Aku Bukanlah Yang Pertama SE 1(COMPLETED)

your body is on fire,girl~part7

"Bangun Vena, kita sudah
sampai ni."  -Benny

"Ergh~ Huarrgh~!"
Sambil menanggalkan safety belt,Vena mengeliat manja.
Dipandangnya Ben sambil tersenyum

"Oh.. Cepatnya sampai.. Sorry tetidur sa" Kata Vena malu malu.

"Nda pa la. Biasalah tu"

"Uh.. Ben, malam ni ko ada dirumahkan? Ko ada pi mana2?"

"I think, i just chilling at home. Knapa?"

"Malam ni.. Makan malam dirumah Ven ya.. Ven masak"

"Uhm.. Betul ka?"

"Yes betul, tapi jangan lupa bawa..wine.."
Kata Vena lagi memberikan senyuman mengoda pada Benny sambil membuka pintu
dia keluar dari kereta itu.

"Oh okay... Tapi jam brapa dinner?"

"9."
Jawab Vena singkat lalu melambai tangan dan berjalan balik kerumahnya.

"Oh okay..."

"Hmm... what's up with her suddenly ya?" Kata Benny mengaru garu kepalanya yang tidak gatal.

At night~

Seperti mana yang dijanjikan tepat jam 9 malam, Benny sudah tercegat berdiri didepan pintu rumah Vena bersama wine yang dipesan oleh gadis itu petang tadi.

Knock.. Knock..
Dia mengetuk pintu.

Pintu dibuka perlahan...
Kelihatan susuk tubuh kecil tetapi
amat mengiurkan tercegat didepan pintu.

Sambil tersenyum mengoda,Vena
memperlawa Benny masuk
kedalam.
Dia yang mengenakan pakaian lutsinar malam itu, hampir saja menampakkan keseluruhan bentuk tubuhnya yang ramping.

Tonjolan payudara gadis itu
memukau matanya yang dari tadi tidak berkelip sedikitpun memandang aset itu.

Terpukau dengan apa yang dilihat didepan mata, membuatkan jantung jejaka tampan itu berdegup kencang.
Seperti dirinya ditarik magnet, dia masuk kedalam tanpa banyak soal.

Tangan Vena yang melingkari lengan Benny, menariknya kesuatu sudut.

Dia yang kebingungan kerana
Mereka telah melepasi bahagian dapur tetapi terus naik ke atas loteng.

"Ven, bukan sanakah arah dining room tu?" Ben memuncungkan bibirnya menunjukkan arah bawah,jalan kedapur si Vena.

Gadis comel itu tidak memberhentikan langkahnya
dan hanya tersenyum. Dia menolak pintu kamarnya dengan kaki.

Dipandangnya Benny sambil menganggukkan kepala serta menolak jejaka itu didinding
dengan lembut.

Pintu ditutupnya rapat.

"Ya i know.. "
Vena kembali kearah Benny lalu mengusap empunya pipi itu dengan lembut sambil menjengketkan kakinya, dia merangkul leher jejaka itu.

Benny yang tersentak dengan tindakan gadis itu hanya mendiamkan diri manakala jari jemarinya dengan kemas mengenggam botol wine agar tidak jatuh.

Usapan lembut jari gadis itu membuatkan darah mudanya bergolak kencang.

"Kenapa dengan si Vena ni? bisik Benny dalam hati.
Mahu saja dia meleraikan rangkulan itu, tapi dia tidak sanggup menyakiti hati gadis comel itu.

"Uhmm.. Vena.. A-apa semua ni?
a-are you okay?" Suara gugup Benny sambil dia memandang tepat ke anak mata Vena. Ditenungnya wajah gadis itu dalam dalam, seperti ada suatu kelainan diraut wajahnya.

Tingkahnya bukan seperti Vena sebelumnya. Gadis comel yang ada didepannya ketika ini sangat,,, sangat jelas mempunyai personaliti yang bukan sama sekali seperti Vena Georgia, gadis pemalu yang dikenalinya.