidak menyalahkan siapapun karena kondisinya, malah ia bersyukur bisa ada didunia ini meski tidak lama.
Ia berterima kasih dan menganggap keputusannya sudah benar.
Semua ini telah selesai.
*******
Rion berjalan keruang guru, ia sudah bertekad bahwa ia akan membuka mulut sang wali kelas.
Rion berada didepan pintu ruangan wali kelasnya tanpa fikir panjang Rion mengetuk pintu itu.
Tok tok tok.
Cklek.
"Eh Rion? Sedang apa kamu disini?" Tanya Bu Nuri,walikelasnya.
"Mm saya ingin berbicara dengan ibu sebentar apa boleh?" Tanya Rion Bu Nuri mengangguk lalu mempersilahkan muridnya masuk.
"Ada apa Rion?" Tanya Bu Nuri saat mereka sudah duduk dengan nyaman.
"Ryan dimana bu?" Tanya Rion to the point
Bu Nuri terkejut lalu menghela nafasnya, lelah dengan pertanyaan Rion sejak seminggu terakhir.
"Ibu sudah bilang, Ryan sedang ada urusan dengan keluarganya" terang bu Nuri.
"Saya gak percaya bu, kemarin saya baru bertemu dengan orangtuanya Ryan, ibu gak bisa bohong sama saya, saya mohon katakan dimana Ryan" mohon Rion kepalanya tertunduk memohon pada Bu Nuri.
"Kenapa kamu sangat ingin bertemu dengan Ryan?" Tanya bu Nuri bingung.
"Saya khawatir bu, Ryan menghilang bagai ditelan bumi, saya sebagai sahabat dia sangat menghawatirkannya, bu saya mohon, kasih tau saya dimana Ryan sekarang". Mohon Ryan lagi.
Bu Nuri menatap muridnya iba, Bu Nuri merasa terharu dengan ketulusan Rion, meskipun Ryan mengatakan tidak ada yang meperdulikannya didunia ini, tapi melihat Rion begitu frustasi mencari Ryan, Bu Nuri yakin diatas semua penderitaan pasti ada setitik cahaya yang akan membutnya bahagia, bu Nuri percaya itu.
"Baiklah Rion, bila kau memaksa, Ryan dirawat seminggu ini, dia bilang pada ibu bahwa tidak boleh ada yang tau mengenai kondisinya" terang bu Nuri.
"Di rawat? Ryan sakit? Sakit apa?" Tanya Rion.
"Seminggu yang lalu setelah kalian pulang bermain, ibu pergi ke apartemen Ryan untuk memberikan dia surat rekomendasi, saat sampai disana ibu melihat Ryan pingsan di apartemennya, ibu membawa Ryan kerumah sakit, dan kata dokter Ryan..."
"Ryan kenapa bu?"
"Ryan sakit, lebih tepatnya Kanker hati stadium akhir, dia begitu pintar menyembunyikan penyakitnya selama setahun ini" jelas Bu Nuri.
Rion membelalakan matanya,"A-apa?"
To be Continue
![](https://img.wattpad.com/cover/150647580-288-k453760.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt > He Is A Fail?[END]
Teen FictionAku hanyalah seorang manusia yang diperlakukan tidak manusiawi. Seorang lelaki berumur 13 tahun yang begitu pengecut karena tidak mempunyai tujuan hidup. Seseorang yang bahkan tidak bisa melindungi dirinya sendiri. Sekeras apapun aku mencoba melawan...