ANDUKA JADI SINGLE PARENTS

60 5 0
                                    

Ini terjadi karena keteledoran mulut mungilku ini. Ketika dua orang sahabatku mulai menyepi menyendiri bagai hidup tak berarti, aku melontarkan kata-kata yang dengan refleksnya kumuntahkan.

“Gengs inget gak sama parodinya ‘jangan sentuh aku, jangan sentuh aku..uu..uu’,” aku memperagakan dengan ekspresi sedih yang mendalam. Membayangkan gimana sedihkan lihat gebetan jalan berdua dengan wanita lain, itu nyeseknya sampai ke ulu hati huuu...huuu...

Sebutlah dua sahabat sejoliku itu Moyang dan Lenok. Tak ada jawaban satupun dari mereka, yang ada hanya raut wajah habis menjual gorengan. Kebayangkan gimana kakunya kanebo kering.

Krik.

“Hahahaa...kalau itu mah aku juga tahu,” Moyang tertawa setelah sekian lama aku menunggu engkau disini howoooo...wowo (OST. Roma Irama)

“Oh itu... aduh lupa, aku tahu tuh tapi yang mana ya hadeuh,” Sambung Lenok menjawab dengan sedikit mengingat.

“heuhh yang cowonya tuh lucu, kalau nggak salah berarti benar rambutnya tuh kaya rambut sasuke.”

“Oh hahaha yang digampar itu bukan? Yang tiba-tiba dia teh nggak tau apa-apa langsung digampar sama cewenya teh. Yang itu bukan?” Lenok menjelaskan dengan rumus pythagoras + deret aritmatika dan geometri.

Kita bertiga tak bisa menahan tawa tentang apa yang dijelaskannya tadi.

“Ish gregetan! Ayo dong namanya siapa, aku lupa heuh. Dan orangnya tuh yang selalu dibully banyak netijen,” aku mulai penasaran dengan cowo misteri yang ada dalam video parodi tersebut.

“Yang jelek-jelek bukan si?” dengan polosnya Lenok berkata.

“Stt nggak bolek gitu, Yang liat dia mah gitu sama orang teh,” sengaja aku mengadu pada Moyang, karena Moyang selalu menjadi penengah antara aku dan Lenok.

Kata-kata yang cukup Familiar yang selalu dikatakan Moyang adalah
“udah cukup! Kalian ngga salah aku yang salah.” Dengan ekspresi muka yang sulit dijelaskan saking prihatinnya. Ibarat pisang goreng.

Ish ko jadi pisang goreng sih_-

“Lenok kamu mah gitu ke orang teh,” kini Moyang mulai membuka mulutnya.

“Hhe iya atu maaf nyonya-nyonya, eh ituteh bukannya vokalis band yah yang wajahnya teh pas-passan.”

“Stt ah jadi ngegibah ini teh,” bantah aku saat Lenok mulai asik dengan karangannya.

“Ih Yang emang ngegibah artis juga ngga boleh gitu?” dengan polosnya dia berbicara.

“Ya iyalah ngga boleh!” Moyang menjawab.

“Huh dasar Lenok,” sambungku.

“Udah ah jangan melebar kaya orang lagi lahiran aja. Siapa atuh Queen lupa namanya.”

...(ceritanya lagi pada fokus mikir)...

“BABANG TAMPANS!” Lenok semangat mengikrarkan babang tampans.

“Nah iya benar babang tampans namanya,” Moyang pun semangat. Curiga ketularan Lenok nih, wkwk.

“hmm pantesan aku sering baca yang namanya Babang Tampans tuh di sosial media, padahal dia toh penyebabnya. Eh padahal mah dia teh ngga tampans da. Tapi itu mah dulu, sekarang mah lumayanlah.”

“Ih sama aja oge,” Lenok tidak terima
‘demi tu~ha~n!!’ dan wajahnya berubah menjadi owl.

“Iya tau kasian ih mukanya suka dibuat parodi kartun. Emang netijen mah pada kejam,” Moyang terus berbicara sampai-sampai kodok keluar dari dalam mulutnya.

“Hahaha yang lebih parah lagi waktu parodi passion show, awalnya  penonton pada tepuk tangan eh pas babang tampans keluar langsung huleng tarik coba semuanya. Terus babang tampansnya sedih deh dan nggak lama kemudian ditampar lagi padahal dia tuh ngga tau apa-apa. Kasian amat nasibnya,” Jelasku panjang lebar jauh sejauh mata memandang.

“Ya Allah kasiannya,” simpatik Moyang keluar

“Eh bukannya dia pernah masuk penjara yah gara-gara narkoba,” lagi-lagi Lenok memancing emosi emosiku dan Moyang yang kelihatan mulai kesal dengan tingkah laku Lenok.

***

Namanya Anduka. Anduka orang yang tak bersalah dan tak tahu apa-apa namun banyak netijen yang selalu mengomentarinya. Termasuk kita bertiga tadi wkwk.

“Eh Armada, siapa tuh nama yang tadi Babang Tampans tuh, Arinda?” saat ditengah kesibukan rapat organisasi yang cukup menguras energi dan hati yang terlalu lama menunggu ucapan tanpa kepastian, aku mulai memecahkan situasi mainstrem tersebut.

“Anduka!” sentak Lenok.

“Nah iya Anduka hha.”

“Ish apaan sih Anduka, kamu tuh yang mirip Andika.”

“Kamu berarti Single parentsnya yah hahhah,” tawapun meledak seketika. Bagai ditinggal pas lagi sayang-sayangnya.

Masih menjadi misteri, setiap kali megingat dan menyebutkan kalimat single parents bawaannya tertawa  sampai terbang tinngi ke planet ke-7.
#ish apasih gaje.

Tak terasa waktu pun bermutar dengan cepat. Dan waktu pulangpun telah hore!hore!

“Sepatu Queen dimana?” tiba-tiba sepatuku hilang ditelan bumi.

“Coba inget-inget dulu, tadi kamu simpan dimana,” Moyang tak kalah bijak.

“Mungkin dia lelah,” sambar Lenok, seperti sambarannya ular naga panjang bukan kepalang.

“Yah gimana dong? Eh Ceu itu sepatuku bukan?” Tampak Ceuci yang sedang membawa sepatu dan wajahnya menjelaskan bagai anak mencari ibunya. Dan kuyakin, itu adalah sepatuku. Sepatu pemberian Mantan! Ups wkwk.

“Tu ketemu,” ucap Lenok sambil memonyongkan mulutnya.

“Iya nih tadi kebawa sama Ceuci.”

“Euh gimana sih!’

Sepatuku tak bisa kupakai sendiri karena tanganku bengkak habis hajar mantan! Tuhkan keceplosan lagi ;v

“Sini aku bantu,” Moyang dengan ikhlas membungkuk lalu membantu memasangkan sepatu.
Memang sahabat yang baik.
Dilain sisi, Lenok sibuk dengan cerminnya.

“Yang kita ngumpet yu.”

“Ayo!” Jawan Moyang semangat 45.

Kita berdua berlari dari satu termpat ketempat lain. Dengan membawa sepatu sebelahnya yang belum sempat aku pakai dan lagi aku sibukkan dengan jinjingan kehidupan yang kubawa.
Saking cepatnya kita lari, aku dan Moyang hampir punah.

“Yang ngumpet sini!” dengan nafas terengah-engah yang tak bisa ku bendung.
‘disini’ maksudnya itu disamping tempat sampah.
Dan dengan santainya, Moyang malah melongo lalu mulai menaiki anak tangga dan pergi ke atas.
Lenok mulai meencari dan berlari dari kenyataan. Akhirnya Lenok menemukanku disamping tempat sampah Mantan tadi.

“Euh ternyata disini kau ya,” ucapnya dibarengi dengan jambakan manja yang hinggap dikepalaku. Hingga dengan tak refleksnya aku lontarkan kalimat sakral pada Lenok.

‘Andukaaa!!! Dasar Andika single parents!’

Dan akhir dari penantian panjangku ini, Anduka(Lenok) kini berubah menjadi Ratu Kodok.

End...

Ini kisahku tentang 2 sejoliku. Kejadian ini baru saja terjadi karena ‘babang tampans’ alias Lenok kini berhasil mendapan gelar ANDuKA ‘neneng cantiks’.

Sekian terima kasih...
Oh iya satu lagi, jangan lupa ya.
JANGAN LUPA BAHAGIA (

Dok, Kamis 31 Januari 2019

AS3 💙TWNTI.
#coretan_senja

BUKAN SENJA BIASA [ SELF REMINDER ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang