Wattpad Original
Ada 8 bab gratis lagi

Prolog

202K 9.2K 273
                                    




"Hal paling sulit yang kualami; dipaksa berpisah darimu. Di saat kutahu, kamu butuh aku."

ALBY MEMAKSA mendekati ruang perawatan royal suite salah satu rumah sakit terkenal di Singapore. Seperti hari-hari sebelumnya dua orang pria berpakaian safari berjaga di depan pintu, diperintahkan menghalau orang-orang iseng pencari berita, atau Alby sendiri.

"Selamat sore Pak Alby," sapa salah satu pria berpotongan rambut cepak.

"Sore, saya—"

"Maaf, Pak Alby. Dokter baru saja visit, katanya Non Nia butuh istirahat lebih banyak. Kalau tidak keberatan Pak Alby bisa berkunjung lain waktu."

Kedua tangan Alby otomatis terkepal. Dua bulan Kania dirawat di rumah sakit, tidak satu hari pun dia bisa melihat sendiri bagaimana keadaan Kania. Kania sudah sadar. Kania mau makan banyak. Kania mulai berlatih jalan. Semua hal tentang Kania cuma sekadar omongan.

"Lain waktu? Besok? Lusa? Seminggu? Dua minggu? Sebulan?" Alby berusaha menyembunyikan getar suaranya, tetapi gagal. Dia kekasih Kania, bukan penjahat. Kenapa dia diperlakukan seperti ini?

"Pak Alby, tolong, jangan persulit kami. Kami cuma menjalankan tugas dari Pak Ryan."

Alby mengetatkan rahang. Sebenarnya apa yang pria tua itu rencanakan? Kecelakan Kania bukan kesalahannya. Dia juga tidak mau Kania kecelakaan. Sialan!

"Tolong sampaikan ke Kania, saya datang hari ini." Alby menitipkan pesan, meski ragu akan sampai.

Dia maju selangkah menuju pintu, dan dua penjaga itu langsung bersikap waspada. Si lelaki berambut cepak ikut maju siap menghadang, sementara yang lain langsung bergeser dengan tangan terulur ke arah Alby.

"Saya nggak bakal coba menerobos lagi, santai saja," kata Alby dengan senyum getir tertahan. Dengan lambat, Alby mengulurkan satu tangan ke pintu. Seolah bisa merasakan kehadiran Kania. Seolah Kania memang benar-benar di dalam sana. Sudah lama Alby memikirkan bahwa kamar ini palsu, karena sangat tidak mungkin perempuan itu diam saja mendengar banyak kegaduhan ciptaannya. Mendengar suaranya ....

Kedua pria itu bertahan di tempat masing-masing, menunduk, memberi waktu bagi Alby melakukan kemauannya.

Perlahan, tangan Alby bergeser lambat ke kanan dan ke kiri.

Aku menepati janji untuk selalu di samping kamu, Nia. Kamu tahu kan aku ada di sini?

Alby menarik napas panjang sebelum akhirnya mundur dari pintu, lalu benar-benar meninggalkan rumah sakit.

Perfect LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang