"Kenapa ko nda kasi tau sa yang tu lelaki di belakang sa?! "
Marah si Vena sama Audrey."Sa sudah kasi ko signal2 maa tadi. Yang ko budu asyik kuis2 tu api knapa? Tidak juga meningu sa sini, bercakap lagi ko sana macam tu mak nenek," ketawa si Audrey burn.
"Kitai oh korang. Bikin malu sa betul.
Bila lagi dia di blakang sa tu berdiri? " Soal Vena yang tidak selesa duduk di bangku kayu itu."Uiyohhhh lama ohh. Dia senyum2 lagi ni di blakang ko Ven. hahahaahahh!" -Audrey
"Argh!! Benci sa ko ohh Aud! Mana sa mau kasi tapuk (sorok) muka sa ni "- Vena
"Haahhahaahahah" ketawa si Audrey mengejek Vena yang tidak keruan duduk disebelahnya.
"Fuhhh..Whateva. Sa main2 ja pun cakap pasal yang sa suka dia tu. Deiiii " Vena Menipu dirinya sendiri. Padahal, hatinya sudah tertambat dengan jejaka kacukan Filipino itu.
"Apa2 pun Ven, dia sudah dengar semua yang ko cakap. Jadi.. Deal with it, " Usik Audrey lagi.
"Tutup mulut ko, nanti masuk lalat. Susah lagi nanti si Benny mengurik kasi keluar." -Audrey mengusik lagi membuatkan Vena naik angin.
"Taik ko lah Aud, malas sa bercakap sama ko." Menjeling tajam Vena Sama si Audrey yang berlalu pergi meninggalkan dia sendirian.
"Ko nda mau join durang ka Ven? Jom la." -Audrey.
"Namao." Rajuk Vena sambil berpeluk tubuh.
....
"Aud, mana si Ven? " Soal Amuley bila dia melihat cuma Audrey saja yang join tu party.
"Ohhh.. Tu putri merajuk, mau minta di pujuk. " Kata Audrey selamba.
Dilihatnya Benny sedang sibuk memanggang sayap ayam bersama Cein.
"Hey Aud, tadi sa dengar si Benny bercakap sama Cein pasal Vena." -Amuley
"Pasal apa? " -Audrey
"Benny, dia fall in love sama si Vena"-Amuley
"What? Are you seriously? " -Audrey dengan nada terkejut tetapi sedikit perlahan, takut kalau2 didengari oleh Benny.
"Yes, betul. Cein pun cakap tadi. Mau kasi tau Ven ka pasal ni?"-Amuley
"Hmm, nda payah lah. Biar Ben sendiri yang confess sama Vena.
Tapi, tadi kan si.. Vena pun cakap begitu oh" - Audrey"Whaaattt? Jadi? Dua2 nda bertepuk sebelah tangan laini? Omg Hahahahahahahahaha! Bagus la! " -Dua sahabat baik itu tertawa lagi.
"Bagus la, Ven pun single pringle.
Ngam la durang tu. Padan. Cantik sama handsome. " -Amuley"Ohhh mengumpat sa ka kamurang ni? " Tiba2 si Vena terpacul keluar entah dari mana, membaling ranting kayu pada kedua sahabatnya tetapi dielak oleh mereka.
"Iyaaa mengumpat Kau! " balas mereka berdua sambil tertawa.
"Kenapa ba kamu ni dari tadi lagi sa tungu, ketawa ja. Apa ba yg lucu sekali konon ni?" - Vena mengetap bibirnya kerana geram diperlakukan sedemikian oleh kedua sahabat baiknya.
"Ada la... Mana boleh kasi tau." - Bahu mereka berdua berlaga antara satu sama lain.
"Nanti ko tau juga tu." Usik mereka berdua lagi sambil tersenyum sumbing melihat Vena yang duduk tidak tenteram seperti cacing kepanasan.
Vena mencerlung tajam kearah sahabatnya berdua.
"Sudah la malas sa mau bercakap sama korang, " - Rajuk Vena, membuang jauh pandangan matanya dari mereka berdua ."Hey ladies ," Tersenyum si Benny sambil membawa dulang berisi sayap ayam panggang. Tanpa segan silu, dia mengambil tempat duduk bersebelahan dengan Vena dan melemparkan senyuman kepada gadis itu.
"May i? "
" Oh. Ya.. Ya.. Silakan" Kata Vena tertunduk malu.
"Thank you and here we go, " Diletakkan dulang itu di hadapan mereka.
Si Cein pula datang membawa wine, keluaran Jerman.
"Ok guys, let's celebrate this together." dia menuang wine ke dalam gelas mereka semua.
"Untuk Amuley yang akan berangkat ke Australia besok, semoga selamat sampai dan good luck! Cheers! ."
"cheers! "
YOU ARE READING
Aku Bukanlah Yang Pertama SE 1(COMPLETED)
Romantizm@Fuukye™: Fuukye@copyright protected ©2019 Vena Georgia, gadis comel dan periang itu mempunyai sejarah penyakit mental dan pernah dimasukan kedalam rumah sakit jiwa akibat tekanan dan hampir2 membunuh diri. Perkara itu terpaksa dirahsiakan oleh ke...