Hari ini Ryan sudah diperbolehkan pulang, kemarin Dokter bilang kondisi Ryan sudah semakin membaik dan hanya diperlukan rawat jalan serta Kemoterapi Rutin, meskipun bisa dibilang membaik, Rena dan Doni masih merasa sedih karena Ryan harus menjalani Kemoterapi, meskipun Ryan mengatakan baik-baik saja orang tua mana yang tidak sedih jika anaknya harus menjalani kemo.
Dilain sisi, Reno merasa lega, Ryan tidak akan meninggalkannya seperti yang Ryan katakan dulu.
Hari ini Reno, Nita, Rena beserta Doni merencanakan acara kecil kecilan atas kepulangan Ryan.
Ryan senang dengan apa yang mereka siapkan, tapi disisi lain ia khawatir, jika senyuman yang mereka berikan berubah dengan tangis kesedihan.
"Ryan! Sini nak, acaranya akan segera dimulai". Itu suara Rena, Ryan bergegas pergi ketaman belakang rumahnya, meskipun acara ini tidak mewah, Ryan senang, setidaknya orang orang yang ia sayangi berada disini.
Ryan menghampiri Rena lalu memeluknya erat.
"Makasih ma, Ryan sangat senang hari ini" ucap Ryan pelukannya semakin erat.
"Sama sama, semoga cepat sembuh ya nak" Rena balas memeluk Ryan.
Setelah beberapa saat, mereka melepaskan pelukannya.
"Ryan!! Sini ayo kita foto" teriakan itu berasal dari Nita, Nita melambaikan tangannya kepada Ryan sambil membawa sebuah kamera, Ryan menghampiri Nita yang disebelahnya Rion berdiri.
"Ryan, ayo kita foto untuk mengingat hari ini" ujar Nita semangat, Ryan mengangguk lalu mereka mengambil gambar.
Gelak tawa Rion dan Nita berhasil membuat Ryan senang, mereka tertawa lepas bersama menertawakan foto yang mereka ambil, ada yang sedang berpose lucu dan sebagainya membuat mereka ingin tertawa.
Acara kecil kecilan itu terbukti sukses,
Sekarang Rion,Ryan,Nita,Rena beserta Doni sedang mengelilingi sebuah api unggun mini yang dibuatkan Doni tadi.
Hening..
"Makasih untuk hari ini, benar benar hari yang menyenangkan, aku tidak pernah menyangka bahwa hari ini akan datang" Ryan memecah keheningan, menatap mata mereka bergantian.
"Aku tidak pernah menyangka akan mendapat kebahagiaan, karena selama ini yang kudapat hanya sebuah kesakitan".
"Terimakasih karena telah membuatku menjadi manusia yang sesungguhnya dengan kehadiran kalian" Ryan menutup ucapannya, tidak ada yang bersuara setelah Ryan berbicara seperti itu,
"Kau tau, aku selalu berharap bahwa sahabat yang paling kusayangi hidup bahagia, ini bukan apa apa, masih banyak jenis kebahagiaan yang belum aku tunjukkan padamu" balas Rion.
"Aku akan menjadi salah satu alasan kamu tersenyum saat ini, masih ada jutaan alasan yang dapat membuatmu tersenyum, tetapi aku adalah alasan pertama senyuman diwajahmu terbit" lanjut Nita.
"Dan kami adalah sekian dari orang yang akan menuntunmu untuk mencari jenis kebahagiaanmu itu" sambar Doni dibalas anggukan Rena.
Ryan yang mendengarnya terenyuh tidak tau harus menjawab apa.
"Kalau begitu aku akan istirahat, aku lelah" Ryan bangkit, berlalu memasuki rumah dan pergi kekamar.
Maaf.
Ryan membaringkan tubuhnya diatas kasur, senyumnya terbit tak lama setelah itu matanya tertutup.
********
Setelah kepergian Ryan, Rena bangkit menyusul Ryan kekamarnya, hanya untuk memastikan.
Rena membuka pintu kamar Ryan, berjalan mendekat, tangannya mengelus kepala Ryan.
Ryan tertidur dengan senyum yang masih tersungging dibibirnya, Rena menggenggam tangan Ryan, tangan Ryan terasa dingin bahkan wajahnya yang tadi masih merona kini sudah putih pucat.
Rena panik lalu menggoyangkan tubuh Ryan, tapi Ryan bergeming, matanya masih tertutup.
Rena tidak bisa membendung air matanya, tau jika Ryan kini sudah tidak lagi disini.
Dengan segera Rena memanggil semua orang yang masih berada ditaman belakang.
"Tante ada apa?" Tanya Rion panik, pasalnya Rena kini sudah dibanjiri air mata.
"Ryan" Rena menangis lalu menggelengkan kepalanya. Rion yang sadar arti ucapan Rena buru buru memasuki kamar Ryan.
Dapat Rion lihat, Ryan terpejam dengan senyum masih menggantung diwajahnya, tubuh Rion bergetar lalu satu tetes air mata lolos seiring ia mendekati tubuh Ryan.
Rion jongkok lalu memeriksa denyut nadi Ryan yang sudah berhenti.
Rion tak kuasa menahan tangisnya mengetahui bahwa sahabat yang paling ia sayangi sudah menyerah.
Menyerah untuk terus menemani Rion didunia.
Menyerah untuk terus bertahan dengan penyakitnya.
Menyerah pada dunia yang selalu memperlihatkan hal menyakitkan bagi dirinya.Ryon meninggal dengan seulas senyum diwajahnya.
Sahabat terbaik Rion yang ia punya.
Sahabat yang pandai menyembunyikan segala perasaan sakit yang dideritanya.Rion menutup kepala Ryan dengan selimut.
Ryan sekarang kau sudah tidak merasa sakit lagi.
Kau sudah bahagia sekarang.
Selamat jalan sahabat terbaikku.To be Continue
![](https://img.wattpad.com/cover/150647580-288-k453760.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt > He Is A Fail?[END]
Teen FictionAku hanyalah seorang manusia yang diperlakukan tidak manusiawi. Seorang lelaki berumur 13 tahun yang begitu pengecut karena tidak mempunyai tujuan hidup. Seseorang yang bahkan tidak bisa melindungi dirinya sendiri. Sekeras apapun aku mencoba melawan...